BucuKito
Curahan Hati Penarik Becak, Bertahan Meskipun Kadang tak ada Penumpang
PALEMBANG, WongKito.co - Becak merupakan salah satu transportasi publik yang kini semakin tersingkir, dampak dari perkembangan kota dan teknologi. Di Kota Palembang, sejak kehadiran layanan transportasi berbasis online pada tahun 2017 semakin menyudutkan aktivitas pebecak.
Seorang penarik becak, Abahan menyampaikan curahan hatinya atau curhat kalau kini semakin sulit mendapatkan penumpang.
"Dulu kami sering di razia ketika beroperasi di tengah kota oleh aparat tapi masih ada pelanggan, sedangkan kini sudah jarang yang menggunakan becak," kata dia, dibincangi belum lama ini.
Ia bercerita kehadiran transportasi online terutama ojek online merubah seketika kebiasaan masyarakat.
Baca Juga:
- Pentingnya Suarakan Isu Gender dan Inklusi dalam Pilkada 2024
- Ribuan Calon Mahasiswa Ikuti Seleksi Jalur Mandiri UIN Raden Fatah Palembang, Cek 3 Besar Prodi Paling Diminati
- Semester I-2024, Sido Muncul (SIDO) Cetak Kenaikan Penjualan dan Laba Bersih
Imbasnya, becak tidak lagi menjadi pilihan masyarakat dan penarik becak kesulitan mencari nafkah, tutur penarik becak yang bertahan sejak ahun 1987 tersebut.
Seperti diketahui, selama ini becak sering digunakan untuk perjalanan jarak pendek, diantaranya ntuk mengantar anak sekolah, belanja ke pasar, atau sekadar berkeliling menikmati suasana kota.
Tak hanya Abahan, Deko pengemudi becak motor atau bentor mengeluhkan hal yang sama, sulitnya mendapatkan penumpang.
"Kadang dapat narik sekali pun sudah bersyukur," ujar dia yang telah 20 tahun menarik becak.
Padahal menurut dia, tarif becak cukup bersaing dengan transportasi publik lainnya, dimana setiap 1 kilometer dikenakan ongkos Rp 10 ribu.
Baca Juga:
- Lebih Ramah Lingkungan, Pemerintah Bakal Rilis BBM Jenis Baru
- Salat Jumat di Masjid Agung Palembang, Usai Ibadah Bonus Kulineran
- Menjaga Tradisi Menyantap Gulo Puan usai Salat Jumat, Kuliner unik Khas Palembang
Di tengah situasi yang semakin sulit ini, Deko juga berusaha mencari cara lain untuk menambah penghasilannya.
Ia terkadang bekerja serabutan sebagai buruh harian atau menjual makanan ringan di sekitar tempat mangkalnya.
"Apapun saya lakukan untuk bisa membawa pulang uang demi keluarga. Kami harus bertahan," tegasnya.(mg1/mg2)