Museum Negeri Sumsel jadi Pusat Latihan Teater Mahameru Fokus Gali Talenta Anak

ANAK - Anak-anak yang diasuh Teater Mahameru Palembang sedang berlatih dasar pada latihan perdana, dipandu para mentor yang ditunjuk, di Aula Museum Negeri Sumsel, Minggu (5/2/2023). (Dok.Teater Mahameru/Sonov.)

PALEMBANG, Wongkito.co - Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi pusat latihan Teater Mahameru Palembang, dengan fokus menggali talenta anak-anak di kota tersebut.

Ketua Teater Mahameru, Erwin menjelaskan Teater Mahameru dilahirkan Forum Teater Sumatera Selatan (Fortass).

Seiring dengan kelahirannya yang belum seumur jagung ini, Erwin menyebutkan, lembaga yang kini dipimpinnya berkeinginan menyeimbangkan karya dengan sejumlah teater lain di Sumsel, kata dia, dalam siaran pers,, Senin (6/2/2023).

Menurut dia pihaknya menargetkan melahirkan Teater Anak di Palembang.

"Saya kira ini penting. Sebab potensinya sangat prospek untuk mengembangkan talent anak-anak di Sumsel,” ujar dia.

Baca Juga:

Namun Erwin mengakui, untuk mendidik dan melatih anak dalam berteater dibutuhkan kemampuan khusus, terutama tentang metode menghadapi anak. Sebab, pola ajar berkesenian bagi anak-anak, menurut jebolan Teater Leksi Palembang ini, sangat berbeda, ketika pengajar atau pelatih berhadapan dengan usia dewasa, setingkat SMA atau mahasiswa.

“Pola pendekatan pada anak, si pengajar harus memerankan diri sebagai ibu, atau sebagai ayah bagi mereka, sehingga anak tidak merasa berlatih dengan orang lain, tetapi seeprti dengan orang tuanyua. Kalau pada anak, kita harus menerapkan pola ajar, bermain sambil belajar, sehingga mereka enjoy,” katanya.

Tentang tenaga didik khusus bagi anak, Erwin menyebutkan, Teater Mahameru sudah menjaring sejumlah tenaga didik dan pelatih yang dinilai layak untuk memaksimalkan kemampuan belasan anak yang kini sudah terdaftar di Teater Mahameru.

Menurut praktisi teater Palembang yang sudah puluhan kali bermain sinetron TVRI Sumsel di era 90-an ini, ada sejumlah orang yang sudah disiapkan untuk melatih anak di Teater Mahameru Palembang.

Kali itu, Erwin menyebut beberapa nama yang bakal menjadi tenaga pengajar. Diantaranya Slamet Nugroho, S.Sn (Inug Dongeng), Salwa Pratiwi, S. Pd (Ewa), yang akan mengajar tari, Yussudarson (Sonov) mengajar pantomim, dan mentor lainnya yang disiapkan untuk Teater Mahaneru kelas dewasa, misalnya Pimpinan Teater Gaung Palembang, Amir Hamzah Arga, Yosep Suterisno, SE (Ketua Fortass), Hasan, S.Sn (Acan Gimbal) yang juga Dosen Unversitas PGRI Palembang.

“Untuk kelas dewasa kami juga menyiapkan mentor penulisan naskah drama, yaitu Pak. Saya tahu Pak Imron Supriyadi, beliau dosen, juga penulis yang tahun lalu mendapat penghargaan sebagai penulis sastra terbaik. Jadi Insya Allah, ke depan kita bisa memunculkan talent anak dan juga kaum milineal yang mumpuni untuk tampil di panggung, karena pelatihanya keren-keren,” ujarnya.

Baca Juga:

Belajar Disiplin

Pimpinan Teater Gaung Palembang, Amir Hamzah Arga menambahkan belajar teater dalam seminggu sekali sebenarnya untuk menjaga displin waktu latihan bagi, baik bagi anggota atau pelatih.

Tetapi menurut senior teater di Palembang yang pernah belajar di Teater Alam Jogyakarta era 80-an ini, belajar teater itu bisa dilakukan dalam keseharian, apapun, dimanapun dan kapanpun. Sebab menurutnya, mengutip Azwar. AN, pentolan Teater Alam Yogyakarta, Amir menyebut, teater itu bukan belajar akting, tetapi belajar kehidupan.

“Jadi kapanpun, kita bisa belajar teater. Bangun tidur bisa belajar teater. Apa? Gerak tubuh. Mulai dari bangun melemaskan badan, tangan, kemudian berjalan ke kamar mandi. Sholat shubuh, apalagi ditambah olah raga. Semua itu belajar teater dalam keseharian. Intinya disiplin melakukan secara rutin. Tapi penyakit kita malas, meskipun itu kegiatan sederhana yang sehari-hari bisa kita lakukan,” katanya.(ril)


 

Editor: Nila Ertina

Related Stories