Keseruan Lomba Permainan Tradisional di Museum Negeri Sumsel, Egrang Batok, Cuki, hingga Congklak

Rabu, 26 November 2025 22:33 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

1000133087.jpg
150 peserta mengikuti Lomba Permainan Tradisional 2025 yang diselenggarakan Museum Negeri Sumsel. (wongkito.co/Mg/M Ridho Akbar)

PALEMBANG, WongKito.co - Ratusan peserta meramaikan Lomba Permainan Tradisional Sumatera Selatan 2025 yang diselenggarakan Museum Negeri Sumatera Selatan di Palembang, Rabu (26/11/2025). 

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel ini menghadirkan tiga kategori lomba, antara lain congklak untuk tingkat SD, cuki untuk umum, dan egrang batok untuk tingkat SMP. Tercatat sebanyak 150 peserta mendaftar gratis secara online untuk tiga kategori perlombaan tersebut.

Terpantau, arena congklak di dalam ruangan museum dipenuhi konsentrasi tinggi. Anak-anak duduk berhadapan dengan papan congklak, tangan mereka lincah memindahkan biji dari satu lubang ke lubang lainnya. Para orang tua mengamati dari belakang, sesekali memberi semangat tanpa ikut campur langsung.

Sama seperti congklak yang hening, arena cuki juga dipenuhi konsentrasi. Permainan khas Palembang ini dimulai dengan pemain mengocok dadu untuk menentukan berapa buah yang harus diambil. 

Jika keluar angka lima, pemain harus mencari tempat di papan permainan yang memiliki lima buah cangkang berwarna sama dalam satu garis horizontal atau vertikal. Ketepatan menjadi kunci kemenangan dalam permainan ini.

Sementara itu, arena egrang batok di halaman museum menjadi yang paling berisik. Setiap peserta yang berhasil melangkah tanpa jatuh disambut tepuk tangan riuh dari penonton.

Kepala Museum Negeri Sumsel, Amarullah menyampaikan, lomba ini bertujuan melestarikan dan mempromosikan kebudayaan lokal, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya.

"Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kita jaga bersama. Melalui lomba ini, kami mengajak anak-anak untuk tidak hanya mengenal permainan tradisional dari buku, tetapi benar-benar merasakan keseruannya," ujarnya.

Amarullah menekankan pentingnya menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap museum dan budaya lokal kepada generasi muda. Menurutnya, banyak cara untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya kepada generasi muda, salah satunya melalui penyelenggaraan lomba seperti ini. 

"Museum adalah tempat belajar yang murah dan menyenangkan dengan menampilkan perkembangan ilmu pengetahuan dari masa lalu hingga masa kini," jelasnya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan daya tarik dan minat masyarakat untuk lebih mengenal museum, serta meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap sejarah dan budaya lokal Sumatera Selatan. 

Yuni (35), salah satu orang tua peserta, tampak antusias menyaksikan lomba yang diikuti anaknya. Dia mengaku sangat bangga anaknya bisa ikut berpartisipasi dalam lomba ini. 

"Sangat bangga. Ini pengalaman berharga buat dia mengenal permainan tradisional yang dulu saya mainkan waktu kecil. Sekarang kan anak-anak lebih suka main Hp, jadi acara seperti ini penting banget," ujarnya. (Mg/M Ridho Akbar)