Palembang
Jumat, 21 November 2025 07:36 WIB
Penulis:Nila Ertina

PALEMBANG, WongKito.co – Kolaborasi Yayasan Sharing Disability Indonesia dan Sentra Budi Perkasa Palembang tunjukan penyandang disabilitas kreatif dan berdaya. Beragam karya ditampilkan pada cara Hajat Disabilitas 2025 dengan tema “Viralkan Kreativitas Disabilitas”, Kamis (20/11/2025).
Anis Ketua Yayasan Sharing Disabilitas Indonesia, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan upaya mendukung disabilitas berdaya secara ekonomi terus dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan keterampilan membuat beragam kerajinan.
"Kali ini, banyak karya yang ditampilkan, mulai dari hiasan dinding hingga kain khas buatan anggota kami," kata dia.
Baca Juga:
Ia menambahkan Hajat Disabilitas tidak hanya menjadi ajang seremonial saja, tetapi menunjukan pada dunia kalau penyandang disabilitas juga mampu berkarya.
Karya dipamerkan dan khusus kriya tekstil juga langsung diperagakan oleh para model yang mendukung Hajat Disabilitas 2025.
Sementara perwakilan Sentra Budi Perkasa memaparkan berbagai layanan yang tersedia untuk penyandang disabilitas, mulai dari pelatihan musik dan kursus bahasa Inggris gratis hingga layanan terapi di Klinik Pratama terakreditasi, seperti fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, konsultasi psikologi, serta pembuatan alat bantu seperti kaki palsu.
Seluruh layanan bertujuan mendorong kemandirian dan meningkatkan kontribusi penyandang disabilitas di masyarakat, tambah dia.
Sementara Wide pengurus Yayasan Sharing Disabilitas Indonesia menceritakan perjalanan yayasan yang ia dirikan. Ia menjelaskan bahwa Sharing Disability Indonesia bermula dari sebuah pertemanan antar penyandang disabilitas yang kerap melakukan kegiatan bakti sosial setiap bulan.
"Kami rutin mengunjungi sesama penyandang disabilitas yang kurang mampu, berbagi pengalaman, serta saling menguatkan di tengah tantangan minimnya lapangan pekerjaan dan kurangnya keterampilan," kata dia.
Yayasan menaungi berbagai ragam disabilitas, mulai dari sensorik, fisik, intelektual, mental, hingga cerebral palsy (CP).
Baca Juga:
Ia menegaskan bahwa operasional yayasan tidak dibiayai pemerintah, tetapi berasal dari hasil UMKM yang mereka kelola sendiri serta dukungan beberapa donatur. Dana tersebut digunakan untuk membantu penyandang disabilitas, terutama mereka yang mengalami cacat ganda, termasuk bantuan berupa pampers, susu, dan kebutuhan dasar lainnya.
Dia juga mengungkapkan alasan pribadi di balik pendirian yayasan ini. Ia bersama istrinya mendirikan yayasan sebagai bentuk rasa syukur setelah anak mereka pulih dari kondisi anomali otak dan menjalani sembilan kali operasi otak. Pengalaman tersebut mendorong mereka untuk lebih peduli kepada sesama penyandang disabilitas.
“Ini adalah wujud syukur kami. Teman-teman disabilitas itu mampu, setara, dan punya hak serta kewajiban yang sama,” ujar dia. Ia menegaskan bahwa kesetaraan bukan hanya mengharapkan orang lain memahami kondisi penyandang disabilitas, tetapi juga bagaimana penyandang disabilitas memahami tanggung jawab diri mereka dalam masyarakat.(Mg/L Revalina)
2 hari yang lalu
6 hari yang lalu
11 hari yang lalu