Selasa, 04 November 2025 19:04 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
Editor:Redaksi Wongkito

PALEMBANG, WongKito.co - Sebanyak tujuh organisasi masyarakat dan perwakilan komunitas lingkungan mengikuti Pelatihan Mitigasi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan, di Hotel Emilia, Kompleks PIM Mall, Palembang, Senin (03/11/2025).
Para peserta pelatihan tersebut antara lain LSM Yayasan Anak Padi, LSM Atlas Kabupaten OKU Selatan, Lembaga Masyarakat Kebun Buddhi Kabupaten Banyuasin, LM Bank Sampah Palembang, perwakilan Sekolah Alam Palembang, perwakilan masyarakat Bank Sampah Sako Palembang, dan perwakilan masyarakat lingkungan Kota Palembang.
Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mengembangkan perencanaan partisipatif guna mendorong lingkungan hidup yang berkelanjutan, sehat, dan inklusif. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong keterlibatan lintas sektor antara komunitas, pemerintah, dan LSM dalam pengelolaan lingkungan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan, Aries Syafrizal menegaskan, pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga bumi yang kini terus mengalami perubahan iklim. Karena itu, kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam merumuskan mitigasi perubahan iklim melalui pendekatan partisipatif.
“Di sini hadir para penggiat lingkungan yang telah berpengalaman sampai tingkat nasional dalam pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, karena itu ayo belajar bersama,” kata Arie saat membuka pelatihan.
Terpantau, materi pertama disampaikan Ivonne Setiawati dari Kebun Buddhi yang mengajarkan cara mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis dengan Biowas Promic. Dalam sesi pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan lahan pekarangan, Ivonne menjelaskan bahwa sampah rumah tangga dapat diubah menjadi sumber ekonomi baru. "Kita sering anggap limbah itu pemborosan, padahal kalau dikelola dengan baik bisa jadi daya guna," ujarnya.
Melalui inovasi Biowas Promic, Ivonne memperkenalkan cara cepat mengolah sampah organik tanpa bau, tanpa lalat, dan tanpa waktu lama, hanya dalam hitungan detik. Hasil pengolahan tersebut bisa langsung digunakan untuk menanam sayuran di pekarangan rumah.
Materi kedua disampaikan Hanardono, Direktur Bank Sampah Indonesia Palembang, yang bergerak dalam pendampingan, sosialisasi, dan edukasi pengolahan limbah barang bekas. Bank Sampah Indonesia Palembang juga menjadi koordinator bagi seluruh bank sampah unit di Kota Palembang serta menawarkan solusi pengelolaan sampah bagi perusahaan, hotel, rumah sakit, perbankan, perkantoran, dan pemukiman.
Dalam kesempatan terebut, Hanardono menjelaskan inovasi pengolahan sampah makanan dari rumah makan. "Tumpukan sampah dari makanan seperti dari rumah makan Padang nantinya dipadatkan, digiling, dan diambil minyaknya. Kemudian ampasnya akan jadi pakan hewan seperti ayam," ujarnya.
Salah satu peserta, Jupio Dwi Pranada mengaku mendapat banyak pengetahuan baru dari pelatihan ini. Ia berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk kegiatan mitigasi perubahan iklim di lingkungannya.
"Saya senang atas pengalaman pembelajaran ini dan sangat bermanfaat. Materi yang disampaikan membuka wawasan saya bahwa sampah bisa menjadi solusi ekonomi dan lingkungan sekaligus," katanya. (Mg/M Ridho Akbar)