Yuk Intip, MFO Low Sulphur Produk Bahan Bakar Kapal Ramah Lingkungan Dari Kilang Pertamina Plaju

Produksi bahan bakar kapal ramah lingkungan di Kilang Pertamina Plaju (Ist)

PALEMBANG, WongKito.co,  - Pesatnya industri perkapalan dalam rangka mendukung terwujudnya Indonesia menjadi poros maritim dunia, membutuhkan security of supply atau keamanan rantai pasok, salah satunya ketersediaan bahan bakar kapal.

Namun kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat itu juga terus diiringi isu pemanasan global yang terus bergulir, sehingga semakin diperlukan hadirnya produk bahan bakar ramah lingkungan.

Melihat hal itu, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) menangkap sinyal ini dengan menjadi pioneer produksi Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur yang dimulai sejak Januari 2020 lalu.

Baca juga :

MFO Low Sulphur menjadi penggerak bagi mesin utama kapal dengan putaran rendah. Bahan bakar kapal laut ramah lingkungan ini digunakan pada industri perkapalan yang menggunakan mesin diesel dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum 0.5%.

Produksi bahan bakar kapal ramah lingkungan ini juga selaras dengan adanya kebijakan terkait bahan bakar kapal di dunia, antara lain International Convention for The Prevention of Pollution from Ship (MARPOL Convention) Annex VI Regulation 14, serta adanya Kebijakan IMO (The International Maritime Organizations) 2020, dimana sulfur bahan bakar diatur maksimal 0.5%wt per 1 Januari 2020.

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari mengatakan, produk MFO Low Sulphur ini sendiri merupakan inovasi dari pekerja Kilang Pertamina Plaju.

“Para perwira (sebutan untuk Pekerja Pertamina) Kilang Pertamina Plaju yang kreatif dan inovatif berhasil menyulap Vacuum Residue sebagai low valuable product (produk bernilai rendah) menjadi bernilai tinggi, setelah dilihat hasil stratifikasi dan paretonya,” katanya.

“Iklim kreativitas dan inovasi sangat didukung di Kilang Pertamina Plaju, sehingga para perwira kita mampu terus memberikan kontribusi maksimalnya dalam mengolah energi terbaik untuk negeri,” tuturnya.

Ia menjelaskan, produk ini pun selalu mendapat sambutan positif dari pasar, dimana lifting atau penyaluran produk dalam negeri konsisten di angka 200 ribu barel setiap bulannya. Bahkan, produk ini tak hanya diminati pasar dalam negeri, bahkan sejak Maret 2022 lalu, sudah diekspor juga ke Singapura/Malaysia dengan rata-rata penyaluran sebesar 255 ribu barel setiap bulannya.

Kilang Pertamina Plaju atau PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju merupakan salah satu unit kilang dari enam kilang yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional sebagai bagian dari Sub-Holding Refining & Petrochemicals PT Pertamina (Persero).

Kilang minyak yang beroperasi di Palembang, Sumatera Selatan ini memiliki kapasitas pengolahan terpasang sebesar 126 ribu barel per hari, merupakan salah satu unit kilang tertua di Indonesia yang masih beroperasi sejak tahun 1904, berkontribusi memenuhi kebutuhan energi nasional terutama di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). (Sus)

Bagikan

Related Stories