Ragam
Begini 5 Cara Memilih Instrumen Investasi Sesuai Tujuan
JAKARTA, – Investasi bisa membantu kalian mencapai tujuan keuangan, dan semakin baik keputusan investasi yang kalian buat, semakin besar peluang untuk berhasil.
Apakah kalian sering bingung harus mulai dari mana dan memilih aset investasi yang tepat? Setiap orang memiliki tujuan investasi dan profil risiko yang berbeda, sehingga jarang ada satu jenis instrumen investasi yang cocok untuk semua orang.
Contohnya, investasi seperti saham, obligasi, surat utang, hingga deposito memiliki tingkat risiko yang berbeda, tergantung pada seberapa besar fluktuasinya.
BACA JUGA:
- Ketika Mural Penuh Warna Hiasi Ruang Publik Palembang
- Promo Minggu Spesial! The Zuri Hotel Palembang Tawarkan Superior Room Mulai Rp550.000
- Bisa Dicoba, Berikut 6 Strategi Menabung ala Gen Z
Profil risiko inilah yang menentukan sejauh mana seorang investor mampu menerima perubahan nilai investasinya, sekaligus membantu dalam memilih instrumen yang sesuai. Lantas, bagaimana caranya untuk memilih instrument investasi yang tepat?
Cara Memilih Instrumen Investasi Sesuai Tujuan
Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara memilih instrument investasi yang sesuai dengan tujuan:
1. Pahami Profil Risiko yang Dimiliki
Tahap pertama menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko adalah mengenali jenis profil risiko yang dimiliki. Hal ini penting agar tujuan keuangan dapat tercapai sesuai dengan kemampuan menghadapi risiko.
Setiap individu memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap risiko. Beberapa orang tetap tenang meski nilai investasinya berfluktuasi drastis, sementara yang lain lebih memilih kestabilan meski hasilnya lebih rendah.
Prinsip smart investing menekankan tidak ada instrumen yang paling baik untuk semua orang, yang penting adalah memilih instrumen yang cocok dengan profil risiko masing-masing.
2. Tentukan Tujuan Finansial
Pastikan tujuan keuangan sudah jelas, misalnya menyiapkan dana pendidikan anak dalam 10 tahun, pensiun pada usia 55 tahun, atau membeli rumah dalam 5 tahun ke depan. Tujuan ini akan menjadi panduan dalam memilih instrumen investasi yang tepat.
Untuk kebutuhan jangka pendek, instrumen dengan risiko rendah seperti deposito atau reksa dana pasar uang lebih sesuai.
Sedangkan untuk tujuan jangka panjang, instrumen dengan potensi return lebih tinggi, seperti saham atau reksa dana saham, bisa dipertimbangkan. Selalu pahami risiko dari setiap investasi yang dijalani.
3. Tentukan Jangka Waktu Investasi
Jangka waktu investasi berbeda-beda, mulai dari pendek hingga panjang. Penentuan jangka waktu ini disesuaikan dengan tujuan, profil risiko, ketersediaan waktu dan dana, serta kebutuhan masing-masing investor.
Secara prinsip, jika performa investasi menunjukkan hasil yang baik, sebaiknya jangka waktu investasi diperpanjang agar potensi keuntungan maksimal.
- Reksa Dana: Jangka waktu investasi reksa dana beragam, mulai dari 1 hingga lebih dari 5 tahun:
Kurang dari 1 tahun: bisa memilih reksa dana pasar uang
1–3 tahun: lebih cocok reksa dana pendapatan tetap
3–5 tahun: reksa dana campuran bisa menjadi pilihan
Lebih dari 5 tahun: sebaiknya memilih reksa dana saham
- Obligasi: Tersedia mulai 1 hingga 30 tahun. Semakin panjang jangka waktunya, biasanya tingkat bunga yang ditawarkan juga semakin tinggi.
- Rekening Valas: Jangka waktunya beragam, bisa pendek untuk memanfaatkan selisih kurs, atau panjang untuk tujuan masa depan.
- Deposito: Jangka waktunya bervariasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan investor.
4. Diversifikasi Portofolio
Di dunia yang penuh ketidakpastian, menaruh seluruh investasi pada satu instrumen bisa berisiko. Dengan menyebarkan dana ke berbagai perusahaan, jenis aset, dan wilayah geografis, ketergantungan pada satu investasi dapat dikurangi.
Jadi, jika sebagian investasi mengalami kerugian, investasi lainnya mungkin tetap menguntungkan.
Lakukan diversifikasi portofolio atau menyebarkan aset ke berbagai instrumen investasi untuk meminimalkan risiko.
Caranya dengan mengombinasikan instrumen berisiko rendah dan tinggi agar tercapai keseimbangan, misalnya dengan memadukan saham dan obligasi atau reksa dana.
Dengan melakukan diversifikasi, portofolio menjadi lebih stabil dan mampu bertahan menghadapi perubahan kondisi ekonomi.
5. Perhatikan Likuiditas dan Fleksibilitas
Investasi sebaiknya tidak dianggap sebagai solusi jangka pendek atas suatu masalah. Tidak semua investasi bisa dicairkan dengan cepat saat dibutuhkan. Prinsip investasi smart investingpentingnya menyesuaikan likuiditas instrumen dengan tujuan keuangan.
Untuk kebutuhan mendesak, seperti dana darurat, pilih instrumen yang mudah dicairkan, misalnya tabungan atau reksa dana pasar uang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 14 Sep 2025