Jejak Sejarah Kejayaan Kerajaan di Nusantara

Jejak Sejarah Kejayaan Kerajaan di Nusantara (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Kejayaan nusantara dibuktikan jejak sejarah kerajaan-kerajaan besar yang menguasai hampir separuh Asean. Minggu, 28 Januari 2024.

 Jejak-jejak kejayaan berbagai kerajaan besar yang pernah menghiasi arsip-arsip sejarah Nusantara. Empat kerajaan besar berikut ini, melalui kepemimpinan dan peran penting mereka, telah meninggalkan warisan yang mempengaruhi bentuk peradaban di Indonesia.

Dilansir dari berbagai sumber, Berikut ulasan empat kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara,

1. Kerajaan Sriwijaya (7-11 M)

Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan maritim megah yang berdiri kokoh di pulau Sumatera. Mencapai puncak kejayaan pada abad ke-8, kerajaan ini terkenal sebagai pusat perdagangan, kebudayaan, dan agama Buddha, Sriwijaya menjadi kekuatan ekonomi dan budaya yang tak tertandingi pada masanya.

Puncak kejayaan Sriwijaya terjadi di abad ke-8, di mana kerajaan ini tumbuh menjadi kekuatan maritim yang mengendalikan jalur perdagangan laut utara dan selatan. Sebagai pusat pembelajaran Buddha terkemuka, Sriwijaya tidak hanya menjadi destinasi spiritual tetapi juga menarik perhatian para pelaut, pedagang, dan ilmuwan dari seluruh penjuru dunia.

Posisi geografisnya di dekat Selat Malaka memberikan Sriwijaya keuntungan strategis dalam mengendalikan jalur perdagangan utama. Pelabuhan-pelabuhan di wilayah ini menjadi pusat persinggahan bagi kapal-kapal dagang, memperkaya Sriwijaya dengan kekayaan dari hasil perdagangan rempah-rempah, logam mulia, dan barang-barang mewah lainnya.

Pembangunan candi-candi monumental dan pusat-pusat keagamaan seperti Candi Palembang menjadi bukti konkret peradaban yang berkembang pesat di bawah pengaruh Buddha. Para cendekiawan dan biksu-biksu yang datang dari berbagai belahan dunia berkumpul di Sriwijaya untuk bertukar pikiran, membuat kerajaan ini sebagai pusat pembelajaran dan penyebaran ilmu pengetahuan.

Baca juga

2. Kerajaan Majapahit (1293-1527 M)

Majapahit merupakan salah satu kerajaan termegah dalam sejarah Indonesia yang didirikan oleh Raden Wijaya. Berpusat di Jawa Timur, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada.

Pada zaman keemasannya, Majapahit menjadi pusat kegiatan seni, sastra, dan arsitektur yang tak tertandingi di kawasan Nusantara. Keberanian Gajah Mada dalam Sumpah Palapa, yang menegaskan tekad untuk menaklukkan seluruh Nusantara, menjadi tonggak penting dalam sejarah Majapahit.

Berdasarkan teks Negarakertagama, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (khususnya Kepulauan Sulu dan Manila), Sulawesi, Papua, dan daerah-daerah lainnya. Banyak peninggalan arkeologis dan reruntuhan bangunan kuno yang dapat ditemukan di Kabupaten Mojokerto, yang sebelumnya menjadi ibukota Majapahit.

Warisan Majapahit tidak hanya terbatas pada bidang agama dan arsitektur, melainkan juga  kemajuan dalam bidang seni dan sastra. Sastra Kawi, yang berkembang pesat pada masa itu, menjadi saksi perkembangan intelektual dengan karya-karya epik seperti "Negarakertagama" yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

3. Kerajaan Mataram (732-1006 M dan 1586-1755 M)

Kerajaan Mataram, dengan sejarah panjangnya, menandai kehadiran dua periode kejayaan yang masing-masing terjadi pada abad ke-8 hingga ke-10 dan abad ke-16 hingga ke-18. 

Pada periode pertama, dikenal sebagai kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya dengan mengembangkan jaringan perdagangan yang luas dan menjalin kerja sama diplomatik yang erat. 

Keberhasilan Mataram Kuno terletak pada kemampuannya untuk memanfaatkan keberagaman sumber daya alam di sekitarnya, memperkuat jalur perdagangan, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan kerajaan-kerajaan tetangga.

Sementara itu, pada periode kedua, Mataram mengalami fase yang dikenal sebagai kerajaan Mataram Islam. Di bawah pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Amangkurat I, kerajaan ini mengalami perkembangan pesat, terutama dalam hal ekspansi wilayah dan penguatan kekuatan militer. 

Kejayaan Mataram Islam tidak lepas dari tantangan internal dan eksternal. Konflik internal dan perselisihan suksesi meredupkan kejayaan kerajaan. Disisi lain serangan dari kolonial Belanda yang berupaya mengendalikan perdagangan rempah-rempah di kepulauan Nusantara semakin memberatkan posisi Mataram.

4. Kerajaan Aceh (1496-1903 M)

Kerajaan Aceh berdiri di ujung Sumatera, kerajaan ini pernah menjadi pusat pembelajaran Islam terbesar di Asia Tenggara pada periode kejayaannya. Terkenal dengan peranannya yang signifikan dalam menyebarkan agama Islam, Aceh menjadi kekuatan maritim yang mengontrol jalur perdagangan rempah-rempah di wilayah Nusantara. 

Letak geografis Aceh yang strategis memberikan keunggulan dalam mengendalikan jalur perdagangan utama, memungkinkan kerajaan ini untuk mengumpulkan kekayaan dari rempah-rempah seperti cengkeh dan lada. 

Pada saat yang sama, Aceh harus menghadapi tantangan dan konflik dengan kekuatan asing, terutama Portugis dan Belanda, yang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut.

Sultan Iskandar Muda, sebagai salah satu penguasa Aceh yang paling dikenal, memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan kerajaannya. Sultan tidak hanya berhasil membawa kejayaan dalam bidang militer dan perdagangan, tetapi juga memberikan perhatian besar pada perkembangan seni dan ilmu pengetahuan di Aceh. 

Era pemerintahannya menjadi zaman keemasan, dengan pembangunan istana megah dan masjid-masjid yang menjadi simbol kebesaran arsitektur Islam.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 28 Jan 2024 

Editor: admin
admin

Related Stories