Waspadai Serangan Jantung, Penyakit Mematikan yang Mengintai Setiap Saat

Waspadai Serangan Jantung, Penyakit Mematikan yang Mengintai Setiap (Ist)

JAKARTA - Baru-baru ini, legislator Partai Gerindra, Desmond J Mahesa meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami sesak napas.

Kemungkinan, anggota DPR RI yang pernah diculik iti mengalami serangan jantung.

Berikut ini pengertian serangan jantung adalah kondisi medis yang serius, yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Meskipun banyak orang sudah pernah mendengar tentang serangan jantung, masih banyak yang tidak tahu benar tentang apa itu serangan jantung, apa penyebabnya, serta gejala apa saja yang harus diperhatikan.

Baca Juga:

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penderita jantung siaga di Indonesia sebesar 1,4% dari total populasi, atau sekitar 3,2 juta orang yang didiagnosis menderita jantung siaga yang bisa saja menjadi serangan jantung.

dr. Sidhi Laksono Purwowiyoto, Sp.JP (K), FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Rumah Sakit Jantung Diagram Siloam Cinere menyebutkan jika serangan jantung adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti atau terputus, biasanya karena penyumbatan pembuluh darah jantung yang disebut arteri koroner.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otot jantung dan jika tidak segera ditangani, dapat mengancam nyawa seseorang. “Gejala serangan jantung dapat bervariasi, tetapi yang paling umum termasuk nyeri dada, sesak napas, mual, dan kelelahan yang tak terduga”, ujar dr. Sidhi.


Beberapa Faktor yang Dapat Menyebabkan Serangan Jantung

Sebagian orang beranggapan bahwa berolahraga secara berlebihan dapat berakibat serangan jantung, namun menurut dokter yang menempuh pendidikan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Universitas Indonesia ini menyebutkan bahwa faktor utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat.  Mulai dari pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Selain itu, faktor stres kronis juga mendukung peningkatan tekanan darah dan membuat jantung seseorang bekerja lebih keras untuk memompa darah.

“Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat diperparah jika seseorang memiliki kondisi medis seperti diabetes, kolesterol tinggi, ataupun masalah kesehatan lainnya,” ujarnya lebih lanjut.

Penanganan dan Antisipasi Serangan Jantung

Untuk menangani dan mengantisipasi serangan jantung disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, mengurangi stres, menghindari merokok, dan menjaga berat badan yang sehat. Jika seseorang mengalami serangan jantung, perawatan medis seperti penggunaan obat-obatan dan tindakan medis seperti operasi, juga dapat diperlukan.

Menurut dr. Sidhi yang mendalami Cardiac CT di National Taiwan University Hospitals dan Interventional Cardiologist di Shanghai Institute of Cardiovascular, jika ada beberapa opsi penanganan serangan jantung secara medis seperti:

1. Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, seperti ACE inhibitor, beta blocker, dan diuretik, dapat membantu mengurangi tekanan darah dan mengurangi beban kerja pada jantung.
2.Terapi oksigen: Terapi oksigen dapat membantu menghilangkan gejala seperti sesak napas dan memberikan pasokan oksigen yang cukup untuk tubuh.
3.Operasi atau prosedur medis: Jika kondisinya sangat serius, maka dokter akan merekomendasikan operasi atau prosedur medis, seperti angioplasti atau pemasangan ring pada jantung.
4.Terapi fibrinolitik: Terapi ini digunakan untuk membuka sumbatan di arteri koroner. Fibrinolitik adalah kelompok obat yang digunakan sebagai pengobatan untuk memecahkan bekuan darah.
5.Kateterisasi jantung: Prosedur ini dilakukan untuk memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di jantung. Pada beberapa kasus, kateter dilengkapi dengan balon untuk membuka pembuluh darah yang tertutup.
6.Pemasangan stent: Stent adalah perangkat kecil yang ditempatkan di dalam arteri koroner untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan mengambil plak yang terbentuk di dalam arteri.
7.Pembedahan: Pembedahan dapat diperlukan jika obat-obatan dan perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang memadai. Salah satu pembedahan yang dilakukan adalah pemasangan alat pacu jantung.
8.Operasi Jantung: Kadang-kadang serangan jantung memerlukan operasi jantung untuk memperbaiki atau menjalankan bypass pada arteri koroner yang rusak.

Tips Pencegahan Serangan Jantung

Berikut merupakan beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang dapat meminimalisir dan membantu dalam pencegahan terkena serangan jantung:

1. Berolahraga secara teratur: Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat jantung dan meningkatkan kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik seperti berjalan cepat, berlari, berenang, atau bersepeda, selama setidaknya 30 menit sehari, sebanyak 3- 5 kali seminggu.
2. Mengonsumsi makanan yang sehat: Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Hindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji dan goreng-gorengan.
3.Menjaga berat badan yang sehat: Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko jantung siaga. Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat melalui diet sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mencegah jantung siaga.
4.Menghindari kebiasaan merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko jantung siaga. Jika Anda merokok, segeralah untuk berhenti merokok.
5.Mengurangi jumlah konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko jantung siaga. Disarankan untuk hanya mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang atau kurang, dan sebaiknya menghindari minuman beralkohol jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung.

Menjalani gaya hidup yang sehat membantu mencegah jantung siaga dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan, meskipun faktor risiko lain seperti kondisi medis, faktor keturunan atau paparan lingkungan yang tinggi belum bisa dikontrol. Untuk itu penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika terjadi gejala kesehatan yang muncul.

Beberapa Pertimbangan Saat Memilih Rumah Sakit untuk Penanganan Jantung
Memilih rumah sakit yang tepat untuk penanganan jantung adalah keputusan yang penting dan memerlukan beberapa pertimbangan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan:

1. Kredibilitas rumah sakit: Pastikan rumah sakit yang dipilih memiliki sertifikasi atau akreditasi dari badan tertentu (seperti JCI/ KARS/ ISO) yang menunjukkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi. 

Baca Juga:

 


2. Ketersediaan dokter spesialis jantung: Pastikan rumah sakit memiliki tim medis yang berpengalaman dan terlatih dalam merawat pasien dengan masalah jantung, baik dokter spesialis jantung maupun tim pendukung untuk penanganan jantung yang lengkap.
3. Fasilitas yang baik: Pastikan rumah sakit memiliki fasilitas yang memadai dan modern seperti laboratorium kateterisasi (Catheterization Lab), unit perawatan intensif jantung, ruang operasi jantung terkini, ruang perawatan jantung, dan lainnya.
4. Teknologi terkini: Pastikan bahwa rumah sakit memiliki peralatan yang cukup untuk mendeteksi masalah jantung, seperti EKG, ekokardiogram, CT Scan jantung, dan MRI jantung.
5. Lokasi: Pilihlah rumah sakit yang mudah diakses dan mudah dicapai oleh pasien atau keluarga pasien.
6. Reputasi: Baca ulasan dan pertimbangkan opini dari pasien atau keluarga pasien sebelumnya yang telah menggunakan layanan rumah sakit tersebut. (*)
 

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 25 Jun 2023 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories