Kamis, 27 Agustus 2020 22:21 WIB
Penulis:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Dukungan teknologi kekinian, dan dalam kondisi pandemi COVID-19 menjadi langkah tepat untuk mengoptimalkan transaksi non tunai yang mulai digalakkan perbankan akhir-akhir ini.
Begitu juga dengan Program Rumah Zakat Bank Sumsel Babel (BSB) yang diluncurkan kemarin, mengimplementasikan transaksi non tunai dalam setiap penyaluran zakat kepada penerima.
Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Raharjo, mengatakan peluncuran rumah zakat BSB bukan hanya menjadi upaya mengetaskan angka kemiskinan di daerah tersebut.
"Namun, juga menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat menggunakan transaksi non tunai," kata dia.
BSB menerapkan program penyaluran zakat yang berbasis teknologi terkini, tambah Ventje tentu diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain.
Dimana sampai kini, penghimpunan zakat masih menggunakan cara lama yang tentu tidak mudah dikontrol, tambah dia.
Lalu, apa keuntungan dengan penghimpunan zakat berbasis teknologi, dia menjelaskan semua transaksi dalam penyaluran zakat tercatat secara terinci.
Karena setiap penerima zakat atau Mustahik dilengkapi barcode yang berguna untuk mengindentifikasi transaksi dengan rinci, ujarnya.
Apalagi, Vetje mengungkapkan, dengan tidak menggunakan uang tunai atau cashless akan mampu meminimalisir penyebaran COVID-19.
Saat ini, tidak melakukan transaksi tunai tentu menjadi pilihan dalam setiap kegiatan usaha agar terhindari dari terpapar virus, ungkap dia.
Bank Sumsel Babel sendiri, berdasarkan penjelasan Direktur Utama Bank Susmel Babel, Achmad Syamsyudin selama ini telah melakukan penghimpunan dana zakat secara berkelanjutan.
Dana yang zakat karyawan mencapai Rp2,5 miliar. Saat ini, 40 persen dari jumlah tersebut disalurkan dengan menggunakan aplikasi sedangkan dana lainnya melalui badan amil zakat.
Dia menjelaskan, khusus untuk menggunakan aplikasi pihaknya menyalurkan zakat produktif dengan sasaran yang tepat.
Program ini ditargetkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. "Termasuk juga bekerja sama dengan pemilik warung yang melakukan transaksi non tunai," ujar dia.(ert)