Rabu, 10 Juli 2024 18:57 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA - Komoditas kelapa sawit dilaporkan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan peningkatan nilai ekspor Indonesia.
Dimana industri kelapa sawit memainkan peran krusial dalam pembangunan ekonomi nasional. Sawit menyumbang lebih dari 4,5% dari PDB Indonesia.
Pendapatan dari industri ini telah membantu menstabilkan perekonomian negara, terutama dalam gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah.
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas ekspor terbesar Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.
Baca juga:
Minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika, menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia.
Devisa yang dihasilkan dari ekspor kelapa sawit membantu meningkatkan cadangan devisa negara dan memperkuat stabilitas ekonomi makro.
Dilansir dari laporan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian dalam laporan berjudul “STATISTICAL OF NATIONAL LEADING ESTATE CROPS COMMODITY ”, berikut adalah data jumlah dan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia dari tahun 2016 hingga 2022,
Tahun 2016:
Tahun 2017:
Tahun 2018:
Tahun 2019:
Tahun 2020:
Tahun 2021:
Tahun 2022:
Diketahui terdapat perbedaan signifikan antara jumlah ekspor yang relatif sama pada tahun 2020 dan 2021, namun nilai ekspornya berbeda jauh.
Hal ini disebabkan oleh dominasi produk sawit lainnya yang memiliki nilai tambah lebih besar dalam komponen ekspor pada tahun 2021.
Meskipun jumlah tonase ekspor kelapa sawit pada kedua tahun tersebut tidak jauh berbeda, pergeseran fokus pada produk olahan kelapa sawit dengan nilai tambah yang lebih tinggi, telah meningkatkan nilai ekspor secara signifikan pada tahun 2021.
Dengan jumlah produksi melebihi 50 juta ton per tahun, Indonesia tetap menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, menyerap sekitar 16 hingga 17 juta tenaga kerja.
Namun, menurut data Index Mundi, rata-rata pertumbuhan produktivitas minyak sawit Indonesia hanya sebesar 2,30% per tahun.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 6,49% per tahun dan Thailand yang mencatatkan pertumbuhan produktivitas sebesar 29,17% per tahun.
Baca Juga:
Meskipun memiliki banyak manfaat, industri kelapa sawit juga menghadapi berbagai tantangan, seperti isu deforestasi, keberlanjutan lingkungan, dan persaingan global.
Namun, dengan menerapkan praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan mendapatkan sertifikasi seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), industri kelapa sawit Indonesia dapat terus berkembang dan berkontribusi positif terhadap ekonomi nasional.
Industri kelapa sawit Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian dan masyarakat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 10 Jul 2024