Peringati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan: FJPI Sumsel Siap Gelar Diskusi Publik dan Workshop Penulisan Isu KBGO

"Kita melihat bahwa Isu kekerasan berbasis gender, terutama terhadap perempuan dan kelompok rentan, masih tinggi di Indonesia. Bahkan kasus cenderung meningkat dari tahun ke tahun," kata Ketua FJPI Sumsel Dwitri Kartini, dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumatera Selatan, Fitriana, S.Sos., M.Si dan Kepala News Room Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Yudie Thirzano, Selasa (21/10/2025) di Graha Tribun. (Foto WongKito.co/Ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Dalam rangka memeringati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumsel siap menggelar Diskusi Publik dan Workshop Penulisan berkaitan dengan Isu Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), pada Kamis (20/11/2025), bertempat di Kantor DPD RI Perwakilan Sumsel Jakabaring, Palembang.

Kegiatan ini sebagai komitmen FJPI Sumsel ikut berperan aktif dalam peringatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang berlangsung pada 25 November hingga 10 Desember setiap tahun.

"Kita melihat bahwa Isu kekerasan berbasis gender, terutama terhadap perempuan dan kelompok rentan, masih tinggi di Indonesia. Bahkan kasus cenderung meningkat dari tahun ke tahun," kata Ketua FJPI Sumsel Dwitri Kartini, dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumatera Selatan, Fitriana, S.Sos., M.Si dan Kepala News Room Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Yudie Thirzano, Selasa (21/10/2025) di Graha Tribun.

Baca Juga:

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Penasihat FJPI Sumsel MF. Ririen Kusuma Wardani, Nila Ertina dan pengurus FJPI Sumsel di antaranya Yuni Rahma, Ray Happyeni dan Lisma Noviani.

Dwitri mengatakan Data Komnas Perempuan tahun 2024 mencatat, ada 330.097 kasus kekerasan berbasis
gender terhadap perempuan dan mengalami peningkatan sebesar 14,17 persen dibanding tahun 2023 yang jumlahnya mencapai 289.111 kasus.

"Ini kan berarti, pemahaman dan literasi tentang pentingnya tentang isu kekerasan berbasis gender ini masih jauh dari harapan, terutama di kalangan perempuan dan kelompok rentan," kata Wiwik, sapaan akrab Dwitri.

Di ranah digital, Komnas Perempuan juga mencatat bahwa sepanjang 2023, Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) merupakan bentuk kekerasan seksual terbanyak, dengan 442 kasus, diikuti pelecehan seksual fisik (345 kasus), pemerkosaan (211 kasus) dan incest (66 kasus)

Untuk itu FJPI berencana mengajak berbagai kalangan mulai dari jurnalis, stake holder, pemerintah, organisasi perempuan, mahasiswa dan masyarakat umum untuk hadir dalam diskusi ini, yang tujuannya memberikan pemahaman lebih luas tentang konsep gender dan komitmen bersama mengurangi kekerasan berbasis gender.

Dijelaskan Wiwik, Diskusi Publik nanti rencananya akan menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Duta Literasi Sumatera Selatan, dr. Ratu Tenny Leriva, M.M,  Kepala PPPA Provinsi Sumatera Selatan, Fitriana, S.Sos., M.Si dan  Praktisi Media Sumsel, Kepala News Room Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Yudie Thirzano.

Setelah diskusi publik, kegiatan akan dilanjutkan dengan workshop kepenulisan isu kekerasan berbasis gender online (KBGO) yang pesertanya adalah  jurnalis perempuan dan juga jurnalis laki-laki. Workshop menghadirkan Managing Editor Magdalene.co, Purnama Ayu Rizky, media yang berfokus pada isu perempuan dan kelompok rentan untuk kesetaraan, yang berbasis di Jakarta.  

Kepala PPPA Provinsi Sumatera Selatan, Fitriana, S.Sos., M.Si menyambut baik rencana kegiatan diskusi publik dan workshop isu kekerasan terhadap perempuan ini dan bersedia untuk menjadi salah satu pembicara. "Kegiatan ini senafas dengan program PPPA terutama bagaimana supaya kesetaraan gender ini benar-benar dipahami masyarakat, tidak hanya perempuan tapi juga laki-lakinya," kata Fitriana.

Baca Juga:

Dia menyarankan agar kegiatan juga mengundang bapak-bapak sebagai mitra laki-laki. "Karena kalau perempuan paham, tapi laki-laki sebagai mitra perempuan tidak paham, kan susah. Bapak-bapak juga harus melek kesetaraan gender," tegasnya.

Fitri mengatakan salah satu program  di Dinas PPPA Sumsel adalah progam HeForShe, yaitu HeForShe adalah ajakan bagi pria dan semua gender untuk bersolidaritas dengan perempuan demi menciptakan kekuatan yang berani, nyata, dan bersatu demi dunia yang setara gender.

"HeForShe ini dapat kita kaitkan dengan diskusi publik isu kesetaraan gender ini, yok kaum laki-laki mari peduli dan bersinergi dengan perempuan, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat," katanya.(*)

Editor: Nila Ertina

Related Stories