Dukung Energi Hijau, Minyak Jelantah kini Cuan, Diolah Menjadi Bahan Bakar Pesawat

Pengurus Dapur KWP di Komperta Plaju Yetti Andriati Cahyani (39), ketika menyetorkan 14,93 liter minyak jelantah di UCOllect di Palembang baru-baru ini. (Foto Susila/WongKito.co)

PALEMBANG, WongKito.co - Minyak bekas pakai atau biasa disebut minyak jelantah merupakan minyak goreng bekas, yang telah digunakan berulang kali untuk menggoreng makanan. Minyak ini biasanya berubah warna menjadi kecoklatan dan beraroma tidak sedap, karena sering digunakan.

Jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.  Namun saat ini, minyak jelantah bisa diolah menjadi bahan bakar avtur (Sustainable Aviation Fuel/SAF)  yang digunakan untuk penerbangan.

Karena itu, saat ini Pertamina menyediakan UCOllect untuk menampung minyak jelantah tersebut. Bila masyarakat yang menyetor minyak jelantah ke UCOllect maka akan dibayar Rp6.000 perliter.

Menurut Environment Officer Kilang Pertamina Plaju, Thariq Miswary, melalui UCOllect box ini masyarakat umum bisa menyetor minyak jelantah. Setelah menyetor minyak jelantah tentunya akan dibayar secara digital bisa dana, gopay dan lainnya.

Baca Juga:

Jadi, masyarakat yang ingin menyetorkan minyak jelantahnya bisa datang ke lokasi yang tersedia UCOllect di Palembang dengan membawa jerigen, tuturnya, belum lama ini.

Minyak jelantah yang ada di UCOllect box ini selanjutnya dikumpulkan setelah banyak akan dikirim ke Cilacap dan nantinya akan diproses. Minyak bekas pakai ini kini dapat diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar ramah lingkungan yang mampu memangkas emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur konvensional.

Untuk pengangkutan minyak jelantah ini ke Cilacap melalui jalur darat. Fasilitas alat ini untuk di Pulau Sumatera ini merupakan perdana tetapi kalau di daerah lain seperti Pulau Jawa dan Bali sudah ada.

Kalau jumlah minyak jelantah itu banyak, maka pihaknya bisa jemput bola, tambah dia.

Di Palembang fasilitas UCOllect saat ini tersedia di kawasan Komperta Kilang Pertamina Plaju dan Komperta Sungai Gerong, yang menjadi pionir titik pengumpulan minyak jelantah di Sumatera. Tepatnya berlokasi di toko swalayan Coopmart, Jalan Antara No. 292, Kelurahan Komperta, Kecamatan Plaju, Kota Palembang.

Kehadiran alat ini tentunya memungkinkan masyarakat luas untuk menyetorkan minyak jelantah agar tidak terbuang percuma dan justru dapat dimanfaatkan kembali sebagai energi terbarukan.

Berikut langkah-langkah untuk penggunaan UCOllect box yang bisa menampung minyak jelantah yakni :
1. Buka aplikasi MyPertamina dan pastikan Anda sudah terdaftar.

2. Pilih program Dari Minyak Jelantah Jadi Rupiah lalu klik Info Lebih Lanjut untuk mulai proses pengumpulan minyak jelantah.

3. Pilih Kode QR di halaman depan aplikasi. Arahkan QR di HP ke layar UCOllect Box. Kunci pintu disposal akan terbuka secara otomatis.

4. Buka pintu disposal dan tuangkan jelantahnya. Tutup pintu disposal saat semua minyak turun.

5. Mesin otomatis mengkalkulasi jumlah jelantah yang disetor dan komisi akan langsung masuk ke akun UCOllect-mu.

Selama ini sumber pasokan minyak jelantah di UCOllect yang ada sangat beragam, mulai dari dapur Koperasi Wanita Petra (KWP), rumah tangga pekerja, hingga partisipasi masyarakat umum di sekitar Plaju, Palembang.

Pengurus Dapur KWP di Komperta Plaju Yetti Andriati Cahyani (39), ketika ditemui baru-baru ini menyetorkan 14,93 liter minyak jelantah dari sisa pengolahan di dapur yang menyediakan konsumsi rutin pekerja.

"Jadi, sebagai dapur dengan standar kebersihan dan higiene yang ketat, kita selalu mengganti minyak goreng dengan yang baru setiap selesai memasak, lalu kita setorkan minyak yang sudah tidak terpakai ke UCOllect Box setiap minggunya,” katanya.

Ia mengatakan, setiap harinya, pihaknya menggunakan minyak goreng sekitar 5 liter hingga 10 liter untuk memasak, dan sisa pakai dari minyak goreng itu dikumpulkan dan kalau sudah banyak baru disetorkan ke UCOllect box.

"Lumayan juga bisa dihargai Rp6.000 perliternya dan nanti uangnya bisa digunakan untuk keperluan lainnya atau untuk  operasional dapur. Selain mengurangi limbah minyak jelantah ini tentunya bisa memberikan tambahan," ujarnya.

Sementara Ajelin (36) Warga Sukabangun Palembang menuturkan, kalau memang ada sosialisasi yang dimulai Februari 2025 kalau ada pengumpulan minyak jelantah di UCOllect ini.

UCOllect Box di Komperta Plaju terus menunjukkan peningkatan signifikan dan kini menjadi bagian penting dalam rantai pasok bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF) Pertamina.

Penyediaan UCOllect Box ini menjadi salah satu cara meningkatkan partisipasi publik dalam mendukung ekosistem produksi SAF sebagai produk unggulan baru Pertamina. Pertamina tidak hanya menyediakan teknologi, tetapi juga membuka pintu partisipasi publik.

Berdasarkan data Environment-HSSE Kilang Pertamina Plaju, hingga September 2025, telah terkumpul 1.547 liter minyak jelantah melalui UCOllect Box, sejak dioperasikan Februari 2025 lalu, dengan rata-rata 175 liter minyak jelantah berhasil dikumpulkan setiap bulannya.

Pada Agustus lalu, Pertamina resmi mengumumkan keberhasilan memproduksi SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Refinery Unit IV di Cilacap.

Sementara CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III, Siti Fauzia, menegaskan bahwa program ini merupakan dukungan Kilang Pertamina Plaju dalam memperkuat ekosistem produksi SAF sebagai produk bahan bakar yang berkelanjutan, yang saat ini menjadi salah satu produk unggulan PT KPI, menjadi langkah strategis untuk menghubungkan dapur masyarakat dengan agenda besar transisi energi.

Baca Juga:

“Dengan pengumpulan minyak jelantah ini, kita mengajak masyarakat mendaur ulang limbah rumah tangga agar memiliki nilai ekonomi sekaligus mendukung energi hijau. Pertamina mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekosistem energi bersih yang berkelanjutan, dengan mengumpulkan setiap tetes jelantah di dapur untuk menjadi produk SAF,” ujarnya.

Selain itu, inisiatif pengumpulan minyak jelantah melalui UCOllect Box ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Sementara itu Anggota DPRD Sumsel dapil I Kota Palembang, Abdullah Taufik, menyambut baik beroperasinya UCOllect  tersebut, yang bisa menambah pendapatan masyarakat dengan menyetorkan minyak jelantahnya.

Selain itu minyak jelantah ini tentunya bisa diolah kembali menjadi  bahan bakar yang berguna, ujarnya. (Susilawati)

Editor: Susilawati

Related Stories