BucuKito
Teleskop Robotik Buatan Jerman Pemantau Bulan Internasional di ITERA Beroperasi
LAMPUNG SELATAN – Teleskop robotik buatan perusahaan Astelco System Jerman yang berfungsi sebagai pemantauan Bulan Internasional di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan menjadi jaringan pengamatan bulan internasional mulai dioperasikan.
Pemrograman dilakukan langsung oleh perwakilan tim Astelco, Tülin Bedel sebagai teknisi dan konsultan saintifik teleskop robotik yang datang dari Jerman ke ITERA untuk memastikan pengoperasian teleskop dan mengisi kuliah umum di ITERA.
Teleskop yang tiba di ITERA sejak Januari 2021 tersebut diberi nama Teleskop OZT atau singkatan dari nama Rektor Pertama ITERA Ofyar Z Tamin yang akan dimanfaatkan oleh Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) ITERA.
- Badan Amal California Pecahkan Rekor Dunia, Kumpulkan Kaus Kaki Untuk Tunawisma
- PGAS Siap Menjadi Solusi Transisi Energi RI, Keuntungan PGN Naik Ratusan Persen
- Proyeksi Perdagangan Karbon Indonesia Tembus Rp8.000 Triliun
Teleskop robotik yang ditempatkan di Stasiun Internasional Pengamatan Bulan atau International Moon Sighting Station (IMSS) di ITERA ini merupakan teleskop otomatis yang mampu melakukan pengamatan Bulan maupun objek lainnya secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan juga dapat dikontrol secara jarak jauh melalui jaringan internet.
Teleskop yang secara internasional diberi nama Astelco Lunar Telescope System (ALTS) tersebut hanya terdapat 14 buah yang tersebar diberbagai negara, seperti Saudi Arabia dan Maroko. ITERA menjadi satu-satunya lokasi di Asia Tenggara yang dipilih untuk penempatan teleskop yang akan difungsikan untuk pengamatan Bulan dan hilal internasional.

“ITERA dan Indonesia haruslah berbangga bahwa teleskop hebat ini telah terinstal sepenuhnya dan dapat digunakan serta dirasakan manfaatnya,” ujar Staff Astelco, Tülin Bedel.
Menurut Tülin, keberadaan teleskop tersebut menjadi hal yang sangat baik bagi Indonesia dan ITERA untuk menjadi jembatan komunikasi dengan negara lain terkait pengamatan bulan, terutama hilal.
Lebih lanjut, Tülin, menyampaikan selama proses instalasi, dirinya tidak menemukan masalah besar. Namun hanya terkendala beberapa saat, ketika hujan melanda wilayah Lampung Selatan sehingga proses instalasi harus terhenti sejenak.
“Teleskop ini telah diatur serta di-instal dengan baik sehingga tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun, tentunya perlu dilakukan pengecekkan dan perawatan pada beberapa bagian secara berkala”, ucap Tülin, menjelaskan perawatan dari teleskop canggih ini.
- Polisi Tetapkan Dekan Fisip Unri Tersangka Kasus Lecehkan Mahasiswi
- Bea Cukai Palembang Musnahkan Barang Sitaan Senilai Rp17,7 Miliar
- Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Gojek Kolaborasi dengan TBS Hadirkan Electrum
Pusat Pengamatan Hilal Internasional
Terkait telah dioperasikannya Teleskop OZT, Rektor ITERA Prof. Mitra Djamal menyampaikan sivitas akademika ITERA patut berbangga karena teleskop yang ada di ITERA tersebut akan menjadi salah satu pusat pengamatan hilal dunia.
Rektor berharap dosen dan mahasiswa ITERA terutama Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, dapat memanfaatkan teleskop robotik tersebut secara maksimal untuk pembelajaran dan penelitian.
"Saatnya kita tunjukan ITERA mampu mengoperasikan dengan maksimal teleskop ini untuk melakukan penelitian dan pengamatan Bulan. Sehingga kita dapat memiliki data yang baik untuk menjadi jurnal yang diakui dunia," ujar Mitra.
Mitra juga mengajak mahasiswa berdoa untuk mengenang almarhum Rektor pertama ITERA yang telah berjuang dan mengusahakan alat tersebut, hingga namanya diabadikan sebagai nama teleskop tersebut. (*)
Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Eva Pardiana pada 18 Nov 2021