Ekonomi dan UMKM
Valuasi Induk Usaha Shopee Anjlok hingga 86,5 Persen, Dampak PHK
JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap sekitar 187 karyawan, PT Shopee Internasional Indonesia berdampak pada anjloknya valuasi saham induk perusahaan tersebut.
Dimana keputusan itu dilatarbelakangi oleh kinerja bisnis induk usaha mereka, Sea Ltd yang melesu, akibatnya valuasi Sea anjlok hingga 86,5%.
Valuasi Sea Ltd anjlok dari sekitar US$200 miliar (Rp3 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp15.000) pada Oktober 2021 menjadi US$27 miliar (Rp405 triliun) per September 2022.
Pada kuartal II 2022, Sea Ltd mencatat pendapatan sebesar US$2,94 miliar (Rp44,1 triliun) dengan peningkatan 29% secara tahunan.
Baca Juga:
- APBD Perubahan Sumsel 2022 Disepakati Sebesar Rp10,76 Triliun
- Ingin Cepat Membakar Lemak Tubuh? Cus Terapkan 5 Pola Makan Berikut ini
- Hati-hati, Simak Ini 5 Pertanda Anda Sedang Jadi Target Quiet Firing oleh Atasan
Kontribusi terbesar berasal dari Shopee sebesar US$1,75 miliar (Rp26,25 triliun), Garena US$900,3 juta (Rp13,5 triliun), Sea Money US$279 juta (Rp4,18 triliun), dan lainnya sebesar US$14 juta (Rp210 miliar).
Meski terjadi peningkatan pendapatan, namun beban operasional yang membengkak turut mempengaruhi kinerja keuangan Sea Ltd.
Beban pokok pendapatan meningkat hingga 37,2% secara tahunan, beban umum dan administratif 96%, serta beban penelitian dan pengembangan 115%.
Dengan bengkaknya biaya operasional, kerugian bersih Sea Ltd naik 115% secara tahunan dari US$433,7 juta (Rp6,5 triliun) menjadi US$931,2 juta (Rp13,9 triliun).
CEO Sea Ltd Forrest Li menyampaikan juga bahwa para investor sedang beralih ke investasi yang lebih aman di tengah situasi ekonomi global yang dipenuhi dengan gejolak.
"Satu-satunya cara bagi kami untuk membebaskan diri dari kebergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kami sendiri," ujar Li melalui keterangan tertulis yang dikutip dari VulcanPost, Kamis, 22 September 2022.
Keberlangsungan bisnis Sea Ltd selama tahun 2022 berjalan pun diwarnai sejumlah polemik yang menghambat pertumbuhan perusahaan.
Pada bulan Februari, pemerintah India melarang game Free Fire dari Garena yang masih berada di bawah naungan Sea Ltd.
Kemudian, Sea Ltd pun menutup platform Shopee di Prancis dan India pada bulan Maret. Bahkan, saat ini rencananya Shopee juga akan keluar dari Argentina dan menutup operasional di Chili, Kolombia, dan Meksiko.
Baca Juga:
- Eko Kuntadhi Minta Maaf Langsung ke Ning Imaz, Simak 6 Kesepakatan Mereka
- Resep Tumis Jamur Baso ala Rudy Choirudin
- Ketua Dewan Pers Meninggal di Malaysia, Ucapan Duka Ramai di Grup WhatsApp
Sea Ltd yang terdaftar di New York juga memangkas karyawan di seluruh unit dalam beberapa bulan terakhir.
Untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan, jajaran petinggi Sea Ltd bahkan sampai memutuskan untuk tidak mengambil gaji mereka sampai waktu yang belum ditetapkan.
Terbaru, sekitar 187 karyawan Shopee Indonesia dikabarkan telah diberhentikan oleh perusahaan sebagai upaya efisiensi bisnis.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan gejolak, pihak perusahaan terpaksa harus mengambil beberapa langkah efisiensi bisnis, salah satunya dengan melakukan perampingan struktur karyawan.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit," ujar Radynal dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 22 September 2022.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 Sep 2022