Tren Harga Karet Naik, Harga Lelang UPPB Muba Rp12.000/Kg

Minggu, 28 Februari 2021 01:06 WIB

Penulis:Nila Ertina

Bupati Muba Dodi Reza Alex bersama petani karet Muba
Bupati Muba Dodi Reza Alex bersama petani karet Muba

SEKAYU, WongKito.co - Tren harga komoditas karet di dunia naik, efek dari keputusan Arab Saudi memangkas produksi minyak secara sukarela dalam jumlah besar di bulan Februari dan Maret. Di Musibanyuasin Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Serasan Sekate harga lelang karet mencapai Rp12 ribu per kilogram.

"Kenaikkan karet akhir-akhir ini menggairahkan petani di Muba, kita sangat bersyukur," kata Plt Kadisbun Muba, Akhmad Toyibir SSTP MM, Sabtu (27/2/2021).

Ia mengungkapkan, di Musibanyuasin kenaikkan harga komoditas karet tentunya juga tak bisa lepas dari kebijakan pemkab setempat.

"Bupati telah mengoperasikan pabrik aspal karet, yang notabene secara reguler membutuhkan bahan baku dari petani," ujar dia.

Inovasi pembangunan infrastruktur jalan aspal yang bercampur karet, tambah dia berperang signifikan dalam mendongkrak perekonomian masyarakat desa.

Hingga kini, mayoritas petani mengantungkan hidup dari komoditi getah karet, ungkap dia.

Per Jumat (26/2/2021) harga karet Sumatera Selatan untuk kadar karet kering (KKK) 100% Rp24.008 per kilogram, KKK 70 persen Rp16.806, KKK 60% Rp14.405 dan KKK 50% Rp12.004 dan KKK 40% Rp9.603 per kilogram.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Rudi Arpian mengungkapkan terdongkraknya harga karet dipengaruhi oleh keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak secara sukarela dalam jumlah besar di bulan Februari dan Maret.

Sebelumnya juga ada komitmen pemangkasan produksi oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Rudi menambahkan, minyak merupakan bahan baku karet sintetis. Dengan mahalnya harga minyak maka konsumen akan beralih ke karet alam. Dengan demikian permintaan meningkat dan produksi masih tetap memicu harga untuk terdongkrak naik.

“Minyak naik, nilai tukar Rupiah ke USD naik. Jadi harga getah karet kembali terdongkrak naik,” ulasnya.

Secara keseluruhan kondisi seperti sekarang ini punya momentum cukup kuat untuk harga bisa bertahan antara 19-20 ribu perkilogram. Namun menurut Rudi”, berapa lama bertahan tidak dapat diduga karena faktor lain dapat juga mempengaruhi harga menjadi menurun.

“Harga di tingkat UPPB lelang mingguan hari ini berkisar antara 10-12 ribu per kg untuk KKK antara 50-60%. Sementara harga di karet harian di tingkat petani tradisional masih berkisar Rp 6000 - 8000 perkilogram,” terang dia.

Dijelaskannya, harga komoditi karet di Sumatera Selatan sangat tergantung dengan harga Internasional, khususnya di Bursa Singapore Comodity (SICOM), setiap hari harga bisa naik atau turun.

Setidaknya ada enam faktor yang mempengaruhi harga karet di pasar internasional. Rudi merinci antara lain nilai tukar rupiah terhadap dolar, penggunaan karet sintetis sebagai kompetitor karet alam, supplay dan demand, perkembangan industri berbahan baku karet, faktor cuaca dan hama penyakit, serta permainan spekulan di pasar berjangka internasional.

Sejak masa pandemi COVID-19 harga di pasar internasional mendapat harga keseimbangan baru. Permintaan industri hilir berbahan baku karet lagi menurun dan produksi karet dari negara-negara produsen pun menurun akibat penyakit gugur daun tahun lalu belum pulih dan cuaca ekstrim di negara produsen karet. (rel/ert/tri)