Ragam
Tetap Waspada IDI Ungkap Kasus COVID-19 di Indonesia Kembali Meningkat
JAKARTA - Masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap waspada dan menjalani kehidupan lebih sehat dan menerapkan protokol kesehatan karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi. Kenaikan itu diikuti satu pasien yang meninggal dunia pada November 2023.
Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar IDI Erlina Burhan mengatakan jumlah kasus COVID-19 naik pada 2-8 Oktober 2023 tercatat 65 kasus menjadi 151 kasus pada 20-26 November 2023.
Di sisi lain, IDI memastikan situasi rawat inap masih tergolong rendah. Ia mencontohkan RSUD Soetomo Surabaya hanya merawat dua pasien pada periode Oktober sampai November.
Sedangkan di Jawa Barat, okupansi tempat tidur masih di bawah 3 persen pada September-November 2023, kata Erlina, Kamis (7/12/2023).
Baca Juga:
- Hingga November Pertumbuhan Sektor Ritel di Jakarta hanya 0,1 Persen
- Penyaluran KUR hingga November 2023 Baru Capai 77,42 Persen
- Untuk Transisi Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp88,52 Triliun Per Tahun
Pihaknya belum dapat memastikan apakah infeksi bA.2.86, EG.5 atau HK.3 menghasilkan gejala yang berbeda dari varian COVID-19. Namub, subvarian dari Omicron itu dinilai memiliki gejala ringan.
“Varian ini memiliki kesamaan gejala COVID-19 secara umum, cenderung serupa di antara berbagai varian seperti demam tinggi, batuk, rhinorrhea (hidung meler), kehilangan penciuman dan pengecap,” jelasnya.
Erlina menjelaskan faktor penentu gejala tergantung pada kekebalan tubuh seseorang. Orang dengan komorbid seperti diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal dan orang dengan kondisi imunokompromis seperti HIV, autoimunitas dan kanker, imbuhnya, lebih berbahaya jika terinfeksi.
Pihaknya mengimbau warga kembali menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan untuk mengantisipasi penularan COVID-19. “Melihat kondisi dan lonjakan kasus di Singapura dan Malaysia, IDI mengimbau mulai kembali melaksanakan protokol kesehatan.”
Merujuk laporan global, kasus baru varian COVID-19 dalam 28 hari terakhir terhitung dari 23 Oktober - 19 November 2023 mengalami lonjakan. Terdapat 104 negara yang melaporkan kenaikan kasus dan 43 negara melaporkan terdapat kasus kematian.
Baca Juga:
- Gudang Garam Berinvestasi di Jalan Tol
- AJI Surakarta: Editor Media Perlu Punya Pemahaman Soal Kelompok Marjinal
- PGNCOM-APJII Kerja Sama Sumatera Internet Exchange
Di Singapura, ada 22 ribu kasus varian dari Omicron yaitu EG.5 dan HK 3. Kasus tersebut mendominasi atau mencapai 70 persen dari total kasus pada Oktober-November. Di Malaysia, jumlah kasus pada November 2023 meningkat dari sebanyak 927 kasus pada 2-8 Oktober menjadi hampir 4.000 kasus pada November.
Dari 89 negara yang dilaporkan mengalami peningkatan kasus, beberapa di antaranya memiliki kasus varian EG.5. Total kasus COVID-19 dengan varian EG.5 di Amerika Serikat sebanyak 24,8 persen, Kanada 12 persen, Cina 10 persen, Jepang 7 persen dan Korea Selatan 6 persen.
Lebih lanjut, data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) menunjukkan kondisi peningkatan kasus di Indonesia untuk varian EG.5 bulan Juni-Juli mencapai 20%, dan turun pada Agustus.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 07 Dec 2023