Ekonomi dan UMKM
CSIS Optimistis Ekonomi Indonesia Aman pada 2023, Simak Penjelasannya
JAKARTA - Sejumlah alasan menjadi dasar tingkat keyakinan perekonomian Indonesia akan aman pada tahun 2023, hal itu diungkapkan Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Himawan yang mengaku optimistis tekanan global tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Hingga kini, 50 persen ekonomi di dalam negeri ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
Fajar pun menuturkan bahwa masyarakat saat ini sudah kembali membelanjakan uangnya, baik untuk konsumsi dan investasi, saat fase-fase terburuk dari pandemi COVID-19 sudah terlewati.
"Pascapandemi, kita bisa lihat masyarakat membelanjakan uangnya, baik untuk konsumsi maupun investasi, dari yang sebelumnya tertahan selama pandemi," kata Fajar diskusi "Efek Ekonomi G20 di Indonesia: Melihat Opportunity Investasi" yang ditayangkan di kanal YouTube Doku Talk, dikutip Senin, 28 November 2022.
Baca Juga:
- BI Fast Kini Diikuti 106 Peserta, Makin Digemari Masyarakat
- Kementerian Perhubungan akan Bangun Rel Ganda Kereta Api Layang di Solo
- Nilai Kurs Rupiah Dibuka Melemah 54 Poin, Konsistensi Pejabat The Fed Terpercah
Kemudian, faktor lain yang dapat mendukung kondisi perekonomian Indonesia yaitu harga komoditas yang saat ini masih menempati level tertinggi dalam skala global.
Indonesia masih cukup aktif mengekspor komoditas yang sifatnya ekstraktif, seperti kelapa sawit, batu bara, dan sebagainya.
Komoditas-komoditas itu pun sangat dibutuhkan saat ini seiring dengan krisis yang disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Selain itu, dampak penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 beberapa waktu silam pun menghasilkan beberapa kesepakatan yang dinilai Fajar dapat menguntungkan bagi Indonesia.
"Kita turut mengapresiasi (KTT G20). Poin penting lainnya dari pertemuan G20 ini adalah fokus menciptakan stabilitas di kawasan atau dunia secara umum. Itu kemudian akan berpengaruh pada stabilitas ekonomi di masing-masing negara, dan Indonesia berhasil dalam konteks menggaungkan pentingnya kerja sama ekonomi di dunia internasional," papar Fajar.
Baca Juga:
- Jaga Ekosistem, Warga Sekaran Delanggu Lepas Liar 150-an Burung
- Hoax: Beredar Pecahan Uang Rp 1 Juta
- Yuk Siap Inden, Kijang Innova Zenix Hybrid Diproduksi 44.000 Unit Selama 2023
Dengan katal lain, pertemuan G20 dinilai Fajar dapat memberikan penguatan dalam sinergi dan kerja sama antara beragam negara untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang saat ini semakin variatif.
Salah kerja sama yang disoroti oleh Fajar adalah kesepakatan Pandemic Fund yang walaupun jumlahnya dinilainya belum terlalu besar, namun sudah bisa dianggap sebagai langkah awal yang cukup bagus.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 28 Nov 2022