KabarKito
Jerat Liar Jadi Ancaman Kepunahan Harimau Sumatera
JAMBI, WongKito.co - Masih hangat di pemberitaan tentang matinya seekor Harimau Sumatera yang mendapat perawatan di Jambi akibat luka jerat pada 9 Juni 2025 lalu.
Kali ini, tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi kembali berhasil mengevakuasi seekor Harimau Sumatera yang terjerat tali sling di area Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan yang berbatasan dengan koridor PT WKS.
Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho mengatakan, saat ini tim masih terus bekerja untuk terus memantau kondisi kesehatan dan melakukan upaya medis yang dibutuhkan. Dengan begitu, dapat memulihkan kemampuannya sebagai satwa liar dan dikembalikan ke habitatnya di alam.
“Saat ini Harimau Sumatera masih dalam perawatan intensif oleh tim medis di TPS BKSDA Jambi karena mengalami luka serius di bagian kaki kiri,” jelasnya dikutip dari keterangan resminya, Jumat (13/06/2025).
Kronologis kegiatan penyelamatan ini dimulai dari diterimanya informasi dari Polsek Sumay terkait Harimau Sumatera yang terjerat pada tanggal 10 Mei 2025. Selanjutnya, tim Balai KSDA Jambi bersama FZS melakukan verifikasi terhadap saksi mata atas kebenaran informasi tersebut. Kemudian keesokan harinya, tim BKSDA Jambi kembali mendapatkan informasi bahwa harimau sumatera tersebut masih terjerat sling.
“Namun, kait kayu sudah terlepas sehingga kemungkinan harimau sumatera sudah berjalan tetapi jerat masih tersangkut di kakinya,” ulas dia.
- Cek 9 Cara Mengatasi Rasa Takut Saat Naik Pesawat
- IHSG Hari Ini Ditutup di 7.166,06
- Sektor Produksi Tumbuh, BRI Salurkan KUR ke Jutaan Pelaku UMKM
Tim pun mulai bergerak menuju lokasi. Lalu, pada tanggal 12 Mei 2025 BKSDA Jambi bersama tim gabungan yang terdiri dari Polsek Sumay, KPHP Tebo Timur, FZS, PT ABT, Perangkat Desa Suo-suo dan masyarakat lokal setempat melakukan orientasi lapangan untuk tindakan evakuasi.
Tim berupaya melakukan penembakan obat bius terhadap HS akan tetapi tindakan tersebut belum bisa dilaksanakan karena tim kesulitan mendapatkan posisi tembak akibat dari rapatnya kondisi vegetasi TKP berupa belukar jenis resam.
Akhirnya, tim berhasil melakukan penembakan obat bius dengan dibantu alat berat (eskavator) untuk mendekati HS dengan mempertimbangkan keselamatan tim dan satwa itu sendiri pada tanggal 13 Mei 2025. Setelah HS berhasil dibius, kemudian HS dievakuasi dari TKP untuk selanjutnya dibawa ke TPS BKSDA Jambi supaya mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Harimau Sumatera merupakan satwa dilindungi dan membutuhkan peran serta seluruh komponen dan lapisan masyarakat untuk ikut menjaga dan melindungi satwa liar ini agar terhindar dari kepunahan,” tegas Agung.
- Kashmir di Persimpangan Bahaya Saat 2 Negara Nuklir Tak Mau Mundur
- Riset: Paparan Masif Konten Digital Mengikis Konsentrasi dan Minat Baca
- Oshikatsu Tahun 2025 Meningkat: Ketika Konsumsi Berbasis Fandom Melonjak
Sebelumnya, seekor Harimau Sumatera yang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan BKSDA Jambi pada tanggal 13 Mei 2025 mati setelah 28 hari mendapatkan penanganan dan perawatan medis.
Selama proses perawatan, kondisi harimau sempat menunjukkan kemajuan, terutama dalam hal nafsu makan dan respons terhadap lingkungan. Namun, beberapa hari menjelang kematiannya, kondisi harimau menurun. Ia menunjukkan gejala muntah, diare berdarah, kehilangan nafsu makan, serta tubuh yang lemas dan sempoyongan. Meskipun tim medis telah menyiapkan rencana tindakan intensif lanjutan, nyawanya tidak tertolong.
“Dugaan sementara dari tim medis, penyebab kematiannya karena virus panlekopenia yang ditandai dengan muntah dan diare berdarah (rapid test).” (*)