Ragam
Pasokan Jatim Berlebih, SKK Migas Kejar Komersialisasi Penjualan Gas
SURABAYA - Pasokan gas berlebih atau oversupply dari sejumlah lapangan onstream di daerah Jawa Timur (Jatim) membuat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan berbagai strategi untuk komersialisasi penjualan gas.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan, dalam industri hilir di Jawa Timur dan Jawa Tengah belum mampu menyerap pasokan gas dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) namun pasokan gas terus bertambah hingga akhir tahun ini.
“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk mengkomersialisasi bagaiaman menjual gas-gas tersebut lebih banyak lagi supaya bisa meningkatkan lifting,” katanya di Fasilitas Produksi PGN Saka, Jawa Timur Senin 27 November 2023.
Baca Juga:
- Mantap! Ajang Jetski di Danau Toba Cuan Rp1,7 Triliun
- Catatkan Pertumbuhan Positif, Laba Jasa Marga Semester I 2023 Tumbuh 56 Persen
- Ide Masakan Hari ini, Bikin Olahan Sawi Gulung Ayam Udang, Simak Manfaat Sawi Putih Yuk
Nurwahidi melanjutkan,jika posisi lifting gas per Oktober 2023 telah berada di level rata-rata 747 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Ia menggarisbawahi, kemampuan serap dari industri hilir seperti PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN hingga Petrokimia Gresik hanya berkisar di angka 565 MMscfd.
SKK Migas dan KKKS tengah mendorong komersialisasi dari angkut gas yang terus mengalami pertumbuhan saat ini.
Berdasarkan paparan SKK Migas, sejumlah wilayah kerja (WK) gas di Jawa Timur akan sampai pada titik puncak produksi pada rentang 2024 hingga 2026 mendatang.
Saat itu, kondisi pasokan gas berlebih atau oversupply di wilayah Jawa Timur diperkirakan mencapai 200 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Baca Juga:
- Buktikan Komitmen, BDDC Gelar Topping Off JST Site Pusat Data Tier IV di Jakarta
- Pemprov Pastikan Kenaikan UMP Rp 52 Ribu untuk Masa Kerja Kurang dari Setahun
- Cek Fakta: Daftar Reshuffle ke-7, 13 Menteri Kabinet Indonesia Maju
Pasokan berlebih itu diidentifikasi berasal dari sejumlah lapangan prospektif di antaranya Jimbaran Tiung Biru (sekitar 192 MMscfd), HCML Sampang (sekitar 100 MMscfd), Medco Paus Biru (sekitar 30 MMscfd), PCK2L Bukit Panjang Sampang (sekitar 50 MMscfd), Energi Mineral Langgeng Sumenep (sekitar 30 MMscfd) dan MGA Utama Energi Sumenep (sekitar 40 MMscfd dan 7.000 bopd).
Adapun, Jawa Timur masih menyimpan potensi gas mencapai 4,6 TSCF. Lewat potensi itu, kelebihan pasokan ditaksir mencapai sekitar 200 MMscfd dalam kurun 1 tahun hingga 3 tahun mendatang dari sumur migas baru.
Sementara itu, potensi minyak diidentifikasi sebesar 600 juta barel minyak (MMBO).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 28 Nov 2023