Selasa, 22 Juli 2025 08:25 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
Editor:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co - PT Kereta Api Indonesia (KAI) secara bertahap telah menghapus kelas bisnis sejak 2016, menggantikannya dengan varian baru Ekonomi Premium sebagai jembatan antara kelas ekonomi dan eksekutif.
KAI bermaksud untuk menyederhanakan pilihan layanan sekaligus menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih tersegmentasi dan efisien. Penghapusan kelas bisnis membawa dampak langsung bagi penumpang, mulai dari pola konsumsi tiket hingga kenyamanan dalam perjalanan.
"Peningkatan layanan akan terus dilakukan, khususnya pada kelas Ekonomi agar semakin nyaman," jelas Vice President Public Relations KAI, Anne Purba,
Kini, penumpang hanya memiliki dua pilihan utama, kelas ekonomi dan eksekutif. Ekonomi hadir dalam berbagai subkelas dengan rentang harga dinamis, sementara eksekutif menjadi pilihan premium dengan kenyamanan maksimal.
Dengan hilangnya kelas bisnis, KAI mendorong dua kutub pengguna, penumpang berorientasi anggaran (budget-conscious) memilih kelas ekonomi, sementara penumpang yang mengutamakan kenyamanan beralih ke eksekutif atau bahkan kelas luxury.
Sementara itu, kelas Ekonomi Premium atau dikenal sebagai Ekonomi New Generation, menjadi solusi transisi bagi mereka yang menginginkan kenyamanan lebih baik tanpa membayar setinggi harga tiket eksekutif.
"Modernisasi sarana ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KAI dalam meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, sekaligus memperkuat ekosistem industri dalam negeri melalui peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," tambah Anne.
Transformasi Kelas Ekonomi: Lebih Nyaman, Lebih Modern
Untuk menjawab kebutuhan kenyamanan penumpang kelas menengah, KAI menghadirkan dua jenis kereta ekonomi terbaru yang telah mengalami peningkatan fasilitas secara signifikan.
Pertama adalah Ekonomi New Generation hasil modifikasi dari Balai Yasa Manggarai. Kereta ini memiliki kapasitas 72 kursi, lebih lega dibanding ekonomi lama (80–106 kursi).
Kursinya sudah menggunakan model captain seat yang dapat dimiringkan (reclining) dan diputar (revolving). Fasilitas pendukungnya meliputi stop kontak per kursi, toilet duduk dengan pengering tangan, serta AC sentral dan pencahayaan modern. Jenis kereta ini sudah digunakan pada rute populer seperti Gaya Baru Malam Selatan, Blambangan Ekspres, dan Jaka Tingkir.
Jenis kedua adalah Ekonomi Stainless Steel New Generation yang diproduksi oleh PT INKA. Kereta ini menggunakan bodi baja nirkarat tahan korosi dan bogie K10 yang memungkinkan kecepatan hingga 120 km/jam.
Fasilitas unggulannya mencakup dua stop kontak dan port USB per kursi, pintu otomatis, layar informasi digital, serta toilet duduk yang dilengkapi foot washer. Kereta tipe ini melayani rute Logawa, Jayabaya, dan Progo yang banyak diminati masyarakat.
Perbandingan Kelas Ekonomi
Jika dibandingkan, Ekonomi Konvensional memiliki kapasitas kursi 80–106 dengan tipe kursi tegak dan berhadapan, AC split/sentral, stop kontak yang terbatas, toilet jongkok, serta kecepatan maksimal 90-100 km/jam.
Sementara itu, New Gen Manggarai menawarkan kapasitas 72 kursi dengan captain seat yang bisa diputar, AC sentral, stop kontak di setiap kursi, toilet duduk dengan pengering tangan, dan kecepatan maksimal 100 km/jam.
Adapun Stainless Steel New Gen memiliki fitur serupa namun lebih unggul dengan kecepatan hingga 120 km/jam, dua stop kontak plus USB per kursi, pintu otomatis, dan toilet dengan fasilitas foot washer.
Dengan pilihan kelas yang semakin jelas, penumpang kini bisa menyesuaikan kebutuhan dan bujet. Ekonomi New Generation ideal untuk perjalanan jarak menengah (4–8 jam) seperti Jakarta–Yogyakarta.
Sementara Eksekutif atau Luxury cocok untuk perjalanan jarak jauh atau urusan bisnis. Untuk mendapatkan harga terbaik, penumpang disarankan memesan tiket sejak H-30 agar bisa memperoleh subkelas termurah seperti Z atau P.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 21 Juli 2025.