Ekonomi dan UMKM
BI Sebut Pengguna QRIS Sumsel Hampir 100 Persen
PALEMBANG, WongKito.co - Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan mengungkapan penggunaan pembayaran secara digital atau QRIS sudah mencapai 98,68 persen.
"Alhamdulilah capaian pengguna QRIS mendekati sempurna dan terus kita dorong agar penyebarannya merata di kabupaten kota di Sumsel," kata Kepala BI Sumsel, Hari Widodo disela pembukaan Festival Digital Kito Galo di Hotel Arista, Rabu (1/12/2021).
Meskipun sudah mendekati 100 persen, namun Hari menambahkan saat ini penyebaran penggunaan QRIS ini masih terpusat di Palembang yang mencapai 60 persen dan sisanya digunakan di kabupatan kota yang dekat, seperti Banyuasin dan Ogan Ilir. Sisanya 3-4 persen merata digunakan di kabupaten kota lainnya di seluruh Sumsel.
Dari jumlah tersebut 90 persen QRIS digunakan oleh UMKM baik di pasar tradisional, pedagang makanan jalanan atau di gerobak pedagang dan juga merchand di mal, tambah dia.
- Hari AIDS Sedunia: 4.700 ODHA Sumsel Terus Berjuang di Tengah Pandemi
- Resep Kue Ketan Srikaya Bikin Ketagihan
- Maskapai di Dunia Bersiap Lakukan Penyesuaian Penerbangan Akibat Omicron
Transaksi yang paling banyak digunakan yakni pembelian baik pembelian langsung maupun pembelian daring, Sisanya donasi dan keagamaan dan transaksi yang berhubungan dengan pemerintahan dan lainnya.
Hari mengatakan akan terus mendorong percepatan dan pemerataan digitalisasi dengan mengandeng semua stakeholder terkait baik perbankan, pemerintahan hingga UMKM dan kelompok lainnya.
Penerapan digitalisasi perbankan ini cepat, mudah, murah, aman dan handal. Penggunaan digitalisasi pembayaran ini membuat masyarakat tidak harus memiliki rekening karena bisa top up dana dari mana saja termasuk dari mini market.
Hal ini juga memudahkan masyarakat yang ada di desa atau pelosok daerah yang belum tersentuh layanan bank tetap bisa menggunakan pembayaran digital.
"Digitalisasi perbankan ke depannya memang mendorong agar bankable namun sebelum sampai kesana semua bisa memanfaatkan layanan ini asal didukung oleh perangkat, sinyal memadai dan tentu saja saldo yang cukup untuk bertransaksi," ujar dia.
Transaksi Digital lebih Aman
Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya meminta kepada pemerintah kabupaten kota di Sumsel agar terus menyosialisasikan pembayaran dan transaksi digital, khususnya kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) karena aman dan minim dari tindak kejahatan.
"Pembayaran digital cukup menggunakan handpone pada saat melakukan transaksi pembayaran jadi lebih aman," ujarnya.
Lebih lanjut Hari Widodo mengatakan saat ini digitalisasi sudah bisa digunakan di 13 pasar tradisional di Palembang diantaranya pasar Padang Selasa, Gubah, Bukit kecil, Sekip ujung, Soak bato, 10 Ulu dan Tangga buntung.
Disinggung soal risiko kehilangan dana karena tindakan cyber crime, Hari mengakui memang ada potensi tersebut namun itu bisa dimitigasi dan dicegah karena untuk dihilangkan 100 persen tidak mungkin tapi bisa diminimalkan.
Penggunaan QRIS juga lebih mudah dari pada penggunaan EDC karena investasi EDC itu mahal bari dari sisi investasi perbankan atau toko itu sendiri.
"Kalau pakai QRIS cukup menempelnya dengan kertas saja dan pembeli tinggal scan, jadi murah tidak harus investasi mahal sehingga penggunaannya akan lebih cepat," tutup Hari.
Implementasi festival Digital Kito Galo juga diisi dengan kegiatan virtual webinar bersemangat yang merupakan rangkaian kegiatan festival.
Webinar bersemangat dilaksanakan secara daring, Rabu (1/12/2021) diisi oleh sejumlah pemateri yakni plt Pemimpin Divisi Teknologi dan Sistem Informasi Bank Indonesia, Kepala Grup Sistem Pembayaran Ritel Bank Indonesia, Fitrilya Irmi, Head of Acquisition ShopeePay Lala Eka Nilam dan Ekonom Senior Kelompok Pengembang Inivasi Teknologi SP untuk Ekonomi dan Keuangan Digital.(*)