Resmi Jadi Menkeu, Tongkat Estafet Kepemimpinan Fiskal Kini di Tangan Purbaya Yudhi Sadewa

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa (Tangkapan layar Zoom Meeting Konferensi Pers TBP, Selasa, 27 September 2022)

JAKARTA, WongKito.co – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, Senin 8 September 2025, menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

Pergantian ini menjadi salah satu reshuffle kabinet paling penting, mengingat posisi Menkeu adalah ujung tombak pengelolaan fiskal negara di tengah tantangan perlambatan ekonomi global, kebutuhan belanja publik yang besar, serta reformasi pajak yang tak bisa ditunda.

Bagi publik, nama Purbaya bukanlah sosok baru. Ia dikenal luas sebagai ekonom teknokrat dengan rekam jejak panjang di sektor publik maupun swasta. Selama lima tahun terakhir, Purbaya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Di bawah kepemimpinannya, LPS mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) dan langkah intervensi proaktif untuk menjaga stabilitas perbankan, khususnya bank-bank kecil yang rawan goyah di tengah gejolak ekonomi. Langkah ini diapresiasi banyak pihak karena mampu mencegah potensi krisis lebih besar.

Kini, tongkat estafet kepemimpinan fiskal berada di tangannya. Tugasnya tidak ringan memastikan defisit anggaran terkendali, memperluas basis penerimaan negara, sekaligus menjaga belanja publik tetap berpihak pada kelompok rentan.

Pengalaman panjangnya di dunia kebijakan ekonomi membuat publik berharap ia bisa membawa stabilitas finansial ke ranah fiskal, sebagaimana keberhasilannya menenangkan sektor perbankan.

Dari Akademisi, Konsultan, hingga Birokrat

Lahir di Bogor, Purbaya menempuh pendidikan S1 Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum beralih menekuni ilmu ekonomi.

Ia kemudian meraih gelar MSc dan Ph.D. di bidang Ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat. Setelah kembali ke tanah air, Purbaya sempat bekerja di Schlumberger sebagai Field Engineer, lalu menjabat Chief Economist di Danareksa, yang memperkuat reputasinya sebagai analis makroekonomi dengan perspektif strategis.

Kariernya di birokrasi dimulai ketika dipercaya menjadi Staf Khusus di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Setelah itu, ia menduduki posisi Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), lalu Deputi Bidang Koordinasi Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. 

Rangkaian jabatan strategis ini memberinya pengalaman luas dalam menangani isu-isu ekonomi makro, energi, hingga stabilitas sistem keuangan. Puncaknya, pada 2020 ia ditunjuk menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS. Selama masa jabatannya, Purbaya dikenal berhati-hati, tapi progresif dalam menjaga simpanan masyarakat di bank. Ia sering menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik sebagai fondasi stabilitas ekonomi.

Tantangan Baru di Kementerian Keuangan

Sebagai Menteri Keuangan, Purbaya akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks. Reformasi pajak menjadi pekerjaan rumah besar, mengingat masih rendahnya rasio pajak terhadap PDB Indonesia. 

Ia juga dituntut menyeimbangkan kebutuhan belanja sosial dengan pembiayaan pembangunan infrastruktur. Selain itu, tekanan global akibat ketidakpastian suku bunga The Fed dan harga komoditas dunia menambah lapisan kerumitan.

Dengan latar belakang sebagai ekonom dan pengalaman panjang di lembaga strategis, Purbaya kini memegang peran vital sebagai penjaga fiskal negara. Dari mengawal stabilitas perbankan lewat LPS, kini ia mengawal kredibilitas anggaran dan arah reformasi ekonomi Indonesia.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 8 September 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories