Ragam
Indonesia vs Malaysia Bersaing Rebutan Investor Asing
JAKARTA - Persaingan ketat Malaysia dan Indonesia dalam hal pencapaian investasi terjadi pada tahun 2023. Kedua negara mencatat rekor tertinggi total investasi yang disetujui di masing-masing negara, hal itu menjadi indikator pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Dilansir dari laman resmi kantor perdana menteri Malaysia dan Laporan BKPM, berikut adalah perbandingan antara investasi di Malaysia dan Indonesia,
Dilansir dari situs resmi Kantor Perdana Menteri Malaysia pmo.gov.my, Malaysia mencatat total investasi yang disetujui sebesar RM329,5 miliar atau sekitar Rp1.150 triliun (kurs Rp3.490) pada tahun 2023.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 23,0% dari tahun 2022.
Baca Juga:
- Yuk Buat Puding Coklat Mentega
- Eksplorasi Teknologi Pemindaian dan Verifikasi Telapak Tangan Tingkatkan Pengalaman Pelanggan, Telkomsel Berkolaborasi dengan Tencent Cloud dan MCASH
- Harga Acuan Batu Bara jadi US$123 per Ton
Investasi asing mendominasi total investasi, dengan kontribusi sebesar 57,2% atau sekitar Rp655,5 triliun, sementara investasi domestik menyumbang 42,8% atau sekitar Rp494,5 triliun.
Sektor jasa menjadi penerima investasi terbesar dengan presentase 51,1% dari total investasi.
Sementara itu sektor manufaktur juga menarik minat besar, dengan presentase 46,1% dari total investasi, sektor primer mendapatkan 2,8% dari total investasi.
Investasi ini berhasil menciptakan sekitar 127.000 lapangan kerja baru di Malaysia.
Fokus utama dari investasi ini adalah pengembangan ekonomi digital, yang pada tahun 2021 menyumbang 23,2% terhadap PDB dan diproyeksikan meningkat menjadi 25,5% pada tahun 2025.
Investasi yang disetujui dalam sektor ekonomi digital mencapai RM128,9 miliar atau sekitar Rp449.9 triliun antara 2021 dan 2023, yang berhasil membuka 36.553 lapangan kerja baru.
Contoh investasi sektor ini meliputi pengembangan pusat data, komputasi awan, data hosting, analisis big data, dan kecerdasan buatan (AI).
Kehadiran perusahaan digital global di Malaysia menandakan daya tarik dan ekosistem investasi yang kondusif.
Pemerintah Malaysia juga mengklaim berupaya memfasilitasi investasi digital tanpa mengorbankan keamanan data dan kedaulatan negara.
Investasi Indonesia
Indonesia mencatat total investasi yang lebih besar dari Malaysia, yakni sebesar Rp1.418,9 triliun pada tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat 18,1% dibandingkan tahun 2021.
Komposisi investasi ini menunjukkan keseimbangan yang cukup baik antara penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Penanaman modal dalam negeri dilaporkan mencapai Rp674,9 triliun, naik 22,1% dibandingkan tahun 2021.
Jumlah sebesar itu menunjukkan kepercayaan investor domestik terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Sementara itu, penanaman modal asing tercatat sebesar Rp744 triliun, meningkat 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini bisa menjadi indikator daya tarik Indonesia di mata investor global yang terus meningkat.
Angka-angka ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di berbagai sektor.
Sektor-sektor yang menerima realisasi investasi terbesar di Indonesia adlaah Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar Rp200,3 triliun. Kemudian transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi Rp159,8 triliun dan pertambangan Rp156,5 triliun.
Kedua negara menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam hal investasi.
Malaysia berfokus pada sektor ekonomi digital, sementara Indonesia memiliki keragaman yang lebih luas dalam sektor industri dan infrastruktur.
Malaysia, dengan total investasi RM329,5 miliar atau sekitar Rp1.150 triliun menunjukkan peningkatan nilai investasi lebih besar dibandingkan dengan Indonesia dalam hal persentase kenaikan tahunan.
Namun, Indonesia mencatat total investasi yang lebih tinggi secara keseluruhan, sebesar Rp1.418,9 triliun, artinya terdapat selisih nilai sebesar Rp268,9 triliun.
Ekonomi digital menjadi fokus utama implementasi Malaysia, menunjukkan pergeseran orientasi negara tersebut ke arah teknologi tinggi dan inovasi.
Baca Juga:
- Dorong Layanan Komprehensif Penanganan HIV,Yayasan Intan Maharani Selenggarakan Mental Health bagi Paramedis
- Kabar Gembira! Pendaftaran UM-PTKIN Diperpanjang hingga 18 Juni 2024
- Harga Emas Hari Ini jadi Rp1,34 Juta Pergram
Sementara itu, Indonesia menekankan pada pengembangan industri dasar dan infrastruktur yang kuat, yang menjadi landasan pembangunan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar.
Kedua negara juga menunjukkan upaya yang kuat dalam menarik investasi asing, meskipun Malaysia memiliki proporsi presentase yang lebih tinggi dari penanaman modal asing.
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh kedua negara ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan lapangan kerja, dan memperkuat posisi mereka di kancah ekonomi global.
Malaysia dan Indonesia, dengan berbagai keunggulan dan fokus sektoral mereka, terus menunjukkan bahwa mereka adalah destinasi investasi yang menarik di kawasan Asia Tenggara.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 21 Jun 2024