IHSG Naik Meski Asing Jualan, Pasar Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga

Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada Kamis, 5 Juni 2025, seiring optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed. Meski investor asing masih jual saham big caps, pelonggaran moneter global mendorong sentimen positif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup naik 0,63% atau 44,39 poin ke level 7.113,42. Dalam ulasannya, Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan bahwa kenaikan ini didorong ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga tahun ini. “Pelemahan aktivitas ekonomi AS dan laporan Beige Book memperkuat peluang pelonggaran kebijakan moneter,” jelasnya dikutip pada Jumat, 6 Juni 2025.

Pilarmas bilang rilis data ekonomi AS yang mengecewakan, bersama ketidakpastian akibat tarif Presiden Donald Trump, turut memperbesar peluang The Fed menurunkan suku bunga. Sentimen ini memicu penguatan pasar saham Asia, termasuk IHSG.

Baca juga:

Hal tersebut tercermin dalam Indeks Hang Seng Composite di Hong Kong naik 1,07%. Shanghai Composite di China menguat 0,23%. Straits Times di Singapura bertambah 0,23%. Praktis, hanya Nikkei 225 melemah 0,51%.

Meski IHSG menguat, investor asing masih mencatat aksi jual bersih (net sell) Rp720,62 miliar di seluruh pasar. Penjualan terbesar terjadi saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) senilai Rp686,56 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp252,66 miliar, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp150,1 miliar.

Namun, beberapa saham tetap diburu asing. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) catat net buy asing tertinggi Rp203,35 miliar. Disusul PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp140,99 miliar dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp115,81 miliar.

Yang menarik, BRPT juga menjadi top gainers di indeks LQ45 dengan kenaikan 17,05%, disusul oleh saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) naik 6,40%, dan BBNI menguat 2,79%. Kenaikan ini menunjukkan sentimen positif pada saham unggulan.

Secara sektoral, tujuh dari sebelas sektor naik. Sektor barang baku memimpin dengan kenaikan 1,74%. Sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,68%, dan sektor energi naik 0,50%. Sektor teknologi, keuangan, properti, dan industri juga menguat.

Empat sektor mengalami koreksi. Sektor kesehatan turun 1,07%, barang konsumsi primer turun 0,46%. Sektor infrastruktur dan transportasi-logistik terkoreksi masing-masing 0,07% dan 0,04%.

Meski diparkir di zona hijau menjelang libur panjang Iduladha pada 6–9 Juni 2025, performa IHSG secara mingguan mengalami penurunan sebesar 1,19% dalam empat hari perdagangan. Namun, secara year-to-date, IHSG masih mencatat penguatan tipis sebesar 0,47%.

Kondisi tersebut, kata Pilarmas, investor cenderung melakukan profit taking untuk menghindari risiko volatilitas. Kendati begitu, stimulus fiskal seperti pencairan gaji ke-13 dan momentum libur sekolah diperkirakan mendorong konsumsi masyarakat.

“Konsumsi meningkat terutama di sektor ritel dan jasa, yang menjadi katalis positif bagi pasar domestik. Kondisi ini diyakini bisa menopang penguatan IHSG dalam jangka pendek di tengah ketidakpastian global dan domestic,” tutup Pilarmas.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Bagaskara pada 06 Jun 2025 

Bagikan

Related Stories