Laporan Keuangan Krakatau Steel Tahun 2022 Turun Sebesar 56,17 Persen

Laporan Keuangan Krakatau Steel Tahun 2022 Turun Sebesar 56,17 Persen (Ist)

JAKARTA, Wongkito.co - Laporan keuangan tahun 2022 PT Krakatau Steel Persero (KRAS) Tbk menunjukan kemorosatan laba hingga mencapai 56,17 persen. Laporan keuangan yang dirilis melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

KRAS mencatat laba bersih sebesar US$19,47 juta atau setara dengan Rp292,05 miliar, dengan asumsi Rp 15.000 per dolar. Angka tersebut menunjukkan penurunan sekitar 56,17% dari US$44,43 juta (Rp666,45 miliar) yang tercatat pada hitungan akhir tahun 2021. Jumat 30 juni 2023.

Baca juga

Laba bersih KRAS menyusut pada tahun 2022 walaupun pendapatan bersih yang dibukukan perseroan mengalami kenaikan 5,6% secara year-on-year (yoy) dari US$2,11 miliar (Rp31,7 triliun) pada 2021 menjadi US$2,23 miliar (Rp33,57 triliun) pada 2022.

Secara terperinci, pendapatan tersebut berasal dari penjualan produk baja sebesar US$1,72 miliar (Rp25,8 triliun), luar negeri US$307,5 juta (Rp4,61 triliun), dan jasa pengiriman barang US$21,25 juta (Rp318,75 miliar).

Kemudian, pendapatan jasa pengelolaan pelabuhan, real estate, dan air tercatat sebesar US$170,95 juta (Rp2,56 triliun), rekayasa dan konstruksi US$15,93 juta (Rp238,95 miliar), serta jasa lainnya US$1,73 juta (Rp25,95 miliar).

Kenaikan pendapatan KRAS terjadi seiring dengan naiknya beban pokok pendapatan sebesar 6,28% yoy dari US$1,91 miliar (Rp28,6 triliun) menjadi US$2,03 miliar (Rp30,45 triliun).

Beban umum dan administrasi serta beban operasi lainnya pun mengalami kenaikan. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar US$96,77 juta (Rp1,45 triliun) dengan kenaikan 20,7% yoy, dan beban operasi lainnya sebesar US$34,75 juta (Rp521,25 miliar) dengan kenaikan 168% yoy.

Dengan kenaikan beban-beban tersebut, laba operasi KRAS pada tahun 2022 tercatat sebesar US$34,3 juta (Rp514,5 miliar), menurun 52% yoy dari US$71,85 juta (Rp1,07 triliun).

Akan tetapi, walaupun laba bruto menurun hingga 52%, laba sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan KRAS tercatat sebesar US$214,62 juta (Rp3,21 triliun), naik drastis 236% yoy dari US$63,76 juta (Rp956,4 miliar) pada tahun sebelumnya.

Kendati demikian, laba bersih perseroan bisa menyusut akibat beban pajak penghasilan yang melonjak 1.202% yoy dari US$14,29 juta (Rp214,35 miliar) menjadi US$186,15 juta (Rp2,79 triliun).

Baca juga

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menyampaikan, pada tahun 2022 Krakatau Steel pun telah melunasi utang Commerzbank sebesar Rp3,3 triliun sebesar Rp3,3 triliun.

Dengan demikian, Krakatau Steel telah membayar utang senilai Rp10,9 triliun dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun.

Kemudian, terkait dengan keterlambatan laporan keuangan tahun 2022, Purwono mengatakan bahwa proses penyelesaian audit mengalami keterlambatan karena adanya insiden kebakaran pada fasilitas hot strip milll (HSM).

Insiden ini kemudian mempengaruhi kemungkinan laba kena pajak terhadap kinerja di 2023 sehingga manajemen memilih unutk memulihkan sebagian aset pajak tangguhan di tahun 2022.

"Insiden HSM diperkirakan akan berpengaruh terhadap operasional perseroan untuk 6-7 bulan ke depan. Menyikapi hal tersebut manajemen menyiapkan langkah-langkah antara lain segera melakukan perbaikan pabrik, melakukan program efisiensi, meningkatkan penagihan, melakukan penjadwalan pembayaran kepada beberapa supplier, maupun melakukan kerja sama dengan sesama pabrik baja untuk mengalirkan ketersediaan bahan baku,” ujar Purwono dikutip TrenAsia.com dari keterangan resmi, Jumat, 30 Juni 2023.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 30 Jun 2023 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories