Ragam
Begini Tren Investasi Belanda ke RI 5 Tahun Terakhir
JAKARTA - Pemerintah Belanda menyiapkan investasi sebesar US$300 juta atau setara dengan Rp4,89 triliun untuk mendukung sejumlah program prioritas presiden Prabowo, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan penyediaan rumah terjangkau.
Informasi ini disampaikan dalam pertemuan antara Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie.
“Jadi, itu besar sekali. Bukan hanya karena hubungan yang baik, tapi secara ekonomi sangat signifikan,” jelas Anin, dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, dikutip Selasa, 10 Juni 2025.
Dalam audiensi tersebut, Gerritsen menyampaikan bahwa investasi ini merupakan bagian dari komitmen Belanda untuk mendukung pembangunan Indonesia secara berkelanjutan. Pendanaan akan disalurkan melalui Invest International, lembaga pembiayaan milik pemerintah Belanda yang fokus pada proyek-proyek bisnis jangka panjang dan berkelanjutan.
"Targetnya bagaimana bisa menemukan mitra bukan saja hanya mitra dagang, tapi mitra investasi. Mereka juga punya namanya invest international. US$300 juta yang ingin difokuskan kepada Indonesia untuk memulai suatu bisnis-bisnis yang bisa jangka panjang. Jadi, kelihatannya sangat konkret dari pemerintahnya," tambah Anin.
Baca juga:
- Realisasi Pendapatan Sumsel Tahun 2024 sebesar Rp10,96 Triliun
- Warga Lahan Gambut Lebung Hitam Tolak Upaya Penerbitan HGU Perusahaan Sawit
- Koalisi Cek Fakta, Datangi Dewan Pers untuk Bahas Perlindungan Pemeriksa Fakta
Sebagai bagian dari kerja sama yang terus berkembang, pada 16 Juni 2025 mendatang, sebanyak 120 perusahaan asal Belanda dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia dalam rangka misi dagang dan investasi.
"Misinya itu sangat serius. Mereka tidak hanya berfokus di Jakarta, 120 perusahaan ini akan dibagi-bagi, nanti ada yang ke Medan, Semarang, dan Makassar, tergantung dari topiknya," jelas Anin.
Diskusi delegasi akan difokuskan pada tiga sektor utama, yaitu ketahanan pangan, kemaritiman, dan pengelolaan air. Para pelaku usaha akan disebar ke sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Medan, Semarang, dan Makassar.
Belanda sendiri dikenal sebagai investor terbesar dari Uni Eropa di Indonesia, dengan kontribusi mencapai 46% dari total investasi Eropa. Di luar sektor ekonomi, kerja sama kedua negara juga mencakup bidang sosial, khususnya terkait tenaga kerja migran seperti pelaut dan tenaga kesehatan.
Dubes Marc Gerritsen menegaskan bahwa hubungan antara Belanda dan Indonesia, khususnya melalui Kadin, sangat strategis. Ia pun berkomitmen untuk terus menjembatani kerja sama antarpelaku usaha kedua negara dalam rangka mendukung agenda pembangunan nasional Indonesia.
Investasi Belanda di Indonesia
Berdasarkan data BPS, hingga periode Januari hingga September 2024, investasi Belanda mencapai US$1,13 miliar dengan total 3.135 proyek. Angka ini mencerminkan antusiasme investor Belanda dalam mendanai berbagai sektor strategis di Indonesia, yang menjadikan Belanda sebagai mitra penting dalam pembangunan nasional.
Menurut Kadin, Belanda merupakan investor terbesar dari kawasan Uni Eropa di Indonesia, dengan kontribusi sekitar 46 persen dari total investasi Eropa. Hal ini mempertegas peran signifikan Belanda tidak hanya dari sisi nilai investasi, tetapi juga dalam cakupan dan persebaran proyek yang dibiayainya di berbagai wilayah di Indonesia.
Fokus investasi Belanda tidak hanya terbatas pada sektor sosial, tetapi juga mencakup bidang prioritas seperti teknologi, pertanian, dan infrastruktur. Realisasi investasi Belanda pada kuartal II 2024 mencapai 482,4 juta dolar AS, menjadikan Belanda sebagai negara investor asing terbesar kedelapan di Indonesia.
Investasi Belanda 5 Tahun Terakhir
Selama lima tahun terakhir, tren investasi Belanda di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik, dengan kecenderungan peningkatan signifikan pasca-pandemi COVID-19. Pada tahun 2018, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dari Belanda tercatat sebesar US$333,2 juta.
Ini menandai posisi yang stabil sebagai salah satu investor utama dari kawasan Eropa. Tren ini berlanjut pada 2019, dengan nilai investasi meningkat menjadi US$482,4 juta, yang menunjukkan sentimen positif terhadap iklim investasi di Indonesia.
Namun, pada tahun 2020, terjadi penurunan tajam menjadi US$320,3 juta, dipengaruhi oleh pandemi global COVID-19 yang memperlambat realisasi proyek dan mobilitas investor. Meski begitu, Belanda tetap mempertahankan komitmen investasinya melalui sektor-sektor strategis seperti manufaktur, logistik, dan energi.
Tahun 2021 menjadi titik balik, saat investasi dari Belanda melonjak dua kali lipat menjadi US$841,2 juta. Lonjakan ini mencerminkan pemulihan ekonomi global serta adaptasi cepat dari para investor terhadap kondisi baru. Pemerintah Indonesia yang aktif membuka peluang investasi pasca-pandemi turut mendorong arus modal asing, termasuk dari Belanda.
Puncaknya terjadi pada tahun 2022, di mana realisasi investasi Belanda melonjak tajam menjadi US$1,98 miliar. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam periode lima tahun tersebut.
Ini menjadikan Belanda sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia pada tahun itu. Sektor-sektor unggulan yang menjadi fokus investasi mencakup industri pengolahan, energi terbarukan, infrastruktur pelabuhan, serta industri makanan dan minuman.
Secara keseluruhan, tren lima tahun terakhir menunjukkan bahwa Belanda tidak hanya konsisten dalam menjalin hubungan ekonomi bilateral, tetapi juga berani melakukan ekspansi besar pada saat momen pemulihan ekonomi.
Hal ini mengukuhkan posisi Belanda sebagai mitra strategis Indonesia di kawasan Eropa, dengan kontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan industri dan penciptaan lapangan kerja.
Tahun | Investasi Belanda (ribu US$) |
---|---|
2018 | 333.209,4 |
2019 | 482.365,8 |
2020 | 320.269,2 |
2021 | 841.237,2 |
2022 | 1.977.081,6 |
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 10 Jun 2025