Ragam
Resesi di Depan Mata, 5 Negara ini Diprediksi Lolos Termasuk Indonesia
JAKARTA - Kondisi perekonomian global diperkirakan semakin buruk pada tahun 2023. Akibatnya, hampir semua negara akan terpengaruh terhadap arus ekonomi dan moneternya.
Seperti telah terpublikasi secara masif, sejumlah negara maju pun kini mengalami resesi dampak dari krisis energi yang berkepanjangan
Sejumlah lembaga keuangan, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meramalkan dunia bakal gelap tahun depan. Meski demikian, di belahan bumi lain, sejumlah negara berhasil tumbuh.
Melihat tren pertumbuhan tersebut, negara-negara ini bahkan diprediksi dapat lolos dari resesi, khususnya negara-negara ASEAN. Berikut adalah daftar negara yang diprediksi bakal lolos dari resesi seperti dikutip TrenAsia.com dari Asian Development Bank (ADB) Senin, 17 Oktober 2022.
Baca Juga:
- Masuk Rumah Lelang, iPhone Generasi Pertama Dijual Rp466 Juta
- Bank Sinarmas (BSIM) Keluarkan Modal Rp510 Miliar Dirikan Bank Umum Syariah
- Traktat Internasional, Resolusi Konflik, Hingga Intervensi Antar Negara, Inilah Tiga Rekomendasi G20 Lehamnas Untuk Jokowi
1. Vietnam
Vietnam menjadi salah satu negara ASEAN yang diprediksiberhasil lolos dari resesi tahun depan. ADB memperkirakan pada tahun depan, ekonomi Vietnam akan tumbuh 6,7%.
Mengutip laporan ADB yang rilis September lalu, kinerja ekonomi Vietnam termasuk baik di tengah krisis global yang tengah terjadi. Namun, begitu, melemahnya permintaan global telah memperlambat manufaktur Vietnam.
Meski demikian, prospek sektor ini tetap bullish mengingat investasi asing langsung yang kuat di sektor ini. Pun halnya dengan pertanian yang diprediksi ikut terganggu.
2. Filipina
Pertumbuhan ekonomi Filipina tahun depan diproyeksi akan mencapai pertumbuhan sebesar 6.3%. Menurut laporan ADB, pemulihan ekonomi diperkirakan akan mendapatkan daya tarik tahun ini dan tahun depan. Hal ini juga didukung oleh penguatan investasi dan konsumsi domestik.
Pemulihan ekonomi di Filipina ini dipengaruhi oleh faktor-faktor. Contohnya, tren menurunnya kasus COVID-19 dan pelonggaran mobilitas masyarakat.
3. Indonesia
Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023. Perkiraan ini terpangkas dari proyeksi sebelumnya yakni sebesar 5,2%.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi disebabkan lantaran kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini, menurut ADB, bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
Kendati demikian, ADB menilai pemulihan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan jalurnya.
Baca Juga:
- Kilang Pertamina Plaju Gelar Simulasi Keadaan Darurat, Tingkatkan Kehandalan Kesiapsiagaan
- Hoax: Akun TikTok Ayu Dewi Bagikan Uang Rp 15 Juta
- TPID Perlu Waspadai Harga Komoditas dan Perkuat Pengendalian Inflasi Pangan di kabupaten/kota
4. Malaysia
Sama halnya dengan rekan negara lainnya di Asean. Malaysia mengalami penurunan proyeksi dari 5,4% menjadi 4,7% pada tahun depan.
Namun, jika dilihat secara wilayah, pertumbuhan ini lebih baik dari Singapura dan Brunei Darussalam yang masing-masing diramal tumbuh 3% dan 3,6% pada 2023.
5. Kamboja
Pertumbuhan ekonominya Kamboja tahun ini berada di angka 5,3%. Tapi, proyeksi pertumbuhan ekonomi Kamboja tahun depan berada pada angka 6,2%. Prediksi ini turun 0,3 persen dari awalnya sebesar 6,5% karena pertumbuhan global yang lebih lemah.
Meski terpangkas, pertumbuhan ekonomi Kamboja tetap tinggi pada tahun depan. Ekonomi negara tersebut akan ditopang oleh kinerja manufaktur yang kuat, dari produksi garmen hingga alas kaki meskipun terjadi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat.
Output industri diproyeksikan tumbuh 9,1% tahun ini, sebelum berkurang menjadi 8,6% pada tahun 2023 karena permintaan eksternal yang lebih lemah.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 17 Oct 2022