BucuKito
Pekan Seni Palembang: Bedah Lagu Ratu Sinuhun
PALEMBANG, WongKito.co – Perhelatan Pekan Seni Palembang pada hari kedua, Selasa (18/11/2025I di Pelataran Lawang Borotan menghadirkan pencipta lagu Ratu Sinuhun, Ali Goik, yang memaparkan proses pembuatan lagu serta nilai budaya yang ia angkat dari Undang-Undang Simbur Cahaya.
Ali Goik mengatakan lagu yang diciptakan sepenuhnya terinspirasi oleh sosok Ratu Sinuhun yang pada masa Kesultanan Palembang Darussalam telah berpikir maju dalam perspektif kesetaraan gender.
“Beliau punya pemikiran yang maju, dan itu yang membuat saya tertarik untuk mengangkat kisahnya ke dalam lagu,” ujarnya .
Baca Juga:
- Museum Monpera: Simpan Senjata dan Seragam Pahlawan Sumatera Selatan yang Berjuang Melawan Invansi Belanda
- FSRU Lampung Terima Kargo LNG ke-20, Bukti Konsistensi Layanan Gas Bumi Nasional
- Tom Cruise di Usia 63 Tahun Akhirnya Raih Piala Oscar
Ia menjelaskan, bahwa nilai tentang penghormatan terhadap alam, perempuan, dan tradisi menjadi fondasi utama yang memperkuat lirik lagu.
"Undang–Undang Simbur Cahaya memuat berbagai aturan adat, mulai dari perkawinan, hukum, hingga kehidupan sosial masyarakat," ujar dia.
Ia mencotohkan salah satu aturan yang dianggap progresif, yaitu hukum bagi pencuri karena kelaparan, dimana pelaku tidak dihukum sementara pemilik rumah justru dikenai denda.
Baca Juga:
- Angka Fatherless di Indonesia Tertinggi Ketiga Dunia Iringi Peringatan Hari Ayah
- In House Training Rafa Televisi 2025: “On Duty With Integrity” Tekankan Profesionalitas di Dunia Penyiaran
- Tuntut Transparansi CSR dan Kerusakan Lingkungan, belum Ditanggapi Bupati, Berikut Penjelasan Warga
Proses menciptakan lagu Ratu Sinuhun tidak mudah.
Tantangannya adalah menyesuaikan lirik dengan karakter dan perjalan hidup Ratu Sinuhun tanpa mengubah nilai Asliinya, tambah dia.
Lagu siap ditampilkan dalam empat versi genre musik yaitu akustik, dangdut, slow rock, dan heavy metal agar lagu tersebut dapat dibawakan oleh musisi dari berbagai genre.
Pekan Seni Palembang berlangsung pada 17-21 November di Pelataran Lawang Borotan dari pukul 08.00 WIB hingga menjelang tengah malam, dengan menampilkan beragam seni dan budaya serta workshop.(Mg/Joka Munir)

