Ketika Pasar Tradisional tak Lagi Jual Minyak Goreng

Ilustrasi minyak goreng (ist)

PASAR tradisional sampai saat ini menjadi andalan masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Di Kota Palembang terdapat 18 pasar tradisional milik pemkot setempat.

Terdapat juga puluhan pasar tradisional milik swasta atau orang pribadi.

Kekinian, di tengah pandemi COVID-19 pedagang di pasar tradisional sebagian besar tertatih untuk terus berjualan.

Hal itu, terjadi karena memang kondisi pandemi membuat pembeli berkurang dan sejak awal sudah dikeluhkan pedagang.

Baca Juga:

Ternyata tidak hanya mengeluhkan dampak pandemi tetapi kekinian pedagang juga dalam kondisi sulit.

Kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng menjadi salah satu yang dihadapi mereka.

Cek Iin salah seorang pedagang di Pasar 26 Ilir Palembang mengaku lebih sepekan tidak jual minyak goreng lagi.

Saat ini, tidak mudah untuk mendapatkan minyak goreng.

Bukan hanya karena harganya yang sempat melambung tinggi, kata dia.

Kekinian, untuk membeli minyak goreng ke distributor wajib melengkapi sejumlah persyaratan.

"Harus ada surat pernyataan, NPWP dan bayar diawal serta satu lagi dilarang menjual lebih dari Rp14 ribu per liter," kata dia.

Baca Juga:

Padahal Iin menjelaskan dengan proses yang tidak gampang tersebut. Dirinya, hanya mendapatkan keuntungan kurang dari Rp1.000 per liter.

Karena itu, terpaksa menghentikan sementara menjual minyak goreng. "Dak sanggup jugo modalnyo," kata Iin.

Sementara Den, salah seorang pemilik toko di kawasan Dwikora mengatakan sampai kini masih menjual minyak dengan harga tinggi.

"Kami  belum mendapat pasokan minyak goreng dengan harga murah, stok lama juga masih ada," kata dia.

Retail Modern Jual Minyak Premium

Tertulis "minyak goreng Rp14.000 per liter" di rak toko retail modern, seperti Alfamart dan Indomaret.

Namun, hanya tulisan saja. Produk yang dimaksud tidak ada. Rak kosong.

Adapun minyak goreng yang dijual hanya merek premium. Harganya mencapai Rp34 ribu per liter.

"Habis bu, minyak  goreng," kata pramuniaga pasar retail modern tersebut saat ditanya.

Ia mengungkapkan kalau tidak setiap hari minyak goreng dipasok dan biasanya dengan jumlah terbatas.

Langsung habis biasanya kalau minyak goreng datang, tambah dia.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Ahmad Rizali sebelumnya mengatakan kebijakan terkait minyak goreng langsung dari Kementerian Perdagangan.

"Pedagang langsung berkomunikasi dengan distributor untuk pasokan minyak goreng," kata dia belum lama ini.(ert)


Related Stories