Kuartal III-2022, Laba Bersih BCA Tumbuh 24,8 Persen

Menara BCA di Bundaran HI milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia yang sahamnya digenggam oleh keluarga konglomerat Michael-Robert Hartono. (BCA.co.id)

JAKARTA - Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tumbuh 24,8% secara tahunan pada kuartal III-2022 seiring dengan pertumbuhan kredit yang sejalan dengan perbaikan kualitas pinjaman.

Dikutip dari Laporan Keuangan Kuartal III-2022 BCA, laba bersih dan entitas anak perseroan dan entitas anak menyentuh Rp28,9 triliun.

"Kami melihat tren pemulihan permintaan kredit konsumer berlanjut, didukung pelaksanaan dua kali expo di tahun ini, kami menerima total aplikasi kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) senilai Rp30 triliun," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers, Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Juga :

Pertumbuhan kredit BCA terjadi di semua segmen seiring dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi.

Kredit korporasi mengalami peningkatan 13,4% secara tahunan ke posisi Rp306,1 triliun per akhir kuartal III-2022.

Sementara itu, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatat kenaikan 12,6% secara tahunan menjadi Rp203,5 triliun. Penyaluran KPR tumbuh 10,4% secara tahunan menjadi Rp105 triliun, dan KKB meningkat 9,2% secara tahunan menjadi Rp43,8 triliun.

Nilai outstanding kartu kredit pun meningkat 15,8% secara tahunan menjadi Rp13 triliun, dan dengan demikian total portofolio kredit konsumer meningkat 10,4% secara tahunan menjadi Rp165 triliun.

Jika ditotalkan secara keseluruhan, penyaluran kredit BCA menanjak 12,6% secara tahunan ke angka Rp682 triliun.

Portofolio kredit BCA di sektor-sektor berkelanjutan pun mengalami pertumbuhan 18,6% secara tahunan dengan nilai Rp172,7 triliun.

"Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6% secara tahunan atau berkontribusi hingga 25,1% terhadap total portofolio pembiayaan BCA," kata Jahja.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pertumbuhan kredit BCA diikuti pula oleh perbaikan kualitas pinjaman seiring dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi mulai kembali ke level normal.

Rasio indikator risiko kredit atau loan at risk (LAR) turun ke angka 11,7% pada kuartal III-2022 dari 17,1% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di level 2,2% sementara rasio pencadangan NPL dan LAR masing-masing berada di level 247,9% dan 49,9%.

Kemudian besaran dana murah atau current account saving account (CASA) yang tumbuh 11% secara tahunan ke angka Rp1,02 kuadriliun menjadi penopang utama untuk peningkatan total dana pihak ketiga (DPK) sehingga total aset BCA meningkat 10,2% secara tahunan menjadi Rp1,29 kuadriliun.

"Solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Pada sembilan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 39,5% year-on-year (yoy) mencapai 17,4 miliar transaksi," papar Jahja.

BCA pun membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama kuartal III-2022 dengan peningkatan 9,3% secara tahunan ke angka Rp46,1 triliun.

Pendapatan selain bunga juga meningkat 7,8% secara tahunan menjadi Rp16,7 triliun yang ditopang oleh kenaikan pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 15,2% secara tahunan.

Jika ditotalkan, pendapatan operasional tercatat di angka Rp62,8 triliun dengan peningkatan 8,9% secara tahunan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 21 Oct 2022 

Bagikan

Related Stories