KabarKito
Kembali Ditemukan Prasasti di Kantor Wali Kota Palembang
PALEMBANG, WongKito.co - Setelah sebelumnya, ditemukan prasasti asli pendirian Kantor Wali Kota Palembang ditemukan tanpa sengaja oleh tim kerja Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass) pada Kamis (28/11/24) disisi sebelah kiri di Kantor Walikota Palembang.
Kali ini tim kerja Puskass dipimpin Kemas Ari Panji bersama bersama tim kerja Office Museum Kantor Walikota Palembang yang juga perupa Sumsel, Wiji Suryanto dan rekan , Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 09.30 kembali menemukan prasasti zaman Belanda disisi sebelah kanan kantor Walikota Palembang.
Penemuan tersebut telah dilaporkan ke Pj Walikota Palembang Cheka Virgowansyah dan langsung ditindaklanjuti ke Bagian Umum Pemkot Palembang dan Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang Harrey Hadi, yang langsung melalukan peninjauan ke lokasi penemuan prasasti tersebut.
Baca Juga:
- BI Rate Turun pada Awal 2025
- BRI Komitmen Berikan Dividen Interim Rp20,33 Triliun untuk Pemegang Saham, Termasuk Negara
- Fenomena "Ngamen Live Streaming" Cuan dan Jembatan Ampera Makin Dikenal
Kemas Ari Panji, mengungkapkan prasasti yang ditemukan ini diduga berisi informasi tentang peletakan batu pertama pendirian Kantor Walikota Palembang pada September 1929 oleh Walikota Palembang zaman Belanda Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d'Armandville.
"Kita masih terus berkerja karena ada beberapa pekerjaan yang harus kita selesaikan seperti diantaranya pemindahan trafo dan gardu PLN karena menghambat pekerjaan serta pemindahan batang-batang beringin , kayaknya ini tanggung jawab Dinas Perkimtan Palembang, tapi ini sudah ada tukang tamannya bisa kita suruh," kata Dosen UIN Raden Fatah Palembang ini.
Pencarian prasasti tersebut menurutnya atas perintah Pj Walikota Palembang Cheka Virgowansyah.
"Isi keseluruhan prasasti tidak bisa aku jelaskan, kemungkinan tentang peletakan batu pertama, nanti akan kita buka semua dan terjemahkan lagi," ujar dia.
Pihaknya terus berkerja untuk membuka bagian atas prasasti tersebut.
Namun dia memastikan prasasti yang ditemukan ini berbeda dengan prasasti yang ditemukan sebelumnya.
"Kalau yang ini di diduga bercerita tentang peletakan batu pertama tapi belum bisa bercerita secara lengkap karena belum terbuka utuh," kata dia lagi.
Kantor Ledeng
Kemas Ari Panji menegaskan tim kerja Puskass akan merilis hasil temuan ini paling lambat Jumat nanti.
Sebelumnya Kantor Wali Kota Palembang yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda tahun 1928, merupakan menara air untuk distribusi air bersih di bawah kepemimpinan Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d'Armandville, disebut sebagai kantor Ledeng.
Fungsi bangunan ini berubah menjadi kantor residen atau Syuco-kan pada masa penjajahan Jepang (1942–1945).
Setelah Indonesia merdeka, menara air tersebut akhirnya dijadikan kantor Wali Kota Palembang hingga sekarang.
Sementara Pj. Walikota, Cheka Virgowansyah mengatakan prasasti ini adalah temuan kedua setelah sebelumnya temuan pertama di sisi kanan dua bulan lalu.
"Temuan kedua ini ada di sisi kirinya, jadi prasasti ini sepasang. Untuk menggalinya saya minta tim Puskass untuk menginisiasi sehingga temuan ini bisa utuh seperti aslinya", kata Cheka.
Baca Juga:
- Rayakan Tahun Baru Imlek: The Alts Hotel Hadirkan Acara Istimewa The Wisdom of The Snake
- Kisah Buruh Angkut Barang, Bertahan Hidup dengan Beban Berat
- Pegadaian Sukses dengan Izin Usaha Bullion, BRI Apresiasi Langkah Menuju Inklusi Keuangan
Sedangkan Ketua Puskass, Dr. Dedi Irwanto menjelaskan temuan kedua ini berbeda dengan prasasti pertama. Kita belum baca secara utuh. Sebab penggaliannya belum selesai benar.
"Saya perkirakan, prasasti pertama di sisi kanan menarasikan riwayat pembangunan gedung sekaligus peresmian gedung. Sedangkan, prasasti kedua ini menarasikan peletakan batu pertama pembangunan yang dimulai sejak September 1929 oleh Walikota Nessel van Lissa", tuturnya.
Kemas Ari Panji menambahkan prasasti kedua ini sengaja ditutup rapi dengan semen pada masa pendudukan Jepang 1942-1945.
"Jepang mengamulflasekan gedung walikota dengan mencat hitam gedung ini. Selain itu, Jepang juga menutup jejak-jejak Belanda pada gedung ini. Termasuk kedua prasasti di sisi kanan dan kiri gedung", ujar dia.(ert)