KabarKito
Tekan Angka Stunting, OKI Kerahkan 1.806 Pendamping Keluarga
OKI, WongKito.co - Upaya menekan angka stunting atau anak dengan pertumbuhan yang tidak normal alias kerdil terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kali ini, dengan mengerahkan 1.806 personel Tim Pendamping Keluarga (TPK).
"Kami terus berupaya menekan risiko stunting, diantaranya dengan memberikan pendampingan kepada calon pengantin, ibu menyusui dan ibu pascabersalin hingga anak mereka berusia 2 tahun," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Ogan Komering Ilir, H. M. Lubis, Kamis (12/5/2022).
Ia menjelaskan, sebanyak 1.806 orang TPK tersebut bertugas mendampingi 4.200 Rukun Tetangga (RT) di OKI.
Baca Juga:
- Transaksi MyTelkomsel Melonjak Hingga 99 Persen, Momen Mudik dan Arus Balik Lebaran 2022
- 27 dan 28 Mei 2022 Matahari Melintas di atas Ka'bah Dikenal dengan Rashdul Qiblah
- Epidemiolog UI: Satgas COVID-19 Harus Dioptimalkan saat Pemberlakuan PTM 100 Persen
Dengan demikian, ditargetkan mampu mendekat angka stunting di Kabupaten OKI hingga 23 persen tahun ini, ujar dia.
Sementara Asisten Bidang Administrasi Umum, Hj. Nursulla mengatakan prevalensi stunting Kabupaten Ogan Komering Ilir masih melebihi rata-rata Provinsi Sumatera Selatan, maka dari itu Pemkab OKI melalui DPPKB menargetkan prevalensi stunting tahun 2022 di angka 23.08 sebagai upaya akselerasi penurunan stunting.
"Akselerasi penurunan stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir tidak hanya dilakukan oleh DPPKB OKI saja, karena itu diperlukan kolaborasi seluruh elemen organisasi perangkat daerah dan juga keterlibatan masyarakat, sehingga Kabupaten Ogan Komering bebas stunting dapat terwujud", kata dia.
Baca Juga:
- Bosan dengan Menu Lebaran, "Wong Plembang" Biasanya Masak Makanan ini
- Simak Lowongan Kerja Astra Honda Motor (AHM), Ada 25 Posisi Tersedia
- Begini 6 Tips dari Ninja Xpress Agar Terhindar Penipuan Modus COD
Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, SP. OG (K) menyampaikan keterlibatan Ikatan Bidan Indonesia dalam Tim Pendampingan Keluarga mampu memperkuat legitimasi sebagai legal medical agent, sementara TP PKK dapat membantu dalam proses negosiasi dalam proses pendampingan serta koordinator KB sebagai kelompok paling memahami kondisi lapangan. Kerjasama ketiganya akan menjadi perpaduan kolaborasi yang efektif untuk mencapai hasil terbaik.
"Calon bayi dalam kandungan sampai dengan 1.000 hari kehidupan pertamanya perlu mendapatkan perhatian khusus, hal ini agar terhindar dari kelahiran stunting baru. Khususnya bagi pasangan baru menikah dari sejak 75 hari sebelum pernikahan resmi perlu mengkonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan Zinc. Hal ini baik untuk dilakukan, karena Hidup Berencana itu Keren", ujar Hasto Wardoyo yang tersambung secara virtual.
Sementara itu, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., mengatakan Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga tahun 2022 ini merupakan momentum verifikasi dan validasi keluarga yang beresiko stunting. Data tersebut bersumber dari data keluarga nasional tahun 2021.
"'Kegiatan ini melibatkan 950-an peserta yang bergabung di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang diikuti oleh 514 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia ini untuk mengakselerasi penurunan stunting dengan memberikan informasi dan pelayanan guna mencegah kelahiran stunting baru. Dalam hal ini, melibatkan para bidan, TP PKK serta kader KB dalam implementasinya", ujar Sukaryo