BucuKito
Badai Matahari Mengejutkan Hantam Bumi
JAKARTA - Badai matahari yang berpotensi mengganggu menghantam Bumi tanpa peringatan sungguh mengejutkan para ilmuwan. Terjadi pada 25 Juni dan berlanjut hampir sepanjang 26 Juni.
Menurut Spaceweather.com Rabu 29 Juni 2022 melaporkan para ilmuwan mengklasifikasikannya sebagai badai kelas G1. Kelas yang cukup kuat untuk membuat fluktuasi jaringan listrik yang lemah, menyebabkan dampak kecil pada operasi satelit, mengganggu kemampuan navigasi beberapa hewan yang bermigrasi, dan menyebabkan aurora yang sangat kuat.
Badai matahari yang tidak terduga terjadi bertepatan dengan puncak penyelarasan lima planet yang sangat langka. Dalam kejadian tersebut Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus berbaris di langit dalam urutan kedekatannya dengan matahari. Fenomena yang belum pernah terjadi sejak 1864.
Baca Juga:
- Ponsel China Kian Perkasa di Rusia, Berkah di Tengah Perang
- Prodi Jurnalistik-Ombudsman Perkuat Peran Jurnalisme Warga, Wujudkan Transformasi Layanan Publik Prima
- Setelah Pertalite dan Solar kini Pemerintah Diam-Diam , Uji Coba Aplikasi MyPertamina untuk LPG 3 Kg
Para astronom amatir di belahan bumi utara mampu menangkap gambar aurora yang mengejutkan saat mereka melakukan photobomb pada planet-planet yang tersusun rapi.
Para ilmuwan awalnya menduga coronal mass ejection (CME) menyebabkan badai aneh. Ini adalah aliran plasma besar dengan medan magnet tertanam yang dikeluarkan dari bintik matahari. Tetapi mereka tidak tahu apakah itu terjadi di sisi Bumi atau sisi jauh matahari.
Namun, para ahli kini memperkirakan penyebab badai adalah co-rotating interaction region (CIR) matahari. Fenomena yang jauh lebih jarang. Ini adalah zona transisi antara aliran angin matahari yang bergerak lambat dan cepat.
Zona ini menciptakan penumpukan plasma yang tiba-tiba dapat melepaskan gelombang kejut yang mirip dengan CME tetapi tidak menyebabkan bintik matahari. Ini membuatnya lebih sulit untuk dideteksi di permukaan matahari.
Baca Juga:
- BPH Migas Terapkan Aturan Pembelian Pertalite, Berlaku Agustus 2022
- Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Pastikan Ketersediaan Avtur Penerbangan Haji Embarkasi Palembang
- Intip Ini 10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia
Angin matahari yang menerjang Bumi pada 25 dan 26 Juni mencapai puncaknya sekitar 2,52 juta kilometer per jam. Ini konsisten dengan CIR lain di masa lalu.
Badai matahari yang mengejutkan menghantam Bumi kurang dari seminggu setelah terdeteksi adanya bintik matahari raksasa dengan mencapai diameter maksimum lebih dari 2,5 kali ukuran Bumi.
Bintik matahari raksasa memicu kekhawatiran CME yang berpotensi merusak menghantam planet kita. Tetapi titik itu akhirnya menjauh dari Bumi saat matahari berotasi. Para ilmuwan tidak tahu apakah ada hubungan bintik matahari raksasa dengan badai matahari.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 30 Jun 2022