Kenapa Gerhana Bulan 7 September Disebut ‘Bulan Darah’?

ampak gerhana bulan diambil dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 26 Mei 2021. (TrenAsia/Ismail Pohan)

JAKARTA, WongKito.co - Pada malam 7-8 September, Australia, Asia (termasuk Indonesia), Afrika, dan sebagian Eropa akan mendapatkan pemandangan spektakuler semua fase gerhana bulan total ‘bulan darah’ .

Selama fenomena  yang akan berlangsung sekitar lima jam ini, bulan purnama akan bergerak menembus bayangan Bumi di angkasa. Bulan tersebut secara bertahap akan ditelan oleh bayangan tersebut dan berubah menjadi warna merah tembaga. Inilah kenapa disebut "bulan darah". 

Gerhana akan terjadi selama 82 menit menjadikannya gerhana bulan total terpanjang sejak 2022.

Dikutip dari Live Science Kamis 4 September 2025, sekitar 77% populasi dunia atau  sekitar 6,2 miliar orang, akan dapat melihat semua fase total gerhana bulan. Sementara hampir 88% (7,1 miliar orang) melihat setidaknya beberapa fase.

Kenapa Berwarna Merah?

Gerhana ini terjadi hanya 2,7 hari sebelum bulan mencapai perigee atau (titik dalam orbitnya yang paling dekat dengan Bumi. Ini menjadikan bulan akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya. Meskipun tidak cukup besar untuk disadari oleh kebanyakan orang.

Yang akan terlihat jelas adalah betapa gelapnya bayangan gerhana ini. Sekitar 36% diameter bulan akan melewati bagian tergelap bayangan Bumi. Hal ini akan menghasilkan gerhana yang gelap dan kaya warna. 

Nantikan rona kemerahan yang mencolok saat sinar matahari menembus atmosfer Bumi dan membelok ke arah bulan. Fenomena yang menciptakan efek ‘bulan darah’ yang menakutkan. Hal ini menjadikan gerhana kali ini sayang untuk dilewatkan. 

Terakhir kali gerhana bulan total terlihat dari Amerika Utara adalah gerhana selama 65 menit pada tanggal 14 Maret 2025 , dan gerhana berikutnya akan menjadi peristiwa selama 58 menit pada tanggal 2-3 Maret 2026.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Amirudin Zuhri pada 5 September 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories