Sejarah: Bung Karno Satukan Elit Politik dengan Halalbihalal

Lalu, sebenarnya apa itu halalbihalal dan bagaimana sejarahnya? (Pexels/ Pixabay)

JAKARTA - Halalbihalal kerap diadakan oleh institusi, perkumpulan hingga keluarga setelah Hari Raya Idulfitri, saat suasana Lebaran. 

Lalu, sebenarnya apa itu halalbihalal dan bagaimana sejarahnya?

Dalam KBBI, halalbihalal berarti hal maaf-memaafan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang. 

Halalbihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.

Baca Juga:

Meski menggunakan bahasa Arab, nyatanya tradisi halalbihalal tidak ada di negara-negara Islam termasuk Arab. Tradisi halalbihalal adalah tradisi asli dari Indonesia.

Melansir dari berbagai sumber, halalbihalal pertama kali ada pada masa awal kemerdekaan di mana Bung Karno meminta saran dari seorang ulama yang juga pendiri Nahdatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948.

Kala itu, Bung Karno menyadari bahwa banyak elit politik yang sedang berkonflik dan enggan duduk dalam satu forum sementara pemberontakan seperti DI/TII dan PKI Madiun tengah terjadi. Akhirnya, Kyai Wahab menyarankan kepada Bung Karno untuk membuat acara silaturahmi untuk saling memaafkan bernama halalbihalal.

Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah menyelenggarakan Halal bi Halal yang kemudian diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama.

Sumber lain mengatakan bahwa halalbihalal sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. 

Baca Juga:

Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Pada pertemuan ini diadakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah halal bihalal.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 25 Apr 2023 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories