Ekonomi dan UMKM
Ekspor Perdana Fronx dan Satria, Suzuki Indonesia Mantapkan Posisi di Asia Tenggara
Palembang, WongKito.co- PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi menandai babak sejarah baru dengan memulai ekspor perdana dua model secara sekaligus, Suzuki Fronx dan Suzuki Satria.
Seremoni yang digelar di fasilitas Plant Cikarang berperan mempertegas posisi Suzuki Indonesia selaku basis produksi serta ekspor kedua model tersebut untuk wilayah Asia Tenggara.
Momen strategis ini penting sebagai pembuktian kapabilitas Suzuki beserta ekosistem rantai pasok pendukung pada kancah industri otomotif nasional maupun global.
President Director PT Suzuki Indomobil Motor-PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, menjelaskan pencapaian dibalik peresmian tersebut. Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar Internasional.
Baca Juga :
- Revisi Perpres Percepatan EBT Melegitimasi Pembangunan PLTU Baru dan Menambah Kesia-siaan COP30
- 7 Kebiasaan Penting Kuatkan Kekebalan Tubuh
- Cek 5 Rekomendasi Drama Korea dengan Biaya Produksi Tinggi
“Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara,” jelasnya.
Komitmen strategis tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah melalui kehadiran Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza.
Keterlibatan Pemerintah pada seremoni turut menegaskan sinergi kuat antara regulator dan pelaku industri.
Dengan memperkuat ekspor, Suzuki menunjukkan kapabilitas beserta daya saing yang lebih handal ditengah kompetisi merek serta bisnis otomotif dalam negeri.
Baca Juga :
- Renyah, Berikut Resep Sagu Lempeng
- Langkah Hijau BJA Group, Gelar Aksi Tanam Pohon Gamal ke-20 Juta Demi Industri Wood Pellet Bebas Deforestasi
- Waspada Penipuan! Ustaz Ujang Bustomi Bagi-Bagi Uang melalui Facebook
Sebagai kontributor ekspor sektor manufaktur (non-migas), Suzuki memproyeksikan pendapatan dari kedua produknya sanggup memberikan injeksi positif bagi devisa negara.
Jenama asal Jepang yang telah lama membangun industri di Indonesia ini menargetkan bisa mengapalkan Fronx sejumlah 30.000 unit serta Satria sebanyak 150.000 unit.
Angka tersebut dihitung mewakili target volume kumulatif pengiriman ke luar negeri sampai dengan tahun 2027. Proyeksi kuantitas tersebut juga menempatkan masing-masing produk sebagai model strategis.
Menurut kalkulasi internal, Fronx digadang akan berkontribusi sekitar 30% terhadap ekspor mobil Suzuki hingga 2027. Sedangkan Satria disinyalir mampu mencapai kontribusi lebih kurang 60% dari keseluruhan ekspor sepeda motor Suzuki dengan durasi yang sama.
Baca Juga :
- Cek 6 Rekomendasi Wisata Libur Akhir Tahun di Bandung
- Celios: Perubahan Iklim Berpotensi Perburuk Kesehatan Fisik hingga Mental Masyarakat
- Intip Yuk Android dan iPhone Kini Bisa Kirim File dengan Mudah ala AirDrop
Pada tahap awal, kawasan Asia Tenggara akan menjadi destinasi utama ekspor Fronx dan Satria. Suzuki memilih Fronx untuk menjawab tren SUV global yang saat ini bertumbuh.
Sedangkan Satria dapat memenuhi hasrat publik sejumlah negara terhadap sepeda motor performa tinggi. Ekspor, sebagai salah satu aktivitas bisnis Suzuki juga menjadi simbolisasi membanggakan atas kerja keras dan dedikasi proses produksi hingga menghasilkan produk berkualitas.
Dibalik wujud kendaraan yang terlihat, Suzuki mampu mengupayakan rata-rata kandungan komponen dalam negeri lebih kurang 63% untuk Fronx, serta lebih kurang 82% bagi Satria.
Kondisi tersebut sekaligus menyimpan makna yaitu kesiapan mitra rantai pasok lokal dari segi kualitas maupun kuantitas. Minoru Amano menegaskan kembali komitmen investasi dan ekspor Suzuki.
“Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” katanya.
Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional.
“Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” katanya.
Selain mengekspor Fronx dan Satria terbaru, Suzuki juga telah menjalankan bisnis tersebut sejak tahun 1993 silam. Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana yaitu Carry Futura serta RC100.
Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang. Upaya pemenuhan kebutuhan kendaraan ke luar negeri tertuang dalam target jumlah ekspor.
Pada tahun 2025 sendiri, Suzuki menargetkan dapat mengirim sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor. Kendaraan tersebut dibagi menjadi 2 kategori yaitu Completely Built Up (CBU) serta Completely Knock Down (CKD).
Sejak tahun 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Masifnya volume tersebut tersebar ke lebih dari 100 negara destinasi ekspor, meliputi region Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.
Hampir seluruh model mobil maupun sepeda motor yang pernah dan masih diproduksi oleh Suzuki Indonesia turut diandalkan untuk memenuhi permintaan global.
Kebutuhan terhadap kestabilan pasokan kendaraan yang akan diekspor telah dihitung matang oleh Suzuki lewat pengoperasian fasilitas produksi dengan sistem maupun teknologi mutakhir.

