BucuKito
Beras Murah, Sepeda Tua, dan Rasa Syukur di Pasar Murah Sako Palembang
DI bawah terik matahari yang mulai menyengat sejak pukul 08.00 WIB, Kamis (16/10/2025) ratusan warga yang mayoritas perempuan memadati lokasi pasar murah di halaman Kantor Kecamatan Sako, Palembang.
Di pojok tenda, tampak sebuah sepeda tua bersandar. Pemiliknya, Susanto (69), masih berdiri di antrean panjang stan beras kemasan. Tangannya menggenggam erat uang dan kupon diskon Rp10 ribu dari Bank Sumsel Babel. Tidak ada kantong belanja besar di tangannya, hanya satu tali yang akan digunakan untuk membawa pulang karung beras kemasan isi 5 kilogram menggunakan sepedanya.
Lelaki tua yang datang sendirian dengan sepeda itu menarik perhatian. Berbeda dengan warga lain yang datang bersama keluarga atau tetangga, Susanto datang sendiri. Berbeda pula dengan yang lain yang membeli beragam barang, Susanto hanya membeli beras.
"Saya tahunya dari informasi warga dan teman adanya pasar murah ini," kata dia. Lelaki lanjut usia itu, tampak lelah setelah bersepeda dari rumahnya. "Saya hanya membeli beras karena terbatas uangnya," ujarnya jujur.
Baca Juga:
- Excelton Palembang Resmi Buka CHATAY, Sensasi Chinese Thai Food yang Bikin Nagih!
- Balai Karantina Palembang Gelar Vaksinasi Gratis, Simak Ciri Hewan Terjangkit Rabies
- LQ45 Hari Ini Ditutup Naik ke 780,01 Poin, KLBF Paling Cuan
Ia mengaku sangat terbantu dengan kehadiran pasar murah. Di tengah keterbatasan ekonomi yang dialaminya, program ini menjadi anugerah kecil.
Matahari sudah tinggi, keringat membasahi punggungnya, tetapi di wajahnya tergambar rasa syukur. Ketika di tanya harapannya, Susanto menjawab Ia ingin pasar murah ini sering diadakan karena sangat membantu.
Setelah mendapatkan beras, Susanto segera meninggalkan pasar. Sepeda tuanya ia kayuh pelan, karung beras kemasan 5 kilogram ia ikat di belakang.
Hadirkan Distributor
Suara pedagang yang menjajakan barang bercampur dengan suara ramai pembeli yang menanyakan harga. Bahan-bahan pokok berjejer di sepanjang tenda, seperti beras, gula, tepung terigu, telur dan beragam bahan pangan.
Bahkan penyelenggara juga mendatangkan distributor daging kerbau langsung ke lokasi, daging tersebut dijual Rp90 ribu per kilogram.
Di tengah keramaian itu, Elsa Noviani (55), Kepala Bidang Stabilisasi Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Palembang, memantau berjalannya operasional pasar murah. Ia menjelaskan pasar murah Kecamatan Sako adalah salah satu dari 21 titik pasar murah yang digelar Pemerintah Kota Palembang.
"Ya, jadi Pemerintah Kota Palembang dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Kota Palembang melaksanakan pasar murah sebanyak 21 titik dari mulai tanggal 14 Oktober sampai dengan 18 Desember," kata dia.

Pasar murah dijadwalkan berlangsung pada seluruh kecamatan di kota pempek.
"Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar, dapat meringankan, di tengah kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok," kata dia.
Elsa Noviani menyebut selisih harga antara pasar murah dan pasar reguler cukup signifikan. "Contohnya beras, kita jual di sini beras SPHP harganya Rp57 ribu per karung isi 5 kilogram.
Lalu, ada telur harganya Rp26 ribu per kilogram dan Minyakita Rp14.700 per liter, tambah dia.
Yang menarik, pasar murah ini tidak mengandalkan subsidi pemerintah. Para pedagang adalah agen atau distributor langsung yang menjual dengan harga dari agen.
"Pedagang ini benar-benar dari agen atau distributor dengan harga dari agen, tidak ada subsidi. Langsung dari agen, contoh dari Bulog, langsung Bulog yang menjual dan lainnya," ujar Elsa.
Sementara kupon diskon Rp10 ribu yang bisa digunakan untuk satu produk dengan menyertakan KTP atau Kartu Keluarga, merupakan bantuan dari Bank Sumsel Babel sebanyak 100 voucher setiap hari.
Pasar Murah, Ajang Bersosialisasi
Tidak jauh dari Elsa Noviani, Sri Suyatni (44), seorang ibu rumah tangga, tengah berbincang hangat dengan tetangganya. Keranjang belanjanya penuh, berisi minyak goreng, telur ayam, dan tepung terigu. Wajahnya tampak ceria, sesekali tertawa sambil bercerita dengan teman-temannya. Bagi Sri Suyatni dan ibu-ibu lainnya, pasar murah bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga ruang untuk bersosialisasi.
"Ya, untuk barang di sini ada yang sudah murah dan ada yang harga normal," kata Sri Suyatni. Perempuan yang datang bersama beberapa teman ini mengaku sangat terbantu dengan kehadiran pasar murah, terutama dengan adanya kupon diskon yang membantunya memilih produk mana yang lebih menguntungkan.
Baca Juga:
- Dari Jualan Keliling di Palembang, Kini Kerupuk Ikan Sarnati Tembus Pasar Taiwan
- Cerita Festival Kuliner Asia Warisan Nusantara, Sajikan Kuliner Legendaris hingga Makanan Thailand
- J&T Express Resmikan Drop Point Signature Palembang, Tak Hanya Nyaman, Pelanggan Juga Dapat Promo Ongkir, Cek Yuk!
"Saya membeli minyak goreng, telur, terigu. Untuk kuponnya saya gunakan untuk membeli minyak, Karena kuponnya hanya bisa digunakan satu produk, jadi saya gunakan untuk diskon minyaknya," jelasnya sambil menunjukkan belanjaannya.
Antrean Pembeli Beras
Stan pedagang beras kemasan tampak paling ramai, antrean panjang untuk mendapatkan beras kemasan isi 5 kilogram.
Agar dapat membeli beras dengan harga lebih murah tersebut, pengunjung harus menunjukan KTP. Salah seorang pembeli beras, Asrum (70), ketika baru saja mendapatkan berasnya, wajah lelaki tua itu tampak sumringah.
"Ya, saya sangat terbantu bisa beli beras di sini," kata dia sambil mengangkat kantong berisi beras.
Sama dengan Susanto dan warga lainnya pengunjung pasar murah, Asrum meminta pemerintah sering-sering melaksanakan pasar murah.
"Harga kebutuhan pokok, terutama beras terus naik, karenanya saya berharap semoga pasar murah tidak hanya sekali, tetapi sesering mungkin," kata dia.(Mg/Muhammad Ridho Akbar/ert)