Curahan Hati Penarik Becak, Bertahan Meskipun Kadang tak ada Penumpang

Curahan Hati Penarik Becak, Bertahan Meskipun Kadang tak ada Penumpang (Foto WongKito/Magang1/Magang2)

PALEMBANG, WongKito.co - Becak merupakan salah satu transportasi  publik yang kini semakin tersingkir, dampak dari perkembangan kota dan teknologi. Di Kota Palembang, sejak kehadiran layanan transportasi berbasis  online pada tahun 2017 semakin menyudutkan aktivitas pebecak.

Seorang penarik becak, Abahan menyampaikan curahan hatinya atau curhat kalau kini semakin sulit mendapatkan penumpang.

"Dulu kami sering di razia ketika beroperasi di tengah kota oleh aparat tapi masih ada pelanggan, sedangkan kini sudah jarang yang menggunakan becak," kata dia, dibincangi belum lama ini.

Ia bercerita kehadiran transportasi online terutama ojek online merubah seketika kebiasaan masyarakat.

Baca Juga:

Imbasnya, becak tidak lagi menjadi pilihan masyarakat dan penarik becak kesulitan mencari nafkah, tutur penarik becak yang bertahan sejak ahun 1987 tersebut.

Seperti diketahui, selama ini becak sering digunakan untuk perjalanan jarak pendek, diantaranya ntuk mengantar anak sekolah, belanja ke pasar, atau sekadar berkeliling menikmati suasana kota.

Tak hanya Abahan, Deko pengemudi becak motor atau bentor mengeluhkan hal yang sama, sulitnya mendapatkan penumpang.

"Kadang dapat narik sekali pun sudah bersyukur," ujar dia yang telah 20 tahun menarik  becak.

Padahal menurut dia, tarif becak cukup bersaing dengan transportasi publik lainnya, dimana setiap 1 kilometer dikenakan ongkos Rp 10 ribu.

Baca Juga:

Di tengah situasi yang semakin sulit ini, Deko juga berusaha mencari cara lain untuk menambah penghasilannya.

Ia terkadang bekerja serabutan sebagai buruh harian atau menjual makanan ringan di sekitar tempat mangkalnya.

"Apapun saya lakukan untuk bisa membawa pulang uang demi keluarga. Kami harus bertahan," tegasnya.(mg1/mg2)


Related Stories