Ekonomi dan UMKM
Sejarah Baru, Pendanaan Fintech di ASEAN Naik 3 Kali Lipat Tembus Rp50 Triliun
JAKARTA – Sejarah baru, pendanaan untuk perusahaan rintisan atau financial technology (fintech) di Asia Tenggara (ASEAN) mencetak rekor tertinggi. Hal ini terungkap dalam laporan FinTech in ASEAN 2021 oleh UOB, PwC Singapore, dan Singapore FinTech Association (SFA).
Laporan ini menyebutkan pendanaan fintech di Asia Tenggara mencapai menjadi US$3,5 miliar atau sekitar Rp50,05 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat). Angka ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam sembilan bulan pertama 2021 dibandingkan dengan periode yang sama 2020. Melesatnya pendaaan ternyata didorong oleh 167 kesepakatan termasuk 13 putaran besar yang menyumbang US$2 miliar dari total pendanaan.
“Bergairahnya kembali investasi di industri fintech di ASEAN telah mendorong pendanaan hingga US$3,5 miliar tahun ini,” kata Head of Group Channels and Digitalisation UOB, Janet Young dikutip dari hasil riset, Senin 15 November 2021.
- Kolaborasi Optimal Pemerintah-Pelaku Usaha Dukung Akselerasi Digital Pariwisata Sumsel
- Dongkrak PDB Indonesia, Industri Digital Butuh 9 Juta Pekerja
- Pendapatan Daerah Sumsel 2022 Sebesar Rp9,9 Triliun
Sebagian besar investor menunjukkan minat yang kuat terhadap perusahaan fintech tahap akhir dan berkomitmen mendukung 10 dari 13 mega rounds atau putaran besar tahun ini.
Ia berpendapat, tren rebound yang kuat menjadi peluang untuk menjalin kemitraan antara industri perbankan, fintech, dan ekosistem digital akan tetap berperan dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Di UOB, kami telah lama berkolaborasi dengan mitra fintech. Kolaborasi erat ini juga memungkinkan kami memanfaatkan kekuatan dan kemampuan unik satu sama lain demi menciptakan solusi keuangan yang progresif dan pengalaman digital tanpa batas yang bermanfaat bagi nasabah kami di dunia maya yang semakin meningkat."
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 15 Nov 2021