Diminta Jokowi Pulang, ini Sosok Ainun Najib Pemuda NU Ahli Data Sains di Singapura

Ainun Najib (Twitter)

GRESIK  - Pidato Presiden Joko Widodo saat pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022) menyebutkan keinginannya agar salah seorang pemuda NU, Ainun Najid yang merupakan ahli data sains dan bekerja di Singapura untuk pulang ke Indonesia.  

Saat berpidato, Jokowi meminta para kiai NU untuk membawa pulang Ainun Najib ke Indonesia. Karena hanya para kiai NU yang bisa membawa Ainun Najib pulang ke tanah air.

Ainun Najib saat ini sedang berkarir sebagai  Head of Busoiness Data Platform Grab Singapura yang konon gajinya mendekati Rp100 juta per bulan. Ainun Najib adalah ahli IT dan data sains yang sangat handal.

Ainun pun dalam cuitannya diakun twitter @ainunnajib sempat mengungkapkan rasa kaget karena presiden mengungkapkan hal tersebut,"What a bizarre day, Alhamdulillah bersyukur tidak menyangka, recognized & mentioned by name, oleh Presiden @jokowi di forum mulia pengukuhan pengurus @nahdlatululama semoga yg terbaik, selamat dunia akhirat bermanfaat bagi umat.

Tidak banyak yang tahu, ternyata Ainun Najib kelahiran Balongpanggang, Gresik, Jawa Timur, 20 Oktober 1985.

Baca Juga:

Ayahnya H Abdul Rozaq adalah alumni Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik. Ayahnya adalah seorang tokoh agama dan masyarakat sekaligus pengawas pendidikan di Kementerian Agama Kabupaten Gresik.

Sedangkan ibunya, Rustinah adalah seorang guru di SDN Klotok I Balongpanggang Gresik. Ainun memiliki seorang adik bernama Azhar Adam Abdurohman.

Pendidikan agama sudah sangat melekat padanya sejak kecil. Karenanya Ainun mengenyam pendidikan sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Islamiyah Ganggang. Melanjutkan SMP Negeri 1 Balongpanggang. Keahliannya di bidang sains sudah terlihat sejak masih duduk di bangku sekolah.

Lalu, melanjutkan ke SMAN 5 Surabaya dan setelah lulus SMA, Ainun mendapat beasiswa Universitas Tehnologi Nanyang (NTU) Singapura dengan jurusan Computer Engineering.

Saat sekolah di SMAN 5 Surabaya, Ainun berhasil meraih penghargaan honorable mention saat bergabung dalam tim Indonesia untuk Olimpiade Informatika Asia-Pasifik 2003. Ainun kemudian melanjutkan pendidikan sarjananya di perguruan tinggi ternama yakni, Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura dengan mengambil jurusan Teknik Komputer.

Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tersebut, Ainun bersama dengan dua mahasiswa Indonesia lainnya pernah mewakili kampusnya dalam ajang lomba pemrograman perguruan tinggi internasional atau ACM ICPC pada 2006-2007 di Teheran, Iran. Dalam ajang tersebut, tim Ainun Najib berhasil menjuarai ACM ICPC level regional Asia.

Lulus dari kampus bergengsi tersebut, Ainun memutuskan bergabung dengan IBM Singapura sebagai software engineer. Nama Ainun Najib mulai dikenal saat menginisiasi pembuatan situs http://www.kawalpemilu.org. Situs yang memantau hasil pemilu ini banyak dikunjungi oleh masyarakat karena hasil yang disajikan cukup akurat.

Tidak hanya itu, pria yang juga aktif dalam komunitas Persaudaran Profesional Muslim Aswaja (PPM Aswaja) berinisiatif membentuk lembaga filantropi Kawal Masa Depan. Tujuannya untuk membantu anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.

Nama Ainun semakin dikenal masyarakat luas ketika menginisiasi pembuatan KawalCovid19.id. Website tersebut merupakan situs independen yang bertujuan menjadi sumber informasi terpercaya seputar pandemi COVID-19 Indonesia.

Situs itu menjadi sumber informasi inisiatif sukarela warganet Indonesia pro-data yang terdiri dari praktisi kesehatan, akademisi, dan profesional. Inisiatif tersebut diluncurkan atas dasar keprihatinan terhadap kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat mengenai COVID-19.

Baca Juga:

Situs ini diluncurkan pada 1 Maret 2020, sehari sebelum pengumuman yang disampaikan Presiden Jokowi soal dua kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia, tepatnya di Kota Depok, Jawa Barat.

Berkat Perjuangan dan Tirakat

Abdul Rozaq, sang ayah, sangat bangga dengan prestasi yang dicapai anaknya. Diakuinya, apa yang diraih anaknya itu berkat usaha keras dan tirakat. "Tidak datang begitu saja. Dia berjuang dan tirakat. Dan saya akui, dia suka membaca," kata Abdul Rozaq.

Tirakat itu sudah mulai dilakukan Ainun sejak duduk di bangku SMA di Surabaya. Ainun rajin melakukan puasa Senin - Kamis. Bahkan kebiasan itu dia lanjutkan hingga kuliah di Singapura. Bahkan di Singapura, Ainun rajin puasa Daud. "Karena biaya hidup di Singapura sangat mahal, jadi harus rajin puasa," kata Rozaq.

Selama empat tahun di Singapura, Rozaq mengaku tidak pernah memberinya uang saku dan tidak pernah disambangi (dikunjungi). "Baru saat wisuda kami ke sana," tukasnya.

Rozaq yang merupakan pengasuh Ponpes Syifaul Qulub Balongpanggang itu menilai, prestasi yang ditorehkan Ainun itu adalah buah perjuangan. Namun, dia berharap sewaktu-waktu Ainun Najib balik ke Indonesia. “Saya pernah tanya kapan kembali ke Indonesia, Ainun selalu menjawab, belum waktunya. Nunggu waktu yang tepat,” kata Abdul Rozak. 
 

Tulisan ini telah tayang di halojatim.com oleh Andri pada 03 Feb 2022 

Bagikan
Nila Ertina

Related Stories