Aplikasi "DeafLearn" Khusus Tuna Rungu karya UKDW

YOGYA,  Wongkito.co - Mahasiswa Program Studi (Prodi) jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) merancang sistim aplikasi untuk orang berkebutuhan khusus Tuna Rungu.

Aplikasi yang bernama DeafLearn merupakan aplikasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan komunitas Dunia Tak Lagi Sunyi (DTLS), akan pendidikan digital yang berbasis gamer untuk pembelajaran literasi anak tuna rungu. Minggu, 9 juli 2023.

Rancangan aplikasi DeafLearn merupakan inovasi dari Kelvin Lie, Josephine Vania Soerjanto, Putu Jeevallucas Jnanamaitriya Surya Gautama, dan Vivian. Dengan bimbingan dari Jong Jek Siang, dosen sekaligus Ketua Prodi Sistem Informasi UKDW, tim ini berhasil mendapatkan hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skema Pengabdian Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek).

Baca juga

• Kaltim Fest Berlangsung dari 7-15 Juli 2023
• Museum Ambarawa Jejak Sejarah Kereta Api Indonesia
• Geser Elon Musk, Bernard Arnault Jadi Orang Terkaya Dunia

Progress Map

Kelvin Lie menjelaskan DeafLearn memungkinkan komunitas DTLS untuk memantau perkembangan anak secara objektif dan subjektif melalui data yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Aplikasi ini juga memberikan kepastian tentang kemajuan anak, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan terkait pendidikan dan mengurangi kekhawatiran tentang potensi kehilangan atau kerusakan materi pembelajaran.

“DeafLearn adalah solusi yang dirancang khusus. Dengan fitur-fitur seperti pencocokan gambar dan teks, kuis, dan pelacakan kemajuan, DeafLearn memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik dan efektif. Aplikasi ini juga memperkenalkan cara menulis dengan tangan, yang membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan kemampuan menulis dengan tangan,” terang Kelvin Lie, dalam rilisnya.

Lebih lanjut, Kelvin Lie memaparkan DeafLearn memiliki fitur-fitur yang dirancang khusus untuk kebutuhan pembelajaran anak tunarungu. Visual dan gambar menarik disesuaikan dengan bacaan atau tulisan, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Terdapat juga level pada setiap kategori pembelajaran membaca dan menulis, yang dapat dipilih sesuai dengan tingkatan pembelajaran anak. 

Baca juga

• Sukses Gelar Turnamen Sepak Bola  Antar OPD, Herman Deru Langsung  Buka Turnamen U20 Piala Gubernur Sumsel Tahun 2023
• Taman Kambang Iwak tetap jadi Primadona Isi Liburan dengan Berbiaya Murah
• Resep Dadar Jagung Rumahan ala Rudy Choirudin

Melalui progressmap, orang tua dan pengajar dapat melihat sejauh mana tingkat pembelajaran anak dan mengatur jadwal pembelajaran secara rutin.

“Manfaat DeafLearn tidak hanya akan dirasakan oleh guru, tetapi juga oleh orang tua dan anak tunarungu itu sendiri. Aplikasi ini akan memudahkan guru dalam mengajar anak membaca dan menulis, sambil memberikan kebebasan bagi anak untuk belajar di rumah. DeafLearn dapat diakses dengan mudah oleh orang tua dan anak tunarungu, serta memberikan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya aplikasi ini, Komunitas DTLS dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan perkembangan literasi anak-anak tunarungu,” jelasnya. (*)