Fatherless jadi Tantangan, BKKBN Lakukan Gerakan Ayah Teladan Indonesia, Hari Pertama Sekolah antar Anak

Senin, 14 Juli 2025 15:43 WIB

Penulis:Nila Ertina

Ilustrasi
Ilustrasi (by AI)

CERITA ayah mengantar anak ke sekolah pada hari pertama masuk tahun ajaran baru, ramai dijadikan status pengguna aplikasi percakapan WhatsApp dengan caption Gerakan Ayah Mengantar Anak pada Hari Pertama Sekolah.

Foto ayah mengantar anak ke sekolah, menggunakan motor, mobil dan berjalan kaki juga dipajang pada status aplikasi percakapan online, Senin (14/7/2025).

Muhammad salah seorang ayah mengaku tak hanya mengantar anak pada hari pertama sekolah, tetapi sudah berbagi tugas mengantar dan menjemput anak.

"Saya sudah biasa mengantar anak ke sekolah, bukan hanya mengikuti tren atau sesuai dengan regulasi baru dari pemerintah," kata dia.

Baca Juga:

Sementara fenomena fatherless atau kehilangan figur ayah kini menjadi salah satu kondisi serius di Indonesia.

Melansir tempo.co, data UNICEF (2021), I-NAMHS (2022), BPS (2021), dan KPAI (2017) menunjukkan sebanyak 20,9 persen anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah karena perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.

Di sisi lain, data juga menujukan hanya 37,17 persen anak usia 0-5 tahun yang diasuh langsung oleh kedua orang tua kandung secara bersamaan.

Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat 33 persen remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, tetapi hanya 4,3 persen orang tua yang mampu mendeteksi bahwa anak mereka memerlukan bantuan.

Menyadari dampak jangka panjang yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Program ini diresmikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan keterlibatan ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja.

Dijelaskan bahwa pengasuhan anak dengan hadirnya seorang ayah terhadap anak sangat luas, mulai dari kepemimpinan, prestasi akademik, hingga perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak," ujar Menteri Wihaji.

Terbitkan Surat Edaran

Memanfaatkan momen tahun ajaran baru, Menteri Wihaji juga menerbitkan Surat Edaran Mendukbangga/Kepala BKKBN Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. SE yang berlaku efektif 14 Juli 2025 ini bertujuan memperkuat peran ayah dalam mendampingi pendidikan anak sejak dini.

Bunyi SE tersebut; melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berdampak positif pada rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam belajar.

Surat edaran ini tidak hanya berlaku bagi ASN di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN, tetapi juga diharapkan dapat memantik gerakan bersama seluruh masyarakat untuk mengedukasi keluarga, kerabat, dan tetangga agar ikut berpartisipasi dalam Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.

Adapun sasaran gerakan ini meliputi anak-anak dari jenjang PAUD hingga SMA atau sederajat. Program ini merupakan bagian dari Sekolah Bersama Ayah (SEBAYA), satu dari empat program implementasi GATI, selain layanan konseling (Siap Nikah dan Satyagatra), Konsorsium Penggiat dan Komunitas Ayah Teladan (Kompak Tekan), serta Desa/Kelurahan Ayah Teladan (Debat) di Kampung KB.

Di samping regulasi melalui SE Mendukbangga, gerakan ini juga diperkuat dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan yang Ramah Anak.

Baca Juga:

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Wihaji kembali menekankan pentingnya peran ayah yang tidak hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga pendidik, pelindung, teman bermain, dan panutan.

"Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan memberikan dampak luar biasa bagi perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak," ujarnya.

Ia menjelaskan, ayah menjadi pelindung dan pemberi rasa aman, pembangun ikatan emosional melalui kasih sayang sehari-hari, serta teladan perilaku yang membantu anak membentuk karakter positif dan bertanggung jawab.

"Lewat berbagai peran tersebut, ayah dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan anak, sekaligus menciptakan generasi kuat, berdaya, dan berkarakter," kata dia.(*)