Ragam
Selain Sri Lanka, 6 Negara Ini Juga Bangkrut karena Utang
JAKARTA - Hingga kini, berita bangkrutnya negara Sri Lanka masih ramai jadi perbincangan publik. Kebangkrutan akibat tak mampu membayar utang negara sejumlah US$51 miliar.
Namun sebelum Sri Lanka bangkrut, sejumlah negara dilaporkan tak sanggup bertahan dari resesi ekonomi yang terjadi pada gelombang sebelumnya.
Selain Sri Lanka, berikut daftar negara yang mengajukan kebangkrutan lantaran dihantam utang dan tak sanggup membayarnya.
1. Zimbabwe
Negara yang berada di Benua Afrika ini menjadi salah satu negara yang bangkrut akibat jumlah utang yang banyak. Pada 2008, negara ini dilaporkan terlilit utang hingga US$4,5 miliar atau Rp64,8 triliun (asumsi kurs Rp14.700 per dolar AS).
Baca Juga:
- PDIP Sumsel Gelar Lomba Barista Latte Art di Palembang
- Pengamat: Labelisasi Produk Impor di e-Commerce Penting
- IHSG Menguat 0,64 Persen ke Level 7.042
Akibatnya, Tingkat pengangguran di negara ini juga melonjak hingga 80 persen. Tak hanya itu, masyarakat Zimbabwe berhenti membayar pajak dan menggunakan bank. Mereka kini tak lagi menggunakan mata uang nasional sebagai alat transaksi jual beli.
2. Yunani
Yunani mendeklarasikan kebangkrutan pada 2015 lalu. Negeri Seribu Dewa ini engalami gagal bayar utang senilai US$22 miliar kepada IMF. Total utang Yunani kala itu mencapai US$360 miliar atau setara Rp5.255 triliun.
Lantaran bangkrut, kondisi ekonomi Yunani menjadi kacau balau. Perbankan kehabisan uang dan gelandangan di Yunani semakin banyak. Negara ini mendapat talangan dana dari IMF namun harus melakukan penghematan ketat selama bertahun-tahun.
3. Venezuela
Akibat pembatasan impor, Venezuela menjadi negara bangkrut pada 2017. Utangnya menggunung sedangkan produsen minyak terbesar ketiga di dunia ini tak mampu membayarnya.
Pada tahun yang sama, Pemerintah dan perusahaan minyak negara ini akhirnya memutuskan untuk meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang. Venezuela tercatat memiliki utang kepada sejumlah negara termasuk China dan Rusia.
Utang Venezuela tercatat mencapai US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.025 triliun.
4. Ekuador
Bukan lantaran tak mampu, Ekuador dianggap sebagai negara bangkrut lantaran menolak melakukan pembayaran utang pada tahun 2008 lalu.
Hal ini dilakukan lantaran Pemerintah Ekuador menilai bahwa hedge fund dari Amerika Serikat adalah pinjaman yang tidak bermoral. Adapun utang yang tak dibayar oleh Ekuador mencai US$10 miliar atau Rp144 triliun.
Baca Juga:
- Yuk Manfaatkan Gelaran Telkomsel Fest di PTC, Hadirkan Penyanyi Abdul Indonesia Idol
- PDIP Sumsel Gelar Sejumlah Kegiatan, Peringati Bulan Bung Karno Tahun 2022
- Nikmati Daging dengan Cara Beda, Dibacem lalu Goreng
Selain menuduh hedge fund sebagai pinjaman tak bermoral, pemerintah Equador enggan membayar lantaran menganggap bahwa utang tersebut adalah hasil dari pemerintah sebelumnya yang korup.
5. Argentina
Argentina bangkrut setelah dinyatakan gagal bayar karena tidak bisa melunasi utang ke kreditur. Kebijakan Pemerintah Argentina yang mematok US$1 sama dengan 1 peso Argentina dinilai menjadi penyebabnya.
Tidak akuratnya nilai mata uang Argentina dengan dolar Amerika Serikat membuat masyarakat panik dan menarik uang merek di bank.
Negara ini pun harus mengumpulkan seluruh kreditur dan me-restrukturisasi utang yang mencapai US$100 miliar atau Rp1.440 triliun pada tahun 2005 dan 2010.
6. Laos
Negeri Seribu Gajah, atau Laos kini sedang menghadapi krisis sejak tahun 2020. Rasio utang pemerintah Laos mencapai 55,6% pada 2020 dan negara tersebut kini memiliki utang senilai US$ 14,5 miliar kepada krediturnya.
Laos dilaporkan tidak memiliki cukup penerimaan untuk membayar utang. Tak hanya bangkrut, bahkan Laos kini didapuk sebagai negara termiskin di Asia Tenggara.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 24 Jun 2022