Dulmuluk, Seni Teater Khas Melayu Palembang yang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Budaya Modern

Ilustrasi penampilan tim Dulmuluk (Foto WongKito.co/Ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Seni teater tradisional Dulmuluk, yan merupakan warisan budaya khas masyarakat Melayu Palembang, masih terus bertahan meski semakin terdesak oleh hadirnya hiburan modern.  

Ketua Sanggar Harapan Jaya, Randi Putra Ramadhan yang hingga kini masih aktif melestarikan pertunjukan tradisional tersebut, mengungkapkan Dulmuluk bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan hidup.

Ia menegaskan bahwa kesenian ini mengandung banyak nilai moral, keagamaan, dan sosial yang relevan hingga saat ini.

"Dulmuluk itu bukan hanya drama panggung. Di dalamnya ada pelajaran tentang kesetiaan, keberanian, dan keimanan kepada Tuhan,” ujarnya saat ditemui di Palembang, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga:

Ia menjelaskan, cerita Dulmuluk diambil dari kisah klasik Syair Abdul Muluk yang bercerita tentang seorang pangeran yang berjuang merebut kembali kerajaannya dan kesetiaan istrinya, Siti Rafeah. Dari kisah itu, lahirlah pertunjukan yang memadukan unsur drama, musik, dan tari, yang dulu menjadi hiburan utama masyarakat Palembang.

Dia menambahkan pada awalnya Dulmuluk ini merupakan syair yang menceritakan kisah sedih tragedi pada zaman kerajaan dahulu. Namun, pada saat ini dengan mengikuti perkembangan pasar dan permintaan masyarakat yang cenderung menikmati hiburan kini Dul Muluk membawakan gaya pementasan yang besifat komedi dan menghibur dengan tetap membawakan pesan keagamaan, moral, keberanian, dan kesetiaan.

"Dulu  Dulmuluk ini di pentaskan di depan halaman rumah atau kadang juga di lapangan terbuka dengan penonton yang mengelilinginya. Sekarang meski jarang kalau ada acara hajatan, sunatan, atau peringatan hari besar, dan nikahan masih sering di panggil ke panggung,” kenang Randi.

Butuh Perhatian

Namun kini, lanjutnya, tantangan terbesar datang dari menurunnya minat generasi muda. Banyak anak muda yang lebih memilih hiburan digital daripada kesenian tradisional. Bahkan generasi muda banyak yang tidak tahu bahwa Dul Muluk ini merupakan warisan budaya tak benda dari Kota Palembang.

"Anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu lagi apa itu Dul Muluk. Padahal, kalau mereka mau ikut latihan, pasti seru. Ada akting, musik, dan kostum tradisional yang menarik," katanya.

Meski begitu, Sanggar Harapan Jaya masih rutin berlatih dan tampil di berbagai acara lokal dan pemerintah. Mereka juga melibatkan anak-anak muda agar mengenal dan mencintai kesenian daerah sejak dini.

"Kami berusaha menyesuaikan. Kadang kami gabungkan unsur modern seperti pencahayaan dan tata panggung agar lebih menarik. Tapi nilai-nilai utamanya tetap kami jaga," ujar dia.

Selain  hiburan, Randi menekankan bahwa Dulmuluk juga memiliki peran penting dalam pendidikan karakter dan pelestarian bahasa Melayu Palembang.

Bahasa yang digunakan di panggung itu Melayu halus. Kalau anak muda sering dengar, mereka otomatis belajar bahasa daerahnya sendiri, ujarnya.

Baca Juga:

Ia juga berharap pemerintah daerah memberikan dukungan lebih besar bagi para pelaku seni tradisional, baik melalui pelatihan seperti workshop, promosi di media sosial, maupun bantuan fasilitas.

“Kami tidak minta banyak, cukup perhatian dan kesempatan untuk tampil. Dengan begitu, masyarakat tahu Dulmuluk itu masih ada dan layak dilestarikan,” katanya.

Sebagai penutup, Randi menyampaikan pesan agar generasi muda Palembang tidak melupakan akar budayanya dan ikut menjadi pewaris maupun penonton kesenian tradisional Dul Muluk ini.

“Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi. Dul Muluk ini bukan cuma pertunjukan, tapi bagian dari jati diri orang Palembang,” kata dia lagi.(Mg/Miftahur Rizki) 
 

Editor: Nila Ertina

Related Stories