BucuKito
Museum Monpera: Simpan Senjata dan Seragam Pahlawan Sumatera Selatan yang Berjuang Melawan Invansi Belanda
PALEMBANG, WongKito.co – Berada di Titik Nol, Kota Palembang yang telah berusia 1.342 tahun pada 17 Juni 2025, merasakan nuansa yang berbeda bagi siapapun yang baru menginjakkan kaki di kota Pempek.
Sekeliling tampak bangunan bersejarah yang hingga kini masih digunakan secara optimal, ada Jembatan Ampera yang menjadi ikon kota yang dibelah Sungai Musi, dan Masjid Agung yang meskipun telah berkali-kali mengalami revitalisasi tetapi tetap dengan ornamen khas Kesultanan Palembang Darussalam.
Persis di seberang Masjid Agung dan samping Jembatan Ampera, Museum Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) bentuknya tampak artistik di antara bangunan di Titik Nol Palembang tersebut.
Randy staf Monpera mengungkapkan tidak hanya menjadi ikon sejarah di kota Palembang, tetapi Monpera juga merupakan ruang penyimpanan berbagai artefak penting yang merekam jejak heroik pertempuran 5 hari 5 malam.
Baca Juga:
- FSRU Lampung Terima Kargo LNG ke-20, Bukti Konsistensi Layanan Gas Bumi Nasional
- Tom Cruise di Usia 63 Tahun Akhirnya Raih Piala Oscar
- Pekan Seni Palembang: Sejarah Ratu Sinuhun, Perempuan, Warna dan Karya
Pertemuan 5 hari 5 malam, menjadi cerita heroik rakyat Sumatera Selatan yang dipimpin AK Gani melawan invasi militer Belanda.

Menurut Randy, koleksi yang tersimpan di Monpera merupakan warisan langsung dari masa perjuangan rakyat Sumatera Selatan.
“Koleksi yang ada di sini sangat beragam, mulai dari lukisan, senjata pedang, sabit ranjau darat, meriam, kecepek, pistol, hingga senjata rampasan dari jepang. Itu semua ada di lantai 3, di luar etalase juga ada juki ganju dan foto-foto pejuang di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Tidak hanya senjata dan dokumen, Monpera juga memamerkan koleksi seragam para pejuang. “Di lantai 5 ada patung perunggu setengah badan, ada juga seragam khas pejuang kemerdekaan. Salah satu koleksi bersejarah adalah baju asli milik bapak Hasan Hasim, yang dihibahkan langsung oleh keluarga, tambah dia.
Perawatan Rutin
Guna menjaga keutuhan benda bersejarah, pihak museum melakukan perawatan rutin.
Setiap bulan dilakukan perawatan, kadang dua kali atau minimal sekali, misalnya membersihkan senjata supaya tidak tumbuh jamur dan juga karat, kata Randy.
Begitu juga perawatan terhadap benda bersejarah lainnya, terus dilakukan secara rutin untuk tetap menjaga agar tidak rusak.
Museum Monpera lahir dari keinginan kuat para pejuang Sumatera Selatan untuk mengabadikan perjuangan rakyat.
Randy juga menjelaskan bahwa proses pembangunanya diawali dengan sebuah sayembara arsitektur.
“Museum ini di bangun karna keinginan para pejuang rakyat Sumatera Selatan untuk mengenang sejarah tersebut," kata dia.
Pembangunan gedung diawali dengan sayembara struktur bangunan yang dimenangkan oleh Legwen Petran Repunlik Indonesia Pada 2 Agustus 1970.

Perletakan batu pertama pertama dilakukan lima tahun kemudian, tepatnya pada 17 Agustus 1975, dan pembangunan berlanjut hingga akhirnya rampung pada 1988, pada masa pemerintahan Gubernur Sainan Sagiman. Museum Monpera resmi dibuka pada 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra Alamsyah Ratu Prawiranegara.
Gedung tersebut terdiri ari 5 lantai dengan koleksi lengkap dari lantai 1 hingga lantai 5, Museum Monpera tidak hanya menjadi ikon bangunan bersejarah, tetapi pusat edukasi yang menjaga memori perjuangan rakyat Sumatera Selatan tetap hidup.
Baca Juga:
- Angka Fatherless di Indonesia Tertinggi Ketiga Dunia Iringi Peringatan Hari Ayah
- In House Training Rafa Televisi 2025: “On Duty With Integrity” Tekankan Profesionalitas di Dunia Penyiaran
- Tuntut Transparansi CSR dan Kerusakan Lingkungan, belum Ditanggapi Bupati, Berikut Penjelasan Warga
Setiap benda, foto, senjata, hingga pakaian pejuang menyampaikan pesan bahwa kemerdekaan Indonesia lahir dari perjuangan panjang yang tidak boleh dilupakan.
Kini, Museum Monpera menjadi salah satu destinasi edukasi sejarah paling penting di Sumatera Selatan. Selain menyimpan artefak berharga, museum ini terus berfungsi sebagai pengingat bahwa kemerdekaan Indonesia lahir dari perjuangan panjang dan pengorbanan para pahlawan.
Randy menambahkan untuk masuk ke Monpera tiket sangat terjangkau, hanya Rp5 ribu per orang untuk wisatawan local, tambah dia.(Mg/L Revalina)

