Ragam
Indonesia Jadi Prioritas Pertama, Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji
JAKARTA - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan jamaah haji dari Indonesia akan menjadi prioritas pertama dalam mendapatkan Smart Card Haji. Sebuah langkah sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas layanan pada musim haji 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.
“Kami ingin menyampaikan bahwa jamaah haji yang pertama kali mendapatkan kartu pemberangkatan haji Smart Card adalah jamaah haji dari Indonesia,” kata Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah saat menggelar pertemuan dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, dikutip dari Antara, pada Kamis, 2 Mei 2024.
Smart Card merupakan kartu khusus yang dirancang untuk menyediakan layanan kepada jamaah haji dengan menyertakan informasi penting terkait haji. Kartu ini memudahkan jamaah dalam mengidentifikasi berbagai lokasi yang ada di tempat pelaksanaan ibadah haji.
Baca juga:
- Beras pada April 2024 Alami Deflasi, Setelah 8 Bulan Naik
- Laba Bersih Pertamina Geothermal (PGEO) Tembus Rp754 Miliar di Kuartal I-2024
- Kuartal I 2024, Adaro Mineral Indonesia (ADMR) Raih Laba Bersih Rp1,8 Triliun
Tawfiq menyebutkan, Smart Card juga akan menyertakan sertifikat yang menunjukkan selesainya pelaksanaan ibadah haji.
“Sehingga, sertifikat itu bisa menjadi kenangan yang indah bagi yang telah melaksanakan ibadah haji,” jelas Tawfiq.
Selain persiapan haji, Tawfiq juga menyampaikan soal persiapan menyambut jamaah umrah, utamanya asal Indonesia.
Ia menjelaskan, beberapa situs bersejarah yang terkait dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW ada yang telah, sedang, dan akan direvitalisasi. Tawfiq mengajak para jamaah umrah untuk mengunjungi situs-situs tersebut.
“Kami mengimbau kepada jamaah untuk yang melakukan ziarah ke Kerajaan Arab Saudi untuk mengunjungi situs-situs tersebut, karena terkait dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW,” paparnya.
Selama pertemuan dengan Menteri Agama Indonesia Yaqut Cholil Qoumas, Tawfiq mengatakan sejumlah hal terkait peningkatan layanan serta kemudahan bagi jamaah calon haji Indonesia turut menjadi pembahasan.
Sementara itu, Menteri Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, hasil dari pertemuan tersebut akan dirumuskan lebih lanjut sebelum diumumkan secara resmi.
“Untuk hal urgent nanti kita sampaikan pada kesempatan khusus, karena banyak sekali kita harus formulasikan dulu,” kata Yaqut.
Di sisi lain, Yaqut mengungkapkan rasa syukurnya karena Indonesia mendapat perlakuan istimewa dari Kerajaan Arab Saudi. Diantaranya, tercapainya kesepakatan untuk menyediakan layanan fast track di tiga bandara besar di Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta, Adi Soemarmo Solo, dan Juanda Surabaya, yang diperkirakan akan memberi kemudahan kepada sekitar 120 ribu jemaah haji.
“Kami menyampaikan terima kasih atas kemudahan perjalanan haji dan umrah yang telah diberikan kerajaan Arab Saudi kepada umat muslim di Indonesia,” kata Yaqut dalam keterangan resminya pada Selasa, 30 April 2024.
Keterbatasan Ruang
Yaqut juga menyampaikan harapan agar Kerajaan Arab Saudi bisa membantu dalam mengatasi keterbatasan ruang di Muzdalifah dan Mina, serta memperkuat kerja sama melalui platform haji antara Indonesia dan Arab Saudi.
Tawfiq mengatakan Arab Saudi juga akan memperketat aturan haji tahun ini dan akan menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang melanggar aturan tersebut.
“Pengetatan ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan para jamaah haji secara umum, termasuk jamaah haji asal Indonesia,” ujarnya.
Tawfiq menyatakan, Pemerintah Arab Saudi telah siap untuk menerima kedatangan 241 ribu jemaah haji dari Indonesia tahun ini. Ia juga menegaskan, pemerintahnya terus memberi perhatian terhadap pelaksanaan haji yang dilakukan melalui jalur resmi.
“Tidak ada lagi istilahnya haji ilegal,” ungkap Tawfiq, yang berkunjung ke Indonesia dari 29 April hingga 2 Mei 2024.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 02 May 2024