Ragam
Uji Coba 15 Tahun, Kini Ikan Belida bisa Dibudidayakan dengan Konsumsi Pelet
PALEMBANG, WongKito.co - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Jambi berhasil membudidayakan ikan belida yang proses uji coba berlangsung selama 15 tahun. Bahkan KKP berhasil mengubah perilaku ikan karnivora menjadi ikan yang mengonsumsi pakan buatan atau pelet.
“Ini capaian yang sangat luar biasa, setelah melewati proses yang panjang dan perilaku ikan karnivora pun bisa berubah dengan mengonsumsi pakan buatan," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), TB Haeru Rahayu, dikutip dari laman resmi KKP belum lama ini.
Ia mengungkapkan selama proses uji coba yang berlangsung 15 tahun, tentunya bukanlah hal mudah dan beragam kendala telah kami alami.
"Akhirnya, penantian panjang tersebut berhasil proses domestikasi hingga ikan belida ini mampu beradaptasi dengan wadah budidaya dengan lingkungan yang berbeda dengan habitat alaminya. Ikan pun bisa tumbuh membesar dan mampu beradaptasi mau diberi pakan pelet dengan protein tinggi secara penuh," ujar pria yang akrab dipanggil Tebe.
Baca Juga:
- Sinyal Positif dari The Fed, Aset Kripto Big Cap Melaju ke Zona Hijau
- Garuda Indonesia Rugi Rp62 Triliun pada 2021, Berikut Rinciannya
- Belum Terdaftar sebagai PSE, 5 Hari lagi Kominfo akan Blokir WhatsApp dan Instagram
Tebe menjelaskan keberhasilan budidaya tersebut sebagai langkah nyata KKP dalam menjaga keanekaragaman hayati dan tentunya langkah strategis agar ikan belida mampu dikembangkan sehingga mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Keberhasilan ini sejalan dengan program prioritas KKP, yang ingin meningkatkan produksi komoditas-komoditas unggulan terutama yang berbasis pada kearifan lokal,” kata dia lagi.
Ikan belida, tambah dia merupakan salah satu jenis ikan air tawar bernilai ekonomi tinggi. Bukan hanya untuk dikonsumsi, tetapi juga menjadi ikan hias yang harganya pun cukup mahal.
Daging ikan tersebut juga super lezat yang dagingnya biasa diolah menjadi pempek atau kerupuk khas Palembang, tambah dia.
Tebe mengatakan pihaknya mengapresiasi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin sebagai satu-satunya UPT yang berhasil budidaya ikan belida di Indonesia.
"Terimakasih dan keberhasilan ini dapat cepat ditiru oleh UPT DJPB yang lain, dan yang terpenting bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu tulang punggung pangan dan meningkatkan ekonomi Indonesia bisa terwujud,” kata dia.
Target Budidaya Massal
Kepala BPBAT Mandiangin, Evalawati, menambahkan BPBAT Mandiangin ditugas oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KPP untuk mengembangkan ikan-ikan lokal, salah satunya ikan belida.
“Alhamdulillah kami telah berhasil mengembangkan ikan belida, namun ikan masih belum kita rilis. Rencananya, tahun ini baru kita bentuk timnya untuk merilis ikan belida, sehingga harapannya ikan ini dapat dibudidayakan secara massal kepada pembudidaya ikan seluruh Indonesia,” ujar Eva.
Dia menambahak nanti setelah dirilis, masyarakat mendapatkan ikan belida tidak lagi tergantung pada tangkapan alam. Sehingga ikan ini tidak lagi menjadi komoditas yang dilindungi tetapi kembali bisa dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Setelah ini, ikan belida terjaga dari kepunahan dan masyarakat pun mudah mendapatkan ikan untuk dinikmati, tambah dia.
Sedangkan Penanggung Jawab Ikan Lokal, Puji Widodo, menceritakan perjalanan proses sampai dengan keberhasilan ini. Dimana dia menyebut memulai pada tahun 2005, yang dilakukan pada sebagian besar spesies yang didomestikasi, menunjukkan bahwa yang saat ini mampu beradaptasi dalam wadah budidaya yang berbeda dengan habitat alaminya.
Baca Juga:
- Berikut 7 Gerai Baru UNIQLO di Indonesia
- Simak Ini 7 Wanita Terkaya di Dunia, Ada Pemilik L'Oreal!
- Yuk Intip Sinopsis dan Link Incantation Film Horor Taiwan Terkutuk, Sudah Tayang
Program domestikasi atau penjinakan hewan liar dan buas terhadap ikan belida, dilakukan dengan pengembangan teknik pemeliharaan induk, pemijahan, pemeliharaan benih, dan pembesaran.
“Keberhasilan dalam pemijahan hingga pembesaran ikan belida dalam wadah budidaya, diharapkan akan dapat membantu dalam pengembangan budidaya ikan tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Widodo.
Dia menjelaskan prosesnya hingga sampai saat ini memang berlangsung lama, mulai dari proses domestikasi sampai akhirnya ikan sudah berhasil, hingga sekarang semua ikan bisa diberi pakan buatan berupa pelet.
Dari stadia larva hingga induk berhasil dengan pemberian pakan pelet sejak tahun 2019. Dan hingga saat ini, induk belida yang dimiliki sekarang sebanyak 110 ekor dengan ukuran 2-4 kg, dengan rata rata produksi benih ukuran 1-3cm per bulan sebanyak 1000–2000 ekor.
“Untuk mendapatkan formula pada tahapan budidaya yang tepat memang butuh proses panjang. Tapi sekarang kita sudah dapat menemukan teknologinya. Seperti teknologi pemijahan, dengan pemijahan alami menggunakan sarang dari kayu ulin. Sementara teknologi pendederan yang digunakan untuk produksi benih ikan belida menggunakan sistem resirkulasi sederhana dengan aplikasi pakan buatan dari larva hingga mencapai ukuran induk,” tutur Widodo.(*)