Ekonomi dan UMKM
Produk Refrigeran Breezon MC-32 Kilang Pertamina Plaju Siap Sasar Pasar Industri Dalam Negeri
PALEMBANG, WongKito.co, - Salah satu produk andalan Kilang Pertamina Plaju, Breezon MC-32, berhasil menyasar pasar industri dalam negeri. Produk refrigeran ramah lingkungan ini telah dipasok ke Pertamina EP Cepu, di Blora, Jawa Tengah.
Tidak tanggung-tanggung, Kilang Pertamina Plaju telah melakukan lifting (pengiriman) Breezon MC-32 sebanyak 10 ton menggunakan truk tangki bridger, pada Sabtu (25/5/2024).
Breezon MC-32, adalah produk refrigeran non-CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang dapat digunakan sebagai media pendingin Air Conditioner (AC). Produk ini berbahan dasar hidrokarbon yang aman, ramah lingkungan, dan hemat energi.
Baca juga:
- Salurkan KUR sebesar Rp59,96 Triliun, KUR BRI Sudah Penuhi 36 Persen Target Pemerintah pada Akhir April 2024
- Penerimaan Pajak Hingga April 2024 sebesar Rp624,19 Triliun
- Dedikasi 16 Tahun SRC Dukung UMKM yang Berkelanjutan
Sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perindustrian No. 41/M-IND/PER/5/2014 dan beberapa peraturan lainnya, produk refrigerant sintetik seperti CFC, Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) dan Hydrofluorocarbon (HFC) yang merupakan Bahan Perusak Ozon (BPO) dan menyebabkan efek Gas Rumah Kaca (GRK) telah dilarang penggunaannya di bidang perindustrian.
Selain itu, sejak tahun 2015 melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 41/M-IND/PER/5/2014 pemerintah Indonesia telah melarang penggunaan Freon R22 pada mesin AC dan dipertegas melalui UU no.16/2016 tentang Pengesahan Paris Agreement yang mengatur pengurangan R-22 sebanyak 10% dan pelarangan import AC berisi R-22.
Menjawab tantangan itu, Pertamina melalui Kilang Plaju pun memproduksi produk substitisi, yakni Breezon MC-32 yang memiliki Indeks Global Warming Potential (GWP) yang sangat rendah, sehingga membuat konsumsi energi dapat dihemat hingga 30 persen. Selain itu, produk ini tidak menyebabkan kerusakan ozon atau zero ozon depletion potential.
Produk pengganti Freon ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya; (1) hemat energi dan dapat menurunkan konsumsi penggunaan listrik; (2) ramah lingkungan; (3) Penggunaan volume refrigeran hanya 30% dibandingkan refrigeran sintetik.
Sementara Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju, Siti Rachmi Indahsari mengatakan, produk Breezon MC-32 diluncurkan sejak 7 Desember 2020.
“Breezon MC-32 merupakan pengembangan dari produk yang terdahulu yaitu Musicool MC-22. Melalui semangat untuk menciptakan produk yang unggul dan ramah lingkungan Breezon MC-32 hadir sebagai upaya nyata Kilang Pertamina Plaju Plaju berkontribusi mengembangkan produk refrigeran baru dalam menyikapi perkembangan industri refrigeran,” kata Rachmi.
Produk ini ditargetkan menyasar pangsa pasar premium user atau pengguna sistem teknologi pendingin baru berbasis R32 yang lebih ramah lingkungan, seperti konsumen residensial yang mayoritas menggunakan Air Conditioning (AC) berjenis split, serta cocok untuk bahan makan maupun industri kimia.
Rachmi menambahkan, adanya Breezon MC-32, menunjukkan bahwa Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara mampu untuk memproduksi refrigeran hidrokarbon MC 32 sebagai substitusi Refrigeran sintetik seperti R32 di dalam negeri yang kompetitif. “Sehingga inisiatif ini dapat berpotensi mengurangi ketergantungan impor pada produk refrigeran sintetik,” kata dia.
Pada aspek pelestarian lingkungan, Kilang Pertamina Plaju juga telah berperan serta mengajak stakeholders untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan produk Breezon MC-32 yang juga diproduksi di Kilang Polypropylene.
Uji Coba produk refrigeran ramah lingkungan ini dilakukan berbagai kantor instansi di kecamatan Plaju sebagai ring 1 perusahaan, seperti kantor kecamatan, kantor lurah, kantor polsek, koramil, puskesmas maupun fasilitas umum seperti masjid dan mushola. Penggunaan Breezon MC-32 pun kompatibel dengan berbagai merk Air Conditioner (AC).
Melalui hal itu, Kilang Pertamina Plaju telah menerapkan Creating Shared Value (CSV) yang sejalan dengan strategi dan daya saing bisnis perusahaan.