Ragam
APJIII: Penetrasi Internet Capai 79,5 Persen, Generasi Milenial jadi Pengakses Terbanyak
JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei yang dilakukan terkait dengan penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2024 telah mencapai tingkat yang signifikan, yaitu sebesar 79,5% dari total populasi nasional.
Survei APJII mengungkapkan bahwa generasi milenial, yang merupakan kelompok orang yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, menunjukkan tingkat penetrasi internet tertinggi dibanding kelompok usia lainnya.
Pada tahun 2024, generasi ini mencatatkan angka penetrasi internet sebesar 93,17%, menegaskan bahwa mereka menjadi pengguna internet yang paling aktif di Indonesia.
Baca Juga:
- Selama 1 Dekade, China Kuasai Industri Kendaraan Listrik Global
- Kini di Jerman hanya 4 Hari Kerja, ini Perusahaan yang jadi Inisiatornya
- Patut Dicontoh, Aurel dan Krisdayanti tunjukan Beda Dukungan pada Pilpres tetap Kompak
Posisi kedua dalam tingkat penetrasi internet dipegang oleh generasi Z atau mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dengan usia berkisar antara 12 hingga 27 tahun.
Generasi ini menunjukkan tingkat penetrasi sebesar 87,02%, menandakan bahwa mereka juga sangat aktif dalam memanfaatkan internet untuk berbagai keperluan.
Sementara itu, generasi X atau kelahiran 1965-1980 (usia 44-59 tahun) menempati posisi ketiga dengan penetrasi internet sebesar 83,69%.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun generasi ini tidak seaktif generasi milenial dan Z, mereka tetap memiliki tingkat penggunaan internet yang signifikan.
Di sisi lain, generasi baby boomers (kelahiran 1946-1964) memiliki penetrasi internet sebesar 60,52%, sementara post-gen Z (kelahiran setelah 2013) mencatatkan angka 48,1%.
Baca Juga:
- OJK Dorong Peningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Sumsel dengan Skema Baru Pembiayaan bagi Perkebunan Rakyat
- Hoaks: Daftar Tarif Biaya Tol Indralaya-Prabumulih, Cek Faktanya
- Riset SETARA Institute: Palembang Masuk 10 Kota dengan Toleransi Terendah
Meskipun kedua kelompok ini tidak mencapai tingkat penetrasi yang sebesar generasi sebelumnya, namun tetap menunjukkan adopsi yang cukup signifikan dalam penggunaan internet.
Dalam kelompok usia yang lebih tua, seperti generasi pre-boomer (kelahiran sebelum 1945), terlihat bahwa penetrasi internet menjadi lebih rendah, hanya mencapai 32%. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor usia dan keterbatasan akses teknologi pada kelompok ini.
Survei ini melibatkan 8.720 responden yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi Indonesia. Wawancara tatap muka dan metode multistage random sampling digunakan dalam survei ini, dengan margin of error sekitar 1,1% dan relative standard error 0,43%.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 06 Feb 2024