Ragam
Begini Perjalanan Bisnis Indomie: Dari Mi Instan Rumahan sampai Jadi Ikon Konglomerasi
JAKARTA - Kalau kamu orang Indonesia, rasanya hampir mustahil belum pernah dengar — atau bahkan belum pernah makan — Indomie. Mi instan legendaris ini bukan cuma makanan penyelamat akhir bulan, tapi juga udah jadi bagian dari budaya pop Tanah Air.
Yuk, kita kupas tuntas kisah panjang dan inspiratif dari mi instan sejuta umat ini. Dari awal yang sederhana, sampai akhirnya jadi produk global yang bikin Indonesia bangga.
Tulisan ini mengajak kamu menyusuri sejarah Indomie, bagaimana ia berkembang, dan siapa tokoh-tokoh di balik suksesnya. Bonusnya, kita juga bakal ngobrolin soal Indofood, raksasa makanan yang lahir dari kesuksesan si mi instan ini.
Baca juga:
- 5 Rekomendasi Film Bioskop di Akhir Pekan Ini
- Kawal Penyaluran Beras SPHP dengan Aturan Ketat
- Edukasi Sehat dan Aksi Hijau di Lingkar Tambang: Cerita Hari Ketiga Sanitary Camp
Awal Mula Indomie: Dari Ide Kecil Jadi Produk Rumahan
Perjalanan Indomie dimulai pada tahun 1970, saat PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. pertama kali meluncurkan produk mi instan dengan merek Indomie. Waktu itu, mi instan bukanlah makanan populer. Konsepnya pun masih asing di kalangan masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan nasi.
Namun, Sanmaru punya ide jitu: menciptakan mi instan yang rasa dan bentuknya cocok dengan lidah lokal. Di tahun 1972, mereka meluncurkan varian yang akan jadi tonggak sejarah: Indomie Rasa Kaldu Ayam. Inilah awal mula perjalanan panjang si mi legendaris.
Produksi masih terbatas, distribusi belum merata, dan belum ada teknologi mumpuni. Tapi Indomie berhasil mencuri perhatian, terutama karena praktis dan harga yang terjangkau.
Pesaing Datang, Merger Dimulai
Indomie enggak sendirian. Di tahun 1982, muncul pemain baru bernama PT Sarimi Asli Jaya, dengan produk unggulan bernama Sarimi. Persaingan di pasar mi instan makin ketat.
Di sinilah tokoh penting muncul: Sudono Salim, atau lebih dikenal sebagai Liem Sioe Liong. Pengusaha besar keturunan Tionghoa ini adalah pendiri Grup Salim, yang saat itu sudah memiliki berbagai usaha mulai dari perbankan (Bank Central Asia), agribisnis (Bogasari), hingga logistik dan perdagangan.
Melihat potensi bisnis mi instan yang besar, Grup Salim memutuskan untuk masuk ke industri ini secara serius. Pada tahun 1984, PT Sanmaru Food dan PT Sarimi Asli Jaya resmi merger. Dari sinilah lahir perusahaan baru yang kelak akan jadi raksasa makanan: PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indofood Lahir: Awal dari Gurita Bisnis Makanan Nasional
Setelah merger, langkah Indofood semakin mantap. Produksi diperluas, lini produk dikembangkan, dan distribusi diperkuat. Mi instan bukan lagi hanya Indomie rasa kaldu ayam. Muncul varian seperti Soto Mie, Mi Goreng, dan rasa-rasa lokal yang makin mendekatkan produk ini ke hati masyarakat.
Indofood juga berinovasi dengan memperkenalkan Indomie Mi Goreng di tahun 1983—satu tahun sebelum merger final. Ini adalah game-changer yang mengubah cara orang Indonesia memandang mi instan. Versi goreng ini tidak hanya unik tapi juga nagih. Sampai hari ini, Indomie Mi Goreng adalah salah satu varian paling laris, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.
Ekspansi Gila-Gilaan: Dari Pabrik Lokal ke Pasar Global
Kesuksesan Indomie di dalam negeri bikin Indofood ngiler buat ekspansi ke pasar global. Dan benar saja, langkah itu terbukti cerdas.
Indomie mulai diekspor ke Timur Tengah dan Afrika pada akhir 1980-an. Responsnya luar biasa. Di negara seperti Nigeria, produk ini meledak! Bahkan pada 1995, Indofood mendirikan pabrik di Nigeria lewat perusahaan bernama DUFIL Prima Foods. Di negara itu, Indomie bukan cuma makanan ringan, tapi sudah jadi staple food, alias makanan pokok alternatif.
Indomie juga sukses masuk ke negara-negara lain seperti Arab Saudi, Mesir, Kenya, dan Sudan. Bahkan, kini produk Indomie bisa ditemukan di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Gokil, kan?
Strategi Branding yang Out of The Box
Salah satu faktor penting kesuksesan Indomie adalah strategi pemasaran yang kreatif. Mulai dari iklan TV legendaris, slogan “Indomie Seleraku,” sampai kolaborasi bareng musisi dan influencer kekinian. Semua ini bikin Indomie tetap relevan di kalangan anak muda, bahkan hingga generasi Z.
Selain itu, Indomie juga jadi pop culture di banyak negara. Di Amerika Serikat, misalnya, banyak Youtuber bikin konten “Spicy Noodle Challenge” pakai Indomie. Di Nigeria, anak-anak sekolah punya lagu khusus tentang Indomie!
Grup Salim: Konglomerasi di Balik Kesuksesan
Sekarang kita masuk ke cerita besar di balik layar: siapa sih yang punya Indofood?
Jawabannya adalah Grup Salim. Lewat Indofood, grup bisnis ini mengontrol industri makanan dari hulu ke hilir. Mulai dari penggilingan gandum (Bogasari), pengolahan minyak goreng (Salim Ivomas Pratama), hingga distribusi (Indomarco).
Grup Salim adalah salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, dengan portofolio yang luas: agribisnis, makanan, retail, bahkan infrastruktur. Dalam bisnis mi instan, mereka menguasai lebih dari 70% pasar nasional. Indomie adalah ujung tombak, tapi mereka juga punya brand seperti Supermi, Sarimi, dan Pop Mie.
Tantangan dan Adaptasi di Era Modern
Meski sudah jadi raksasa, bukan berarti perjalanan Indomie bebas tantangan. Di era modern, gaya hidup sehat mulai meningkat, dan orang-orang jadi lebih selektif memilih makanan.
Untuk merespons ini, Indofood melakukan berbagai adaptasi, seperti:
- Meluncurkan Indomie Gluten Free,
- Mengembangkan varian rasa vegetarian,
- Meningkatkan transparansi informasi gizi,
- Memperluas lini makanan sehat dan produk organik.
Selain itu, Indofood juga aktif di media sosial dan digital marketing. Mereka tahu banget bahwa untuk tetap relevan, brand harus bisa ngobrol dalam bahasa audiensnya.
Indomie Hari Ini: Bukan Sekadar Mi Instan
Hari ini, Indomie bukan cuma mi instan. Ia adalah simbol dari kreativitas dan ketahanan bisnis lokal yang mampu menembus pasar global. Produk ini juga menjadi kebanggaan nasional, bahkan disebut-sebut sebagai duta makanan Indonesia.
Kamu bisa nemuin Indomie di warung pinggir jalan, minimarket, sampai supermarket mewah. Dari anak kos, sopir truk, artis, sampai pejabat—semua makan Indomie. Bahkan, di luar negeri, ada restoran yang khusus menyajikan menu berbasis Indomie.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 19 Jul 2025